Enam

421 68 11
                                    

Mingyu menatap ujung sepatunya,  dia melirik arah kanan mencari kehadiran sosok yang sudah dia tunggu sejak pagi.
"Kemana dia?" gumam Mingyu melihat arah jalanan, dia melirik pada halte bus sekolah menunggu bus yang membawa sosok itu.

"Yak kau sedang apa?"

Namun bukannya sosok yang dia tunggu malah sosok lain yang tidak ingin dia lihat yang muncul.

"Apa itu urusanmu?" ketus Mingyu melirik Eunwoo yang ikut berdiri di sampingnya.

"Ne,  kau membuat pandangan ku terganggu. Kau tahu menyebalkan sekali melihatmu berdiri di depan gerbang dengan gaya seperti itu," timpal Eunwoo menatap sebal gaya Mingyu yang terlihat sok cool. Dia berdiri di depan gerbang dengan kedua tangan di masukan kedalam saku celananya

"Memang aku peduli!" ketus Mingyu matanya memincing menatap ujung jalanan. Dia tersenyum senang melihat gadis yang kini tengah berlari menuju arahnya.

"Chagi!"

Deg!

Seperti berhenti debar jantung Jiyeon saat sosok lain yang berdiri di samping Eunwoo memanggilnya seperti itu. Dia melirik gugup pada Mingyu yang malah tersenyum tanpa berdosa.

"Wae? Ada sesuatu yang terjadi?" tanya Eunwoo menatap keduanya bergantian,  dia melirik sinis pada Mingyu yang terus menatap Jiyeon dengan pandangan yang membuatnya terganggu. Dia juga melihat Jiyeon yang terlihat malu-malu, bahkan wajahnya memerah tanpa sebab.

Suasana seperti ini entah kenapa terlihat tidak baik untuknya, ini tidak seharusnya. Kenapa rasanya Jiyeon begitu canggung dengan Mingyu?

"Kalian tidak sedang paca-"

"Eunwoo-ya kajja! Kau sudah mengerjakan tugas hari ini?"

Kalimat itu dengan segera Jiyeon potong, dia merangkul tangan Eunwoo lalu berjalan meninggalkan Mingyu yang menatapnya tidak percaya. Ah astaga apa-apaan ini?

"Ah matta! Kajja aku ingin melihat pr-mu ji," timpal Eunwoo lalu memberikan senyuman mengejek pada Mingyu. Dia tersenyum tipis pada gadis di sampingnya.

"Yak! Cha Eunwoo aku sudah mengerjakan tugas hari!  Kau mau aku menyalinkannya juga untukmu?"

"Tidak usah! Aku akan melihat punya Jiyeon saja!"

***

Puk!

Lagi.

Untuk sekian kalinya gulungan kertas itu Mingyu lemparkan pada Jiyeon, dia mencoba berbicara dengan gadis cantik itu melalui kertas-kertas yang dia lemparkan.

"Yak Park Jiyeon sebelum Han saem tahu lebih baik kau segera respon apa yang orang gila itu lakukan!" ucap Krystal dia menyerahkan beberapa kertas yang tadi Mingyu lemparkan kepada Jiyeon, dia melirik sinis pada sosok yang kini tengah mencatat sesuatu di bukunya.

Jiyeon melirik sekilas, dia menatap sosok yang kini tengah fokus dengan papan tulis dan buku catatannya itu sekilas

"Dia manis yah," bisik Jiyeon tanpa sadar. Sudut bibirnya terangkat sekilas, dia membuka gulungan pertama dari 3 kertas yang Mingyu lempar.

'Merindukanku?'

"Ani!"

'Aku sangat merindukanmu.'

"Dasar pembohong!"

'Mau makan es krim?'

"Ne," bisik Jiyeon seraya melirik arah belakangnya. Hazel indah itu bertubrukan langsung dengan obsidian hitam.

"Sejak kapan?"

"Hem?" Jiyeon membalikkan tubuhnya kembali, dia menatap Krystal yang tiba-tiba bertanya.

"Waeyo?"

"Sejak kapan kalian pacaran?" krystal Memperjelas pertanyaannya. Dia menatap sahabat baiknya. Mencoba mencari jawaban dari hazel indah yang tidak berani menatapnya.

"Jiyeon apa kau yakin dengan Kim Mingyu?"

"Waeyo?"

"Kalian baru seminggu bertemu."

"Aku menyukai dia sejak pertama kali bertemu," bisik Jiyeon mengingat kembali pertemuannya dengan sosok yang membuatnya berdebar aneh.

"Seminggu yang lalu?"

"A-anio! Aku dan dia bertemu sebelum dia masuk sekolah kita,"

"Benarkah?" Krystal menghentikan kegiatannya menyalin tulisan di papan tulis, dia menatap tidak percaya pada sahabatnya itu.
"Ne. Kami tidak sengaja bertemu saat itu," ucap Jiyeon menatap bingung pada Krystal. Dia tidak mengerti kenapa sahabatnya itu masih menggelengkan kepalanya seakan tidak percaya.

"Cha Eunwoo akan terus berpura-pura bahagia," gumam Krystal yang samar-samar terdengar oleh Jiyeon

"Eunwoo kenapa?"

"A-anio!" Krystal menggelengkan kepalanya cepat, dia tersenyum memaksakan pada Jiyeon yang terlihat bingung.

***

"Enak?" tanya Mingyu menatap gadis yang tengah menikmati es krim di depannya, dia mengulurkan tangannya mengusap sudut bibir Jiyeon dengan jempol tangannya.

"Aigoo apa kau anak kecil?" Jiyeon merenggut kesal mendengar itu, dia menatap tajam satu sosok yang kini malah menertawakannya.

"Ini menyenangkan."

"Ne?" tanya Mingyu saat mendengar gumaman Jiyeon yang terdengar samar. Gadis berwajah cantik itu kembali memalingkan wajahnya menatap kearahnya, dia tersenyum tipis membuat desiran aneh dalam hati Mingyu.

"A-anio."

"Jiyeon berarti kemarin itu hari pertama kita kan?"

"Kemarin? Wae?" Mingyu menghela napasnya, lagi-lagi dia harus menjelaskan hal yang sebenarnya mudah dipahami.

"Kemarin kita resmi pacaran kan?"

Wajah Jiyeon memerah saat Mingyu menanyakan hal itu, dia memalingkan wajahnya yang terasa panas.

"Molla." Jiyeon menggeleng cepat,  dia berusaha menghindari Mingyu yang malah menatapnya begitu tajam.

"Yak molla?" Mingyu memegang tangan Jiyeon yang akan beranjak pergi,  dia menahan gadis yang sepertinya akan kabur itu.

"A-arasho! Ne ini hari pertama kita!" ketus Jiyeon dia menepis tangan Mingyu darinya, hazel indah itu menatap sebal pada sosok yang malah tersenyum-senyum menyebalkan.

"Arasho chagi," goda Mingyu membuat Jiyeon bergidik ngeri astaga ini pertama kalinya dia mendengar seseorang memanggilnya seperti itu.

"Yak berhenti! Itu terdengar menjijikan," ketua Jiyeon berjalan keluar dengan terburu-buru,  dia menyampaikan tas punggungnya lalu melirik Mingyu yang menyusul dengan wajah dan senyuman yang terlihat sangat menyebalkan.

"Owh benarkah? Tapi aku suka, chagiya!  Ayo berjalan bersama!"

"Yak hentikan! Itu memalukan!"

"Chagiya!"

"Berhenti Kim Mingyu!"


Tbc

YOUNG MOMWhere stories live. Discover now