Bagian sembilan

78.8K 3K 72
                                    


Happy reading:)

📌Banyak typo tak diundang!

Pagi ini Vanya sudah tiba di sekolah, karna hari ini adalah jadwalnya piket kelas. Sekolah masih sepi hanya ada beberapa murid yang berlalu lalang di koridor sekolah. Vanya memasuki kelas nya yang terlihat berantakan akibat acara Freeclass kemarin. Dan ini lah alasan Vanya tidak menyukai freeclass. Karna membuat pekerjaan nya bertambah dua kali lipat.

"ish, ini yang piket hari sabtu emang nya aku aja ya?" tanya nya pada diri sendiri.

"huhh.. Kotor banget deh!" gerutunya lagi.

Vanya memulai nya dengan mengambil sapu yang berada di balik pintu kelas.Ia mulai menyapu kelasnya. Setelah selesai menyapu ia beralih ke tumpukan buku yang ada di lemari.

"kotor banget sih"

Haachiiummm.....

Acara bersin-bersin itu masih berlanjut samapi vanya selesai membereskan tumpukan buku yang di penuhi debu itu.

"aihh susah ya punya badan pendek," gerutu nya saat ingin meletakan salah satu buku di bagian atas lemari yang cukup tinggi.

Ide muncul di kepala vanya, ia mengambil bangku yang berada tak jauh darinya, tanpa pikir panjang vanya menaiki bangku itu

Kreekk....

"aaaaaaaa" teriak vanya ketika ia jatuh akibat bangku yang keropos itu.

Vanya yang pasrah menunggu jatuh pun menutup matanya.

Kok gak jatuh sih? Anget anget gitu, apaan nih? Apa aku udah mati? - batin vanya aneh.

"Lo gak papa?" suara berat itu membuat vanya membuka kedua matanya.

"k-kak Reygan?" tanya nya tetapi masih dalam gendongan Reygan.

"iya ini gue, lo bisa turun gak gue pegel" jawab reygan.

Vanya yang mendengar itupun tak bisa menahan malu nya, ia pun turun dari gendongan Reygan dan merapikan baju nya yang sedikit berantakan.

"ma-makasih kak" ucap vanya gugup.

"sama sama, btw lo ngapain naik-naik bangku gitu?"

"tadi mau taro buku ini ehh bangkunya ternyata keropos yaudah aku jatuh-ehh gak jatuh deh kan di tolongin kak Reygan" jawab nya.

Reygan tersenyum melihat tingkah polos vanya, gadis itu selalu membuat hatinya jauh lebih tenang.
"iya deh"

"kak Reygan ngapain di sini?" tanya Vanya.

"ohh iya gue hampir lupa. Ini buku biologi lo maaf lama ya pinjem nya" jawab Reygan dan memberikan buku milik Vanya.

"ohh iya gapapa" vanya tersenyum manis.

Cantik - batin Reygan.

Vanya yang merasa risih di perhatikan seperti itu pun, mengalihkan pandangan nya seraya menutupi rona merah yang mulai memenuhi pipinya itu.

"Kak Reygan!" pekik seseorang yang baru masuk ke kelas dengan nada kaget.

"kak Reygan ngapain berduaan sama cewek kampungan ini!" tunjuk nya pada vanya.

"ini gak seperti yang lo liat Shel, gue cuma balikin buku dia doang kok" jawab reygan.

"balikin buku kok sambil ketawa ketawa gitu, dasar cewek kecentilan!" cibirnya pada Vanya.

Vanya hanya diam dan menundukkan kepalanya.

"Ashela Cukup! Kan tadi gue udah bilang, gue cuma balikin buku aja!" bentak nya.

VANYAWhere stories live. Discover now