Juu Hachi - First Date (2)

44.6K 2.7K 31
                                    

Warning!
Typo bertebaran!!!

Hari ini ultah Ibu aku. Semoga beliau panjang umur dan diberi kesehatan terus. Ibu itu malaikat tak bersayap yang udah membesarkan keempat anaknya dengan baik😳 cewek semua pula nggak ada cowok, jadi taukan gimana rempongnya urus anak cewek sampai dewasa semua belum lagi urus suami😂😂

Dan jangan lupa Budayakan vote sebelum membaca

🍂

🍂

🍂

Sore harinya Rachel sedang sibuk di dalam kamar.

Ia bingung pakaian apa yang harus ia kenakan sebentar malam.

Memeriksa pakaian yang tergantung rapih di lemari seraya bersidekap.

Tok... Tok... Tok...

"Ra, Abang masuk ya?" sahut Daffa dari luar kamar.

"Iya Bang." balas Rachel.

Tak lama pintu terbuka dan muncullah Daffa. Ia menghampiri sang adik yang tampak bingung melihat pakaiannya dan duduk di ranjang Queen Size milik Rachel.

"Itu kenapa lemari di buka-buka?" tanyanya bingung.

"Rachel lagi milih baju yang cocok buat bentar malam, Bang."

"Emang mau kemana?"

Rachel diam dan salah tingkah. Ia lupa mengatakan hal itu pada abangnya.

Saat pulang tadi memang Rachel langsung ke kamar Hana dan meminta izin. Tentu saja Hana memberikan izin dengan senang hati. Ini suatu kemajuan yang pesat menurutnya.

Daffa yang melihat itu semakin penasaran. Ia berbaring dengan menyamping dengan satu tangan sebagai penyangga kepalanya.

"Kamu mau pergi sama Dokter Dave?" tebak Daffa.

Entah kenapa wajah Rachel memanas saat mendengar nama David disebut.

"Benar yang Abang bilang tadi?" tanya Daffa sekali lagi dengan sorot mata yang memicing.

Dengan anggukan pelan Rachel menjawab. "I-iya Bang."

Tiba-tiba Daffa bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk lagi.

"Udah minta izin sama Bunda?"

"Sudah."

"Sama Ayah?"

"Belum."

"Kalau gitu nggak boleh pergi." putus Daffa dengan seenaknya.

Entah kenapa sejak kejadian setahun yang lalu membuatnya jadi lebih protective pada Rachel. Sebenarnya bukan hanya Daffa tapi juga kedua abangnya yang lain Damar dan Randy.

Menghela napas, Rachel berbalik badan dan menatap abangnya.

"Kenapa?"

Daffa berdiri dan mendekati Rachel seraya memegang kedua bahu adiknya.

Ia menatap lembut Rachel.

"Abang nggak mau kalau kamu terlalu percaya sama Dokter itu. Kamu inget kan bagaimana dulu? Abang masih takut, Dek." ujarnya dengan suara yang lemah.

Walaupun tengil dan suka jail, tapi Daffa memiliki sifat yang peka pada adiknya. Ia yang paling tahu kapan Rachel sedih atau kapan Rachel berbohong.

Sementara Rachel hanya menunduk seraya mengangguk singkat.

Ia tak ingin membantah abangnya. Mengingat kejadian itu membuatnya berpikir lagi apa benar dokter David seperti itu?

Posessive DoctorWhere stories live. Discover now