Empatbelas

506 52 14
                                    

"Eunwoo!"

Eunwoo menundukkan kepalanya saat mendengar suara seseorang memanggil namanya. Dia berbalik kearah lain saat dengan jelas mengetahui siapa sosok itu. 
Untuk saat ini Eunwoo tidak ingin berdekatan dengannya, untuk sekarang Eunwoo tidak ingin terus terpuruk saat memikirkan kenyataan pahit yang begitu sulit dia terima.

Eunwoo membutuhkan waktu. Dia memerlukan waktu untuk bisa menerima bahwa kenyataan yang dia terima begitu meremukkan perasaannya.




Jiyeon melirik Krystal yang duduk di sampingnya, dia memandang Krystal yang sepertinya memiliki satu tanya yang sama seperti dirinya.

"Kenapa Eunwoo terlihat aneh?" Krystal mengangkat bahunya sekilas, dia juga sedikit heran dengan sikap Eunwoo yang akhir - akhir ini terlihat seperti menjauhi Jiyeon.

"Jiyeon-a kau dan anak baru itu masih pacaran?"

Uhuk!

Jiyeon terbatuk karena tersedak orange jus yang dia minum. Gadis itu segera berusaha untuk mengendalikan dirinya agar tidak terlihat gugup di hadapan Krystal.

"A-ani. Aku tidak memiliki hubungan apapun."

Krystal mengerutkan keningnya, dia merasa tidak mengerti dengan apa yang Jiyeon katakan. Tidak memiliki hubungan apapun? Bukankah beberapa waktu lalu terlihat begitu jelas bahwa ada sesuatu diantara mereka.

"Wae? Bukankah kemarin ka-"

"Ah berhenti untuk membahas itu bagaimana jika kita pergi ke perpus?" Jiyeon memotong ucapan Krystal, dia segera berdiri dari duduknya lalu melirik Krystal yang semakin menatapnya curiga.

"Wae? Kamu tidak ingin pergi ke uks?" tanya Krystal yang semakin membuat Jiyeon gelisah. Astaga kenapa dia bertanya seperti itu? Apa selama ini Krystal tau jika...

Ah sungguh tidak mungkin. Setahu Jiyeon hanya dirinya dan dokter Bae yang tahu mengenai rahasia ini juga sosok itu.

"UKS? Memangnya aku kenapa?" tanya Jiyeon semakin mencoba bersikap biasa saja. Astaga ini benar-benar membuatnya semakin gugup.

"Yahh tidak apa-apa,  hanya saja akhir-akhir ini aku sering melihatmu pergi ke uks."

Jiyeon tertunduk. Dia mengigit bibir bawahnya untuk sesaat, apakah memang seharusnya dia mengatakan hal yang sebenarnya pada Krystal?

"Krystal aku ingin mengatakan sesuatu... "
Jiyeon menahan tangan Krystal yang akan beranjak pergi. Dia berusaha menyusun kata yang tepat serta meneguhkan keberaniannya untuk mengatakan rahasia yang selama ini dia sembunyikan.

"Wae?" tanya Krystal memiringkan pandangannya. Alisnya terangkat sekilas, dia menatap wajah Jiyeon yang terlihat gelisah. Gadis itu terlihat beberapa kali mengigit bibir bawahnya seperti tengah berusaha mengendalikan dirinya.

"Krystal bagaimana jika aku.. "

Jiyeon kembali menggantungkan kalimatnya. Dia benar-benar ingin jujur namun kenapa kalimat itu begitu sulit untuk keluar, kenapa semua kata itu tertahan di ujung bibirnya.

"Kamu kenapa?"

Jiyeon memalingkan pandangannya, dia kembali mencoba untk mengatakan rahasianya pada Krystal.

"Bagaimana jika aku.. "

"Kalian sedang membicarakan apa?"
Ucapan Jiyeon kembali terpotong, kedua gadis itu terperanjat bersamaan saat tiba-tiba sebuah suara muncul dan membuat terkejut keduanya.

"Yak kau mengejutkan ku!" teriak Krystal seraya memegang dadanya, rasanya seperti jantung Krystal akan berpindah ke tenggorokan.

"Kan aku hanya bertanya.."

Mino mengerutkan bibirnya, dia menatap Jiyeon yang malah terdiam seperti memikirkan sesuatu.

"Yeon-a kamu kenapa?" tanya Mino seraya menarik pipi Jiyeon yang terlihat semakin gembil saja.

"Ah a-ani.." Jiyeon menggelengkan kepalanya cepat. Dia berusaha kembali menutupi kegugupannya di depan Mino dan Krystal. Mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk berbicara jujur.

"Benarkah? Bukankah kamu ingin mengatakan sesuatu?" ujar Krystal yang di balas gelengan pelan Jiyeon.

***

Tuan Park berjalan memasuki kamar putrinya yang terlihat rapih. Langkahnya terlihat riang dengan sesekali pria yang telah cukup berumur itu melantunkan sebuah nyanyian.

"Dimana Jiyeon menyimpannya."
Tuan Park melihat pada sekitar meja belajar Jiyeon, dia berusaha mencari stempel keluarga yang kemaren Jiyeon pinjam untuk tugas sekolah.

Manik tajam itu tidak dapat menemukan benda yang dia cari. Dia segera membuka laci meja putrinya.

"Ah ini dia.." Dia berseru senang saat menemukan  benda yang dia cari. Tangannya bergerak untuk segera meraih benda itu namun matanya tertuju pada sebuah surat yang berlogo lambang sekolah impian putrinya.

Tangannya bergerak untuk meraih surat itu namun sebuah surat yang lain jatuh saat tuan Park mengeluarkannya dari laci.

"Apa ini.. " Pria itu merendahkan tubuhnya, dia meraih surat yang terjatuh itu lalu membuka nya perlahan..

Bruk!!

"Sayang ketemu t-" Nyonya Park berjalan menghampiri suaminya yang kenapa begitu lama sekali masuk ke kamar putri mereka. Dia membuka pintu kamar Jiyeon seraya memanggil suaminya.

"Kyaaa!!  Sayang!!"

Tebece 😂😂

Ada yang kangen sama aku? Eh maksudnya ceritanya 😂😂

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Jun 27, 2019 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

YOUNG MOMTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon