Chapter - 44

3K 137 20
                                    

Halo sahabat wattpad..
Mau kabarin kalau kali ini aku update agak pendek karna aku baru aja oprasi kemarin dan baru bisa tulis segini.
Ini aku sambil nulis sambil tahan sakit, semoga ga mengecewakan dan pd suka ya.
Kalau ada kekurangan mohon di kasih pencerahan ya guys.
Hehehe.

Happy Reading
Love L.K

Shawn POV

Aku duduk di samping tempat tidurku saat ini sambil menarik rambutku.

Flashback

"Bagaimana jika aku bilang aku mencintaimu?"

"Kau bercanda?" Tanyaku namun ia menatapku dengan penuh keseriusan dan oke, aku tau jika ia tidak sedang bercanda.

"Sejak kapan?" Tanyaku.

"Sejak kau bersama Candice."
Jawabnya.

"Mungkin aku terdengar egois, tetapi aku juga tidak mengerti dengan perasaanku. Sejak kau bersama Candice aku merasa kehilangan, aku yang biasanya selalu berada di sisimu namun sekarang ia yang berada di sisimu bahkan kebahagiaanku dulu sekarang menjadi kebahagiaannya. Aku tidak bisa melihat kau dengannya, hatiku sakit. Aku baru sadar kalau aku mencintaimu" Jawabnya dengan air mata yang sudah tergenang di kedua matanya.

"Mengapa baru sekarang? Mengapa baru sekarang kau bilang mencintaiku? Jessica mengertilah, aku bersama Candice sekarang. Waktu kita sudah berlalu Jess, waktu dimana aku selalu menunggumu untuk membuka hatimu untukku. Aku lelah Jess, aku lelah menunggumu selama bertahun-tahun meskipun kau menyakitiku. Aku ingin juga merasakan kebahagiaan itu."
Jawabku lalu menghembuskan nafas beratku.

"Maaf Shawn, aku baru menyadarinya. Maafkan aku jika membuatmu terus menunggu, tetapi aku janji aku akan membuatmu bahagia, beri aku kesempatan Shawn." Ia meraih tanganku dan ia menggenggamnya.

"Maaf Jess, ini semua sudah terlambat. Aku sudah bersama dengan Candice."

Kini ia memalingkan wajahnya dan aku tau air matanya sudah mengalir di kedua pipinya dan aku tidak bisa membiarkan itu.

Aku menakup wajahnya membuatnya menatapku, mata yang dulu selalu kupandang yang selalu memancarkan kebahagiaan kini penuh dengan air mata.

Dengan kedua jariku, aku mengusap air mata yang masih mengalir lalu membawanya ke dalam pelukanku.
Perlahan aku mengusap punggungnya membentuk lingkaran untuk menenangkannya.

"Shhh.. jangan menangis." Kataku menenangkannya.

"Aku..aku.. mencintaimu.."
Katanya tersedu-sedu, aku memejamkan mataku, masih memeluknya.

"Ya, aku tau tetapi keadaan sudah berbeda. Kau harus mengerti." Bisikku tetapi ia langsung melepaskan pelukanku.

"Apa yang berbeda?kau bilang kau sudah bersama Candice bukan?bahkan kau sendiri saja belum memiliki hubungan apapun dengannya. Aku tau Shawn, aku tau, Candice pernah membicarakannya padaku. Kau tidak memiliki hubungan apapun dengannya selain hubungan ranjang bukan?"

Kata-katanya membuatku terdiam.
Benar apa yang ia katakan, bahkan kami tidak memiliki status apapun.

"Shawn." Panggilnya membuatku tersadar dari fikiranku.

"Apa kau mencintaiku?" Ia menakup wajahku untuk menatap matanya.

"Jawab aku Shawn. Apa kau mencintaiku?"

Pertanyaannya membuatku bungkam 1000 bahasa layaknya orang yang tidak bisa berbicara.
Aku bahkan sudah tidak bisa menatap matanya, entah mengapa pertanyaan ini seakan tidak bisa kujawab bahkan untuk diriku sendiri aku tidak tau apa jawabannya.

'Apa aku mencintainya?atau aku tidak mencintainya' pertanyaan itu terus berputar di benakku.

"Jawab aku Shawn." Katanya yang lagi-lagi membuatku tersadar.

Aku menghembuskan nafas beratku lalu melepaskan tangannya dari wajahku dan berjalan meninggalkannya.

"Maafkan aku." Kataku sebelum benar-benar meninggalkannya.

Kata-kata Jessica semalam berdampak besar padaku, contohnya saja hari ini.
Selama pengambilan video hari ini aku sama sekali tidak fokus, bahkan tidak ada satupun video yang dapat digunakan.

Ting tong..
Ting tong..
Bunyi bel kamar hotel yang ku tempati menyadarkanku dari semua pemikiranku.
Aku beranjak dari tempatku lalu segera membukakan pintu kamar hotelku.

"Shawn, Jessica pingsan dan para kru membawanya ke rumah sakit."
Kata Katie salah satu kru dalam pembuatan video klipku bersama Jessica.

"Apa?!Bagaimana bisa?" Tanyaku panik.

"Kami juga belum tau penyebabnya." Jawab Katie dan saat itu juga aku langsung beranjak dari tempatku saat itu bersama dengan Katie menuju ke rumah sakit.

Jarak dari hotel menuju rumah sakit membutuhkan waktu selama kurang lebih 15 menit dan dalam kurun waktu itu juga perasaanku tidak bisa tenang.

Sesampainya di rumah sakit aku langsung berlari mengikuti Katie menuju kemana ruangan Jessica di rawat.

"Baiklah, dia harus istirahat yang cukup."
Itulah kata-kata yang dokter katakan ketika aku baru saja sampai di ruangan Jessica lalu dokter itu pergi.

Kini Jessica tengah berbaring di tempat tidur rumah sakit itu dengan mata terpejam.

"Bagaimana keadaannya?" Tanyaku pada manager Jessica.

"Dokter bilang ia kelelahan dan juga seharian ini ia belum makan."

Mendengar penjelasan manager Jessica aku membuang nafas beratku.
Aku tau ini pasti karna kejadian semalam.

Dengan sangat hati-hati aku membelai rambut Jessica dan duduk di tepi tempat tidurnya.
Wajahnya pucat dan itu membuat hatiku terasa sakit.

Katie dan manager Jessica memutuskan untuk meninggalkan kami karna mereka harus mengurus ulang jadwal untuk pengambilan video dan pemotretan yang akan kami gunakan di album baru kami.

"Shawn.." panggil Jessica lemah sambil mengerjap-mgerjapkan matanya.

"Ya, aku di sini." Kataku sambil menggenggam tangannya.

Ia menatapku dengan tatapan sendu dan lagi-lagi itu membuat hatiku sakit karna Jessicaku yang dulu akan selalu ceria meskipun ia sedang sakit.

"Maaf." Katanya sambil menatapku dengan mata sendu yang mulai tergenang air mata.

Aku tau ia berusaha menahan itu semua, aku tau itu.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan karna tidak ada yang salah." Kataku lalu mengusap pipinya dan disitulah air mata yang ia tahan sudah jatuh memenuhi pipinya.

Ia merubah posisinya menjadi duduk dan memelukku, aku membelai sayang rambutnya.

"Jangan menangis." Bisikku dan ia mendongakkan kepalanya untuk menatap wajahku.

"Maafkan aku, aku tidak ingin semuanya berubah karna kejadian semalam, aku tidak ingin kehilanganmu." Kata Jessica sambil tersedu menatapku.

Aku menghapus air matanya.
"Shhhh, jangan menangis. Aku tidak akan berubah, kau tidak akan kehilanganku."

Dan setelah itu ia kembali memelukku.
"Aku mencintaimu Shawn." Katanya.

Aku mengusap rambutnya dengan sayang dan entah mengapa satu senyuman terukir di wajahku.

"Ya." Jawabku lalu Jessica menatapku.

Aku memasukkan rambut yang menutupi sebagian wajahnya ke belakang telinganya lalu mengusap pipinya.

"Jangan takut, aku akan selalu bersamamu." Kataku dan entah bagaimana ia langsung mencium bibirku.

Lembut, itu yang kurasakan.
Ia menciumku dengan lembut tampa embel-embel lainnya.

Aku membuka mataku lalu menatapnya ketika ia melepaskan bibirnya dariku dan entah mengapa kini aku yang kembali menyatukan bobirku dengannya sambil mengusap lembut pipinya.

Mungkinkah ini adalah sebuah jawaban dari akhir penantianku selama ini?

Trouble With SuperstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang