Agara -15

1.6K 92 5
                                    

Hujan membasahi jalanan kota Jakarta. Keadaan jalan yang macet dan suhu udara yang cukup dingin membuat Rara tertidur di perjalanan pulang. Revan masih saja sabar menghadapi padatnya jalan, sudah setenggah jam ia terjebak dalam macet ini.

Revan sedikit melirik kearah Rara. Melihat wajah Rara saat tertidur pulas seperti ini membuat Revan mengulaskan senyum di ujung bibirnya. Ada perasaan beda yang Revan rasakan, perasaan yang belum Revan pahami sepenuhnya. Perasaan untuk selalu ingin melindungi Rara, membuat Rara tersenyum dan Perasaan bahagia ketika disamping Rara. Ini terlalu aneh bagi Revan. Ia baru kenal Rara sekitar satu minggu yang lalu, tapi kenapa perasaan itu dengan cepatnya muncul?.

Revan membuang jauh pikiranya, mungkin ini hanya perasaan sementara. Lagi pula, Revan tak ingin kejadian dua tahun lalu terulang kembali.

Revan melesatkan mobilnya ketika keluar dari macet, dengan cepat sampai di jalanan kompleks rumah Rara. Revan menghentikan mobilnya tepat di depan Rumah Rara, kemudian menghela nafas pelan ketika melihat mobil hitam familiar terpakir di Rumah Rara. Mood-nya berubah seketika.

"Ra, bangun. Udah sampe"

Rara membuka matanya pelan, dan melihat keadaan sekitar. Ternyata benar mereka sudah sampai.

"Maaf ya kak, tadi Rara ketiduran"

"Iya gapapa" Revan mengembangkan senyum manisnya.

"Yaudah sana cepetan masuk, jangan lupa istirahat, tapi sebelumnya mandi dulu, udah bau nih dari tadi'' Revan tertawa kecil.

"Ihhhh apaan sih kak orang Rara wangi terus"

Rara mengendong tas ranselnya, kemudian keluar dari mobil Revan. Rara tersenyum sebentar, dan kemudian mobil Revan melesat meninggalkan pekarangan Rumah Rara. 

Dengan kesadaran yang belum seutuhnya pulih, Rara berjalan dengan gontai menuju pintu. Matanya mendadak membuka lebar ketika ia melihat mobil hitam yang terparkir di depan rumahnya. Iya, itu mobil Agam. Jantung Rara berdetak cepat tidak normal, membayangkan reaksi Agam ketika tau dia pulang dengan cowo lain, apalagi cowo itu Revan. 

Rara mencoba menetralkan detak jantungnya, mengambil nafas panjang dan menghembuskanya perlahan. Dengan menguatkan tekatnya, Rara membuka pintu rumah dengan agak gemetar. Benar saja, Agam sudah duduk di kursi tamu dengan mata yang tajam melihat Rara. Rara hanya tersenyum kikuk, mencoba menutupi kesalahannya.

Dalam hati, Agam berguman " Useless Ra, gue tau"

Agam berdiri mendekati Rara, membuat jantung Rara kembali tidak normal. Terkadang Agam memang terlihat 10 kali lebih mengerikan dari bendahara kelas yang lagi narikin uang kas.

"Baru pulang, Ra?" Agam mencoba berkata sesantai mungkin.

"Iya, emmm maaf tadi ngak-"

"Udah gapapa. Mendingan sekarang Lo istirahat, gue kesini cuma mau nganter brownies aja kok" Agam tersenyum kecil.

"Tapi kan Lo udah nunggu dari tadi, masa gue tinggal tidur"

"Lo istirahat aja, Lo pasti capek seharian pergi sama Revan"

Deg,

Rara binggung harus menjawab apa.

"Maaf, tadi gue ga bilang kalau pergi sama Revan." Rara mengigit bibir bawahnya, menahan rasa takut di dirinya.

"Gapapa"
"Tapi gue minta sama Lo, tetep jaga hati Lo buat gue, dan sebisa mungkin jangan pernah Lo deket sama dia lagi, Ra"

Rara mengernyitkan dahi, "emang kenapa kalau deket sama Revan? Revan baik kok"

"Gue punya alasan yang gabisa gue jelasin sekarang, tapi suatu saat Lo pasti bakal tau"

Agam mencium lembut puncak kepala Rara, kemudian tersenyum kecil menatap Rara.

Rara membalas senyuman Agam dengan senyum manisnya. Ia merasa lega karena ternyata Agam memaafkan kesalahannya. Disamping hal itu, senyuman Agam seakan menandakan seberapa besarnya cinta Agam untuk Rara, tatapan Agam juga menguatkan hal itu, membuat hati Rara mulai tenang dan kembali yakin pada Agam.

Tapi tak bisa Rara pungkiri, Athalla masih menguasai pikirannya. Sebenarnya siapa Athalla?. Satu-satunya orang yang dapat menjawab pertanyaan itu ialah Agam, tapi kalau Rara tanyakan Sekarang, rasanya tidak tepat. Mungkin besok lebih baik.

"Yaudah Ra, gue pulang, jangan lupa itu brownies nya dimakan, jangan tidur malem-malem"

"Siap pak boss" Rara tersenyum ceria, membuat Agam tertawa kecil.

Sebelum pulang, Agam mengacak kecil rambut Rara, entah kenapa ia sangat senang melakukan hal itu, mungkin karena ia gemas pada Rara. Rara selalu sebal saat Agam ataupun kakanya melakukan hal itu, karna itu membuat rambutnya yang rapi jadi berantakan.

Agam menurunkan sedikit kaca mobilnya dan tersenyum kearah Rara, kemudian dengan cepat meninggalkan rumah Rara.




🌜Agara🌜



HOLA GAESSSSSS

AUTHOR NGARET BANGET YEEEE?
WKKWKWKW MAAPKEUN YA
MAKLUM AUTHOR ITU GAPERNAH GABUT, JADI YA GA LANJUT LANJUT DEH CERITANYA WKWKWK

DAN MAAFKAN JUGA CERITA DI PART INI SANGAT SANGAT SINGKAT.

HAL TERSEBUT DIKARENAKAN IMAGINASI AUTHOR MENDADAK HILANG ENTAH KEMANA

MUNGKIN KARNA KESERINGAN DIPAKE BUAT NGEBAYANGIN MEMBER MEMBER BTS YANG CAEM CAEM ITU HAHAHHA

EHHH UDAH LAH SEKIAN DARI AUTHOR, TAKUTNYA KALAU GA DIBERHENTIIN BISA BISA SAMPE 5000 KATA SENDIRI INI GUE NEROCOSNYA WKWKKW

BAYYYY GAESSSS, LOVE YOUU!!

NB : JANGAN LUPA BERI  VOTE, PERCAYALAH MEMBAHAGIAKAN AUTHOR ITU DAPET PAHALA KOK :B

AgaraWhere stories live. Discover now