Part 26

4.3K 463 20
                                    

*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*

Pita tidak ingin memikirkan kegaduhan yang pasti terjadi di tanah nun jauh di sana. Meksiko. Guadelajara. Biarkan orang lain mengurus semuanya. Dia tidak mau ambil pusing.

Hidupnya sudah cukup memusingkan. Berhasil membawa Mason kembali ke New York bukan berarti selesai segala urusan. Tetap saja Pita harus menghadapi peristiwa yang rumit.

Tentang bagaimana Mason yang jiwanya seakan kosong. Mason yang seakan kehilangan auranya. Mason yang akan sulit untuk pulih dengan cepat.

Pita menuruni tangga mansion. Semua yang ada di ruang keluarga menoleh ke arahnya. Pita bisa melihat kedua orangtuanya yang memendam rasa khawatir yang sangat dalam. Bahkan Pita bisa melihat adiknya, Ethan, yang jarang sekali bisa berkumpul dengan mereka, menghampirinya dan memeluknya erat. Pemuda itu. Sejak kapan dia menjadi dewasa dan penuh perhatian seperti ini? Pita tertawa pelan. Ethan bahkan menggandengnya ke arah sofa. Dia tidak bisa menghela napas lega sekalipun kini dia tengah berada di pelukan ayahnya. Dia bisa melihat ibunya mengurai rambutnya dan wajahnya terlihat sangat serius. Para tetua di mansion itu tengah berkumpul di sayap lain mansion. Dan Pita tidak bisa mengabaikan bahwa kedua orang tua Mason yang menunggui Mason di kamar atas mansion, memendam khawatir melebihi siapapun.

"Aku perlu bicara dengan Pita berdua saja Dave." Betty Swan beranjak dan mengulurkan tangannya pada Pita. Pita menyambut uluran tangan ibunya dan mereka keluar menuju halaman belakang mansion. Berdiri bersisian di halaman berumput dengan lampu taman yang redup. Mereka bisa melihat bayangan masing-masing.

"Banyak yang terjadi bahkan dalam hitungan belum sebulan Pita. Kau tentu tidak melupakan kenyataan tentang bumi yang akan sejajar dengan bulan dan bulan akan berada dalam titik paling terangnya bukan?"

"Bulan akan menjadi sempurna besok tepat tengah malam."

Betty Swan mengangguk. Napasnya terhembus perlahan.

"Ariana berada dalam titik terlemahnya sekarang, tapi tidak dengan Alejandro. Aku bisa merasakan kehadirannya di sini. Tak jauh dari sini."

Pita menajamkan pikirannya. Dia bisa merasakan perasaan tidak nyaman bahkan sejak dia tiba di Amerika dan keluarga memutuskan untuk membawa Mason ke mansion Leandro di Water Mill.

Bayangan dalam tempaan lampu taman itu menjadi tiga. Pita bisa melihat ibunya bergeming. Begitu juga dengan dirinya. Esperanza Cesterson, ibu Mason, bergabung dengan mereka. Berdiri bersisian. Dan Pita melihat ibu Mason pun mengurai rambutnya yang biasa dia ikat rapi.

"Satu-satunya penyesalanku adalah tidak mengatakan apapun tentang nenek moyang keluarga kami pada Mason. Kesalahanku sepenuhnya sampai hal ini terjadi."

"Oh Esperanza. Tidak ada manusia yang tidak melakukan kesalahan. Memberi tahu Mason pun tidak bisa membuat perubahan besar. Mason adalah jiwa baik yang bahkan tidak pernah sekalipun sejak kelahirannya, tertulis bersama takdirnya, akan memiliki kekuatan yang membuat dirinya dia dalam kesulitan. Semua ini terjadi karena sebuah pemikiran kolot dari orang-orang yang malas mencari solusi untuk perjanjian keramat itu."

"Mason sepenuhnya perwujudan suamiku."

"Kau harus mensyukurinya. Sedikit sulit mengendalikan..."

"Mom..." Pita nyaris meledak kesal. Kata-kata ibunya barusan seakan mengatakan bahwa dia selama ini kesulitan mengurusnya. Dan lihatlah sekarang? Pita melihat Betty Swan yang seakan meratapi nasibnya. Bahkan Esperanza, tertawa pelan seakan menyetujui ucapan ibunya.

"Lalu bagaimana?" Pita bertanya. Dia sungguh tidak sabar ingin menyelesaikan semuanya. Melihat Mason dalam kondisi seperti sekarang membuatnya sering menahan amarah. Dan itu sangat menyulitkan.

"Kita akan menghadapi Alejandro Granadez bersama sama. Tapi semuanya bertumpu padamu Paquita. Kau yang mampu menyelesaikan semua ini. Hanya kau. Bukan orang lain." Pita bisa mendengar suara ibunya yang penuh penekanan.

"Aku meletakkan kepercayaan ku padamu Pita. Besok, sekalipun di detik-detik terakhir hanya kau yang mampu memutus rantai sihir yang menguasai Mason sekarang." Kali ini Esperanza yang berbicara. Suaranya sarat dengan permohonan yang seharusnya tidak perlu terjadi. Bagaimanapun juga, bagaimanapun kondisinya, Pita harus menyelamatkan Mason. Cintanya pada Mason membuat Pita bisa melakukan apapun. Sesuatu yang konyol sekalipun. Apalagi sesuatu yang menyangkut keselamatan Mason. Itu seketika menjadi sebuah kewajiban bagi Pita. Atas nama cinta dan kepemilikan.

"Semua akan bersiaga. Tidak ada yang akan meninggalkan mansion mulai malam ini. Tidak juga ayah dan adikmu. Begitu juga dengan ayah Mason. Kita masuk Esperanza?" Betty mengakhiri pembicaraan mereka dan mengajak ibu Mason masuk. Pita melihat bahkan mereka saling memapah untuk saling menguatkan. Situasi sedikit memburuk ketika mereka kesulitan membujuk Mason untuk tidur tadi. Rasa sakit hati merayap dalam pikiran Pita ketika melihat Mason dengan tatapan kosong dan hanya mengenal satu kata Ariana dalam kamusnya.

Pita berdiri tegak sambil menyedekapkan tangannya. Tatapannya menatap kejauhan hingga melintas Padang golf dan akhirnya terpusat pada air danau yang berkilat diterpa sinar bulan yang belum sepenuhnya berada dalam kondisi terbaiknya. Kalau semua harus berakhir di mansion ini, maka Pita akan membuatnya benar-benar berakhir. Tidak akan ada ampun bagi Alejandro Granadez. Pria dengan kekuatan yang seharusnya bisa membuat keadaan klan nya menjadi lebih baik. Namun nyatanya pria itu memilih untuk meneruskan tradisi para tetua. Untuk apa? Sebuah pengakuan tentang aliran darah? Kenyataan itu, bila terjadi sekalipun, tidak akan mengubah apapun. Dia akan tetap orang luar dengan darah yang telah bercampur. Selamanya dia akan menjadi tiri. Pria itu pasti memiliki tujuan lain yang lebih besar.

Pita tersenyum sinis. Lalu mendongak menatap bulan. Sinar bulan menerpa wajahnya. Pita mencoba menikmati momen itu dengan sebaik-baiknya. Membiarkan hatinya mengingat. Bahwa selamanya dia akan terikat dengan bulan. Begitulah hidupnya. Hidup yang hanya dia dan keluarganya yang memahami. Bukan orang lain. Bahkan Mason. Pria yang dicintainya itu harus belajar sangat banyak ketika takdir membawa mereka bersatu.

Pita menghela napas panjang dan melepaskannya perlahan. Setelah beberapa saat dia berbalik dan melangkah ke arah mansion. Meninggalkan danau di kejauhan yang airnya berkilat karena sinar bulan.

Bahkan segalanya seperti baru saja akan dimulai.

***

👑🐺MRS BANG

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

👑🐺
MRS BANG

MY SEXY CENAYANG GIRLFRIEND ( SUDAH TERBIT )Where stories live. Discover now