Prakata

102 3 0
                                    

Berawal dari grup reuni SMP di Line tahun lalu, aku dipertemukan lagi dengan salah satu teman terbaikku di masa SMP dan SMA dulu, Rena Haliman. Rindu katanya, padaku, pada teman-temanku, dan pada cinta pertamanya. Sebagai orang yang sama-sama pernah mengalami suka duka di sekolah dulu dari mulai struggling dengan masalah percintaan dan perundungan, Rena memberitahuku bahwa selama ini ia menulis sesuatu tentang masa lalunya. Tentang dirinya yang rindu pada seseorang.

Singkat cerita, ia mengirimiku beberapa draft coretan curahan hatinya, tentang orang-orang yang pernah ia sayangi, pernah ia kasihi, dan memintaku untuk sedikit merombak beberapa poin di dalamnya sebelum kemudian memostingnya di sini.

Dan di sinilah aku, menulis prakata sebagai pengantar pada cerita intinya. Cerita yang akan kalian baca ini berisi kisah flashback Rena pada masa-masa sekolahnya dulu. Alurnya super cepat, dan tidak banyak drama, karena ya... ini cerita hidup orang, bukan sinetron. Hehe.

Butuh waktu satu tahun untukku sampai hari ini, untuk akhirnya bisa memosting cerita ini di sini setelah aku menerima draft dari Rena. Beberapa tokoh di dalamnya aku ganti namanya, namun masih terdengar mirip dengan nama-nama asli orang yang terlibat di sini. Beberapa nama tempat, juga kejadian ada yang aku belokkan, untuk menghindari teman-teman SMP yang mungkin selama ini jadi silent reader ku di sini. Hehehe.

Judul pertama yang kudapat dari Rena adalah "My First Love, Iban", dan setelah lama menimbang-nimbang, aku menggantinya menjadi "Since Feeling Is First", karena seperti yang Cummings bilang di puisinya yang berjudul sama:

Since feeling is first

who pays any attention

to the syntax or things

will never wholly kiss you

wholly to be a fool

while Spring is in the world

my blood approves,

and kisses are a better fate

than wisdom

lady I swear by all the flowers. Don't cry

---the best gesture of my brain is less than

your eyelids' flutter which says

we are for each other: then

laugh, leaning back in my arms

for life's not a paragraph

And death i think is no parenthesis

Karena seperti apa yang terjadi pada kisahnya Rena, begitu pula pada setiap cerita cinta yang tulus, perasaan akan lebih banyak berperan dari struktur bahasa dan kehidupan.

Selama membaca dan menikmati!

Bangkok, 17 November 2018

Daffoguy.

Since Feeling Is FirstWhere stories live. Discover now