Part 18

13.1K 1.8K 79
                                    

Pita menelengkan kepalanya demi memastikan apa yang dia lihat. Benarkah dia Mason? Pria yang tertidur dalam selasar persembahan itu?

Sesuatu yang salah sudah terjadi. Secepat itukah mereka bergerak ingin mengambil Mason melalui jiwanya?

Pita terpaku tak bergerak. Pandangannya melayang ke arah seorang wanita yang tiba-tiba saja sudah berdiri di sisi lain selasar. Tepat berhadapan dengannya. Wanita di mall itu. Yang mencoba membuat Mason kehilangan kendali atas dirinya sendiri dan mengikuti wanita itu.

She must be Ariana Bentley.

Dan benar saja. Pita menegaskan pandangannya dan meyakinkan dirinya, bahwa wanita dengan rambut pendek menyerupai pria itu adalah Ariana.

Pita menajamkan pandangannya seiring Ariana yang juga menatapnya penuh kekesalan. Jelas sekali terlihat bahwa Ariana tidak menginginkan kehadiran Pita di tempat ini.

Mereka tidak bicara. Tapi mereka berbicara. Dengan caranya sendiri. Dan Pita merasakan sebuah kekuatan besar mencoba menghantam alam bawah sadarnya. Ariana tengah melakukan apapun demi mengusirnya dari tempat ini.

Tidak akan semudah itu.

Sementara itu di kamar Pita...

Peluh membasahi pelipis Pita. Dia menggeram pelan. Tangan kanannya mencengkeram telapak tangan Mason erat dan semakin erat. Bahu Pita bergetar. Pita menunduk dan terpaku ke samping.

Di dalam kamar Aaric Bentley.

Pita menajamkan pandangannya ke sisi lain Ariana. Seorang pria dengan rambut panjang sudah tiba dan sepertinya menggenggam tangan Ariana.

Ooh...Alejandro Granadez. Menatapnya tanpa ampun dengan kemarahan. Mereka berdiri dalam diam dan saling mencoba memenangkan pertarungan batin itu. Dengan Mason yang terdiam membisu.

Pita merasa dirinya melemah. Seharusnya dia menyadari bahwa mereka akan mengeroyoknya. Badan Pita bergetar hebat. Dia mencoba menegakkan kepalanya. Dan seakan tubuhnya di sentak hebat. Pita merasakan tubuhnya terasa panas. Dia merasakan sendi-sendinya seperti terisi sesuatu. Sesuatu yang menguatkan. Pita menoleh cepat. Dan dia menemukan Betty Swan dengan rambut hitamnya yang panjang terurai berdiri tepat di sampingnya dan menggenggam tangannya.

Percakapan timbul dan tenggelam. Kalimat saling bersahutan. Bagiamana seorang Mendez berbicara pada seorang Granadez tanpa mereka membuka mulut. Pita mendengarkan. Suara-suara berkecamuk di kepalanya. Dan Pita bisa melihat bagaimana bahu Alejandro luruh dan Ariana terhuyung.

"Paquita. Kembalilah."

Suara Betty Swan dan remasan tangan Ibunya membuat Pita membuka matanya perlahan. Suasana panas di kamar Aaric Bentley berganti dengan hawa dingin pendingin ruangan di kamarnya.

"Apa Mason baik-baik saja, Mom?"

Pita menatap Mason yang terlihat gelisah.

"Mandi dan pulihkan badanmu Paquita. Aku tidak ingin Ayahmu murka karena kita melakukan sesuatu yang ganjil sekarang. Sebentar lagi dia akan pulang."

"Bagaimana dengan Mason? Mom..." Pita mengikuti Betty yang nyatanya segera terlihat sibuk membasuh tangan dan wajahnya di wastafel. Pita berdiri tepat di depan Ibunya ketika wanita itu mengeringkan wajah dan tangannya dengan handuk kecil.

"Kau sangat mencintainya, huuh...?"

"..."

"Dia akan bangun nanti. Mandilah. Sekarang. Dan turunlah untuk makan malam."

Betty melangkah melewati Pita dan keluar dari kamar. Pita berbalik dan masih bisa melihat Ibunya--dengan rambut panjang terurai-- keluar dan menutup pintu kamarnya pelan.

MY SEXY CENAYANG GIRLFRIEND ( SUDAH TERBIT )Where stories live. Discover now