Agara -31

2.4K 81 47
                                    

"Pikirkan ulang apa yang harus kau lakukan ketika dalam masalah. Karena keputusan singkatmu itu akan menghancurkan semuanya. Mungkin kau dapat memperbaikinya..

Tapi itupun jika kau masih memiliki kesempatan"

-agara-

***

"Makasih kak, kakak selalu baik sama Rara"

"Santai aja Ra" jawab Revan singkat.

Disinilah mereka. Di kedai es krim milik orang tua Revan. Revan membawa Rara kemari setelah melihat Rara berjalan sendirian di tenggah hujan. Sambil sedikit mengeluarkan air mata yang secepat mungkin Rara usap ketika Revan datang. Tapi terlambat. Revan sudah mengetahuinya. Tapi mungkin lebih baik Revan tetap diam.

"Lo lagi ada masalah?"

Rara tersenyum kikuk.

"Hehe engga kok kak"

Revan mengangguk mengiyakan.

"Ra?"

Revan menatap manik mata Rara tajam. Seperti memikirkan sesuatu.

"Iya kak?"

Revan mengalihkan pandangannya. Berdiam sejenak. Kemudian melanjutkan bicaranya.

"Gue boleh cerita sama lo?"

Apakah Rara salah mendengar? Revan ingin cerita? Apakan Revan sudah mempercayainya dengan sebegitu sangat hingga ia dapat menceritakan sesuatu pada Rara? Rara hanya takut ia salah mendengar saja. Karena jujur, Rara masih ragu dengan apa yang dikatakan Revan.

"Emm maksut kakak?"

Revan menoleh kecil kearah Rara.

"Lo mirip sama orang yang gue sayang"

Revan tersenyum kecut.

Rara terkejut, tapi ia tak melakukan apa-apa. Entah. Ia rasa susana menjadi sangat serius saat ini.

"Senyuman Lo, tingkah laku Lo, cara ngomong Lo, semua mirip sama dia."

Lagi-lagi Revan tersenyum kecut.

"Kalau boleh tau, dia siapa kak?"

Rara menggigit bibir bawahnya. Ia gugup. Takut jika pertanyaannya salah.

Revan menghembus napas Pelan.

"Dia adalah orang yang sangat gue sayang. Dia baik, dia cantik, dia sempurna buat gue. Tapi kesempurnaan itu hancur setelah gue dengan cerobohnya nyakitin dia. Gue bikin dia sedih, gue bikin dia nangis, gue bikin dia sakit, dan gue bikin dia pergi. Dan dia ga akan kembali lagi ke gue". Tidak sadar, mata Revan mulai memerah.

Rara rasa sebaiknya ia menjadi pendengar yang baik.

"Kak, setiap orang pasti pernah ngelakuin kesalahan. Kalo kakak sayang sama dia, kakak perjuangin, kakak minta maaf ke dia, perbaiki semua kesalahan kakak. Dia pasti juga bisa ngertiin kok kak, apalagi kalau dia juga masih sayang sama kakak, dia pasti bakal maafin kakak. Percaya deh sama Rara" Rara tersenyum manis menenangkan Revan.

"Engga bisa ,Ra" Revan menunduk.

"Jangan ngomong gabisa kalau belum dicoba kak"

Revan menggeleng kecil.

"Udah gaada kesempatan buat gue"

"Ada kak, makanya kakak coba dulu"

"GUE BILANG GABISA YA GABISA"  nada bicara Revan tiba-tiba meninggi. Rara terkejut. Baru kali ini Revan berbicara tinggi padanya. Rara tidak dapat menyembunyikan air matanya yang mulai menetes.

AgaraWhere stories live. Discover now