Bagian tiga puluh sembilan

56.2K 2.3K 41
                                    


Cerita ini tuh makin gimana sih?

Masa aku mager lanjutin :(

Ehh jan lupa vote dan komen ya biar aku semangat terus wkwk.

Maap bila typo

HAPPY READING!!


===

Hari hari penuh dengan kisah yang tak terlupakan itu terus berlalu. Waktu sebulan itu rasanya bagai setahun lamanya. Hubungan Reygan dan Vanya kian merenggang, mereka sama sama saling menolak dan menjauh, mereka bertemu pun hanya sekedar bertatapan lalu sudah. Bagaimana dengan hubungan Devan dan Vanya? Mereka kian dekat bahkan dari gosip yang beredar mereka memiliki hubungan spesial, just gosip. Kalau Reygan dan Abella? Mereka pun sama hanya saja mereka tidak terlihat semesra Devan dan Vanya. Kedekatan mereka hanya sebatas istirahat bersama.

Hari ini tepatnya hari kamis, adalah hari ulang tahun Fog'school yang ke 15 sekaligus perayaan pensi yang di ramaikan oleh para murid dan guru. Reygan selaku ketua acara pun menyusun acara dengan baik. Ia juga akn mengisi pensi dengan membawakan lagu di pertengahan acara nanti.

Reygan sedang berada di belakang panggung mengadakan breafing dn
dengan para panitia pensi. Karna acara pensi akan di mulai sebentar lagi.

"Fena sama Zalva jaga depan gerbang" Seru Reygan.

Mereka yang di sebut namanya pun mengangguk dan mengiyakan perkataan Reygan.

"Dan Devan" ucap Reygan agak tak enak. Pasalnya hubungan nya dan Devan samapi sekarang belum membaik entah Devan yang menghindari atau malah Reygan yang masih canggung mengimbangi perbincangan antara mereka. Intinya mereka masih saling bungkam tentang permasalahan yang menyebabkan perang dingin diantara adik dan kakak.

Devan menatap abangnya malas lalu ia mengangkat sebelah alisnya menandakan ia merespon perkataan Reygan.

Reygan menghela nafasnya. "Lo sama gue yang jadi MC" ucap Reygan.

Devan menyerit. "Kenapa harus gue?" Tanya Devan.

"Lo wakil gue" jawab Reygan."Yaudah segitu aja, semuanya boleh ke posisi masing-masing and good luck for this Ivent" seru Reygan dan mereka pun membubarkan breafing itu dan berjalan menuju ke tugasnya masing-masing.

Tinggal lah Reygan dan Devan yang berada di ruangan itu. Mereka sama sama bungkam tak ada yang mau memulai pembicaraan, entah itu Canggung atau segan. hanya mereka yang tau. Reygan mengambil beberapa kertas di samping nya setelah itu bangkit dari duduknya.

Devan yang melihat Reygan pergi pun menghela nafasnya. Sebenarnya ia jengah dan lelah atas perang dingin yang menjauhkan nya dengan abangnya, ia rindu bersama dengan Reygan, bermain game bersama dan bertukar cerita dengan Reygan. Tapi apa daya gengsi nya terlalu besar untuk meminta maaf duluan. Devan pun bangkit dari duduknya dan pergi entah kemana.

Sementara di sisi lain, Gadis dengan mata biru khas nya itu sedang sibuk mempersiapkan diri untuk tampil di panggung pensi nanti. Pasalnya ini pertama kali untuk Vanya bernyanyi di depan umum, biasanya ia hanya bernyanyi di dapur sambil membantu Hanin atau di kamar mandi. Ia juga tidak percaya diri dengan suaranya yang tidak terlalu merdu itu.

Vanya menatap dirinya di pantulan cermin di depannya, hari harinya berjalan seperti biasa, walau tak ada Reygan di hidupnya tapi tetap saja rindu pada Reygan tetap ada. Ia kini juga terbiasa dengan kehadiran Devan. Oh ya soal Ashela. Semenjak kejadian itu Ashela menjauh dan terlihat menghindari Vanya. Vanya tidak tau alasannya apa.

"Hai" sapa Devan yang baru saja datang dan duduk di samping Vanya.

Vanya tersenyum. "Hai juga, kok kamu di sini? Bukan nya kamu panitia pensi?" Tanya Vanya.

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang