Bagian enam belas

65.3K 2.4K 24
                                    


Happy reading :)

📌Banyak typo tak diundang!


Bell istirahat berbunyi nyaring, guru-guru yang mengajar pun membubarkan kelasnya. Membuat para murid menghela nafasnya lega, termasuk Vanya. Setelah acara keliling lapangan dan meminta izin pada guru Piket yang di kenal super jutek dan galak itu. Vanya masuk ke kelas dan hukuman nya masih berlanjut yaitu ia harus mengerjakan soal yang di berikan Pak Toni di papan tulis. Dan Vanya hanya membutuhkan waktu lima menit untuk menaklukan soal super sulit yang berjumlah Lima soal.

Vanya, Clara,dan, Nessa kini tengah berada di Kantin. Setelah memesan makanan. Vanya memilih untuk diam dan memakan makanan nya, sedangkan Clara sibuk membuka ponselnya mencari baju-baju terbaru di online shop.

Clara menutup ponsel mya dan memasukan ke dalam saku rok nya, kemudian menatap Vanya. "Va, tadi kok tumben sih lo telat?" tanya Clara.

"engh.. Anu itu aku bangun telat tadi pagi" Alibi vanya.

Mata Clara memicing, ia merasa ada yang di sembunyikan oleh Vanya. "Serius? Lo gak lagi bohong kan?" desak Clara.

Mata Nessa pun beralih menatap Vanya. "Tapi, pas gue samper ke panti lo, bu Hanin bilang lo udah berangkat dari jam setengah enam" Ujar Nessa membuat Vanya bungkam.

Aduh mati aku, gak mungkin kan harus jujur ke mereka soal Devan -Batin Vanya.

"Iya maaf, aku tuh telat karna ada tugas di perpustakaan numpuk banget jadi ya mau gak mau aku harus selesain" alibi Vanya lagi.

"Lo kenapa gak bilang, kan bisa gue bantuin biar cepet selesai jadi lo gak telat Va" Jawab Clara di angguki oleh Nessa.

"Nah, itu dia, aku gak mau ngerepotin kalian terus makanya aku bohong, maaf banget ya"

Nessa tersenyum manis ke arah Vanya. "gapapa kok, lain kali kalo ada apa apa bilang jangan di pendem sendiri" ucap Nessa di jawab anggukan kepala oleh Vanya.

Clara memberikan sepiring siomay pada Vanya dan Nessa. "Makan dulu biar kuat, soalnya pura-pura bahagia itu butuh tenaga!" ucap Clara yang sukses mebuat teman teman nya memeluknya erat tubuh Clara.

"Woyy gak bisa napas gue!" Rengek nya kala kehabisan oksigen akibat pekukan dari Nessa yang terlalu over itu.

Vanya melepas pelukan nya begitu pun dengan Nessa. "Sabar ya yang lagi berjuang tanpa kepastian" Ucap Nessa sambil menepuk pelan punggung Clara.

"Udah makan yuk, kasian siomay nya dari tadi kalian kacangin" ajak Vanya, Clara dan Nessa pun mengangguk kemudian menyantap Siomay nya dengan lahap.

pandangan Clara beralih kala melihat gerombolan Cowok yang melewati mejanya. Dan itu Reygan, Devan dan teman teman nya.

"Astaga kak Andreo ganteng amat" gumam Clara dengan mata yang tak berkedip.

Nessa menggelangkan kepalanya melihat tingkah teman mya yang sedang jatuh cinta, sedangkan Vanya,Ia mengabaikan siomay nya karma melihat Reygan. Ia memegang dadanya. Lagi-lagi detakan itu ada.

Reygan duduk di bangku yang menjadi singahsana nya bersama bos complited, begitu juga dengan teman teman Reygan yang duduk di meja sebelah.

Vanya menatap lekat tubuh Reygan yang sedang membelakanginya. Tiba tiba sesuatu dalam dirinya berdetak kencang. Suara itu! Selalu ada kala ia melihat Reygan.

"Kak Andreo, ngapain sih pake segala ngelus ngelus pipi Ashela!" gerutu Clara kesal kala melihat gebatan nya bermesaraan dengan cewek lain.

Nessa mengusap punggung Clara. "Semangat! Harus berjuang!!" ucap Nessa memberi Clara semangat.

VANYAWhere stories live. Discover now