Chapter - 03

7.6K 352 7
                                    

Malam itu seorang laki-laki sedang melihat pantulan dirinya di cermin sambil sedikit merapihkan rambutnya.

Ia mengenakan kemeja lengan panjang berwana hijau dan juga celana panjang hitam tak lupa juga untuk memakai pomade di rambutnya dan menyemprotkan parfum beberapa kali pada bajunya.

Setelah ia memastikan penampilannya sudah sempurna ia bergegas melangkahkan kakinya keluar dari sebuah penthouse mewah dan segera masuk ke dalam lift menuju basement dimana ia memarkirkan mobilnya.

Sesampainya di basement, ia masuk ke sebuah mobil sedan sport lalu melajukan mobil itu keluar dari basement.

Kota New York masih terlihat ramai seperti biasanya meskipun sekarang sudah pukul 10 malam.
Lampu-lampu jalan yang menerangi kota itu menambah kesan indah pada setiap sisi jalan.

Setelah melajukan mobil dijalanan kota New York selama kurang lebih 25 menit akhirnya laki-laki itu berhenti dan memarkirkan mobil.

Laki-laki itu turun dari mobil dan berjalan menuju sebuah tempat yang tidak jauh dari tempa yang bertuliskan Bar & Lounge .

"Shawn!!!"
Panggil seorang pria yang sedang duduk di sofa.

Laki-laki yang merasa namanya dipanggil itu akhirnya menoleh lalu berjalan menuju ke sofa yang berada di sudut ruangan bagian belakang.

"What's up guys?"
Sapa Shawn sambil menepuk pundak Mike tamannya yang memanggilnya tadi lalu duduk di sofa.

"Bagaimana kau bisa telat di acaramu sendiri huh?" tanya Mike sambil memukul-mukul bahu Shawn.

"Ia pasti telat karna habis mengencani wanita." sahut Wayn sambil mengedipkan matanya ke arah Shawn.

"Iya benar, aku melihat berita gosipmu itu di TV Shawn, apa kau benar mengencani Hanna?"
Tanya Jessica sambil mencondongkan tubuhnya dan memasang muka bertanya-tanya.

"Tidak, tidak, tidak.. Itu semua tidak benar. Aku telat karna aku harus mengurus beberapa pekerjaanku."
Kata Shawn sambil meneguk segelas minumannya.

"Dan untuk yang kau bilang Jessica, aku tidak berkencan dengan Hanna."
Lanjutnya.

"Sudahlah dari pada kalian meributkan gosip-gosip itu lebih baik kita bersenang-senang."
Kata Nick yang dari tadi tidak begitu menggubriskan pembicaraan teman-temannya yang lain.

Akhirnya setelah beberapa pertanyaan itu mereka memutuskan untuk tidak membahas masalah gosip itu lagi dan bersenang-senang.

Mike, Wyne, Nick dan Jessica adalah teman baik Shawn sejak dulu.
Dari antara keempat temannya itu hanya Nick lah yang bersikap lebih pendiam dan dewasa.

Shawn adalah seorang musisi muda.
Banyak kaum hawa dibuatnya tergila-gila karna ketampanannya.
Shawn memiliki banyak penggemar, baik dari kaum wanita ataupun pria.

Shawn tidak hanya tampan, ia juga sangat berbakat dalam bidang seni musik yang ia geluti saat ini yang sudah menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Tak bisa dipungkiri kalau Shawn sangat digemari oleh orang-orang dan pastinya semua orang sudah mengenalnya saat ini, karna wajah Shawn sudah sering muncul di televisi mancanegara.

-----------------------------

Candice mengedip-ngedipkan matanya lalu meregangkan tubuhnya.
Ia meraba-raba sofa mencari ponselnya.
Setelah ia mendapatkan ponselnya ia melihat layar ponselnya itu.

"Apa!!sudah pukul 1!!!"
Posisi tubuh yang tadi masih berselonjor di sofa mendadak sudah berubah menjadi posisi duduk karna terkejut.

"Kenapa Celine tidak menelponku?"
Sambil menekan beberapa angka untuk menghubungi Celine.

"Huh, tidak aktif. Kenapa ia tidak memberiku kabar."
Sambil mengerucutkan bibirnya.

Tiba-tiba perutnya berbunyi karna lapar.
Ia lupa kalau ia belum makan sejak siang.

"Aduh, aku lapar sekali bagaimana ini? Sekarang sudah pukul 1 dan jalanan di depan apartemen juga sudah lumayan sepi." sambil mengintip ke jalanan depan melalui jendela.

"Apa aku tidur saja?"
Ia pun berjalan ke dalam kamar dan merebahkan tubuh di ranjang untuk mencoba tidur namun sia-sia saja karna ia merasa sudah tidak mengantuk.

"Baik lah, aku akan keluar mencari makan saja kalau begitu."
Sambil berjalan ke lemari pakaian untuk mengambil sebuah jaket dan berjalan keluar dari apartemennya.

Setelah ia berjalan keluar dari gedung apartemennya ia mulai mengutak ngatik ponselnya untuk mencari dimana letak toko yang menjual makanan di dekat apartemennya.

"Ayolah ponselku sayang, aku hanya bisa mengandalkanmu sekarang."
Terus mengutak-ngatik ponselnya dan melihat arah jalan melalui ponselnya.

Ia berjalan cukup jauh dan menemukan restoran yang ditunjukkan ponselnya itu namun sayang restoran itu sudah tutup pukul 12.

Tak mau berhenti disitu ia terus mencari restoran atau toko lain melalui ponselnya sambil mengikuti arah yang ponselnya arahkan.

"Kenapa jauh sekali, aku sudah sangat lapar!!!"
Katanya dengan nada tinggi.

Ia mulai merasa kesal dan perutnya juga sudah benar-benar tidak bisa di ajak kompromi.

"Aaaa!!!ada apa denganmu??aduh, kenapa mati?"
Ia melihat ponselnya sedikit panik, ponsel yang sedang ia gunakan dari tadi tiba-tiba sudah mati.

"Aaaa!!!sial!!aku lupa mengisi batrainya dari tadi di pesawat.bagaimana ini?"
Katanya bingung sambil memukul-mukul dahinya.

"Dimana aku sekarang? Huh, ini semua karna Celine, jika ia tadi tidak menyuruhku untuk menunggu maka sudah pasti aku keluar mencari makan dari tadi." katanya dengan kesal

"Lihatlah Celine, jika aku sampai tersesat atau diculik, maka kupastikan kau akan terima akibatnya."
Lanjutnya sambil terus berjalan.

Berjalan sendirian tanpa petunjuk arah dari ponselnya membuatnya kebingungan sekarang.

Tak jauh dari tempatnya sekarang ia melihat sebuah tempat yang lampunya masih menyala.

Ia memutuskan untuk sedikit berlali menuju tempat itu berniat untuk meminjam charger atau sekedar menanyakan arah.

Tapi setelah ia sampai di tempat itu ia membaca tulisan Bar & Lounge yang membuatnya mengurungkan niatnya itu.

Akhirnya ia berjalan kembali sedikit menjauhi tempat itu dan berhenti di sana sambil berfikir dan melihat-lihat ke arah jalanan.

"Bagaimana ini, dari tadi aku hanya fokus pada ponselku. Aku tidak tau harus kemana sekarang."
Ia terus fokus melihat ke arah jalanan memalingkan pandangannya ke kiri dan ke kanan sambil berfikir.

Ia berfikir sangat keras berharap otaknya itu dapat menemukan arah jalan untuk kembali ke apartemennya namun sepertinya sia-sia saja.

----------------------------

Masih sepi yang baca ya..
Apa ceritanya bener2 kurang menarik? Tolong di komen ya kekurangannya dimana, biar bisa aku perbaiki untuk next storynya :)

Trouble With SuperstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang