Chapter #4

59.3K 2.3K 128
                                    

"Ketika kita saling menaruh hati, tetapi keadaan tidak mendukung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ketika kita saling menaruh hati, tetapi keadaan tidak mendukung. Mengikhlaskan adalah jalan satu-satunya." ~ Shaka

***

Aku menghembuskan nafas kasar, ketika semua perkataanku tidak tergubris seperti biasa. Radzana, memang bukan teman bicara yang baik untuk siapa pun. Apalagi hari ini perempuan itu berubah sedikit aneh, apa dia marah karena terbangun dipelukanku pagi ini?

Memang semalam aku yang membawanya kesini. Entah kenapa melihat dia berpangutan dengan client tuanya, mampu membuat darahku mendidih, padahal biasanya tidak begitu. Mungkin kejadian masa lalu, sedikit menorehkan trauma dalam diriku, bagaimana dengan cerobohnya wanita itu menghadirkan kehidupan di dalam rahimnya.

Jakarta,Sep, 2011.

"Huekkk..."

Suara itu semakin terdengar, ketika langkahku mulai memasuki kamar bernuansa kecoklatan milikku dan Radza. "Hey, kamu kenapa?" tanyaku khawatir tetapi tidak ada respon.

Tanpa pikir panjang kuketuk pintu kamar mandi berkali-kali, tetapi hasilnya nihil. Tidak ada jawaban sama sekali. "Radza, buka pintunya, kamu kenapa?!"

"Aku tid... huek..."

"Kamu kenapa, Radza?!" tanyaku tidak sabar. "Jika tidak dibuka, aku dobrak!"

"Iya, sebentar."

Setelah itu, hanya suara air mengalir yang terdengar. "Aku tidak apa." Pintu  putih itu terbuka, menampilkan sosok Radza yang terlihat sangat kacau.

"Berapa gelas wine yang kamu teguk malam ini?" tanyaku to the point.

Radza mendongak menatapku tidak terima. "Tidak ada hubungannya dengan wine!"

"Tidak usah berbohong, Radza. Aku tau kamu gila minum." ejekku.

"Malam ini aku tidak pergi ke club sama sekali, bagaimana mungkin aku bisa minum?"

Aku tertawa sinis, apakah perempuan ini akan membohongi seorang Shaka Malik? Jelas sekali tadi sore dia pergi lebih awal dariku, jika tidak pergi ke club, maka mau kemana lagi perempuan murahan ini?

"Aku mual beberapa hari ini, dan puncaknya tadi sore." Aku mengernyit ketika perempuan itu mulai bercerita. Tumben, ada apa dengan manusia satu ini? Jarang sekali dia mau terbuka denganku . "Aku pergi ke apotik untuk menebus obat, sekalian iseng aku membeli ini."

SELFISH (TERBIT)Where stories live. Discover now