Bab 15

8.4K 894 156
                                    

Minta doanya temen-temen, besok aku mau buka IPK. Deg-degan, Ya Allah. Harus bagus, Ya Allah ... Aamiin.

;






Raut wajah kelelahan menjadi sebuah tolak ukur keadaan yang sebenarnya, bau obat-obatan dan juga ruangan yang steril adalah tanda bahwa dirinya tengah benar-benar di ruangan yang paling ia benci seumur hidupnya, ruangan pengap penuh dengan orang yang menderita karena segala penyakitnya.

Namun saat ini bukanlah untuk memprotes sesuatu keadaan yang saat ini dialaminya, karena yang pasti saat ini pikirannya tertuju pada si buah hati malaikatnya tertidur pulas di inkubator dengan tenangnya. Ia tersenyum miris, sesekali mengelus jemari kecil yang hangat dan segala infus di dalam mulutnya dan ibu jarinya, dia berusaha untuk merapalkan doa dan segala permintaan maafnya yang mungkin sang pencipta pun enggan untuk mendengar doanya.

"Maafkan Ayah, Taegukkie ... Maafkan Ayah," rintihannya begitu pelan sekaligus perih, sebuah penyesalan yang begitu kuat di dalam hatinya kini. Sang anaknya—terlahir dengan prematur dan juga Jungkook belumlah membuka matanya sampai sekarang, itu semua gara-gara dia.

Taehyun dengan sengaja memberikan ruang dan waktu untuk Taehyung yang sama sekali tak bergerak di sana, hanya bisa menangis sembari mengelus kepala anaknya yang mungil, Taehyun meski tahu bahwa Taehyung menyesal dengan segala perbuatannya yang terlalu bejat pada istrinya itu, namun ia masih menjaga-jaga bahwa bisa saja itu akal-akalan Taehyung untuk mengelabui Kakaknya sendiri.

"Taehyung, sampai kapan kau akan menjaga anakmu di sana? ruangan ini harus tetap steril." Tegasnya berkata. Taehyun menghampiri Taehyung dengan pelan, dan memegang pundak Taehyung yang bergemetar hebat karena menahan tangisnya yang membuncah hatinya dan pikirannya.

"A-apa ... Tuhan akan memaafkanku?"

"Tuhan akan memaafkanmu bila kau termaafkan oleh istrimu," sorot mata Taehyung tiba-tiba meredup lelah, bibirnya kelu dengan getaran yang ada, kini ia tak bisa lagi menahan rasa tangis untuk semuanya, semua keadaan yang pernah ia lakukan dan terjadi.

"Jungkook ... takkan pernah memaafkanku, Hyung ...,"

"Kata siapa? Dia adalah manusia yang berwujud malaikat yang pernah aku temui, jadi ... jangan pernah berpikiran seperti itu. Meski tak memungkiri bahwa Jungkook akan shock dengan semuanya, tapi kalau kau mau berubah dan menurunkan ego dendammu, semuanya akan baik-baik saja, Taehyung ...," Taehyung mengusap air matanya yang mengalir pada pipinya, dan kini ketika dirinya menatap sang bayi malaikat di sana tengah terlelap dengan segala infusnya Taehyung berusaha tersenyum, melepas rasa bersalahnya dengan kekhawatiran yang ada.

Mau bagaimana pun, sebejat-bejatnya Taehyung ia masihlah punya hati, bahwa dalam hati nuraninya ia menyayangi bayinya meski tertutupi dengan dendamnya.

Bibir mungilnya menguap tiba-tiba membuat Taehyung tersenyum cerah melihat kegemasan anaknya yang manis tak ada duanya, matanya yang besar layaknya seperti milik Jungkook, hidungnya yang mancung seperti dirinya, dan pipi kemerahannya juga seperti Jungkook, anak mereka benar-benar sebuah anugerah dan menampar Taehyung terlalu dalam.

"Sayang ... maafkan Ayah, Ayah salah, kau berhak membenci Ayahmu ini, Nak. Karena apa yang terjadi pada dirimu itu karena Ayah, Ayah minta maaf ...," Taehyun selaku Kakaknya menepuk punggung Taehyung untuk menguatkannya. Sebenci-bencinya Taehyun pada sang adik tetap saja ia masih menyayanginya.


"Maafkan Ayah yang membuatmu tak bisa melihat, Sayang,"



;



Ruangan ICU sangatlah hening, hanyalah ditemani suara monitor jantung yang menjadi penambah kehangatan suasana.

Taehyung masih ragu untuk masuk, ia hanya berdiri di ambang pintu dengan merelakan Taehyun menjaga Jungkook, ia tak mau ketika Jungkook membuka mata, ia akan dibenci oleh istrinya sendiri.

Karena mau bagaimana pun juga ini akibat ulahnya.

Jungkook mengalami kontraksi hebat pada kandungannya karena dulu ia selalu membuat janin mereka untuk bisa hancur dan mati lebur sesuai keinginannya dan kini ... akibat ulah brengseknya, anaknya—buta dan beberapa kelainan lainnya yang membuat siapapun akan menangis melihat anaknya cacat.

Taehyung brengsek.


Ayah yang paling brengsek.


"Taehyung, kemari ...," Kakaknya melambaikan tangannya untuk menghampiri ranjang Jungkook yang tenang, ia menggeleng pelan sembari tersenyum getir. Dirinya lebih rela sang kakak menjaga Jungkook dibandingkan Jungkook melihatnya dengan tatapan bencinya.

Taehyung egois memang, melakukan kejahatan tanpa mau bertanggung jawab dan berakhir penyesalan.

Lantas dengan ragu Taehyung memilih keluar, memilih melihat Jungkook di luar sana dengan pembatas kaca doff, ia tersenyum getir ketika melihat sang kakak menggenggam hangat tangan Jungkook dan mengelap wajah Jungkook penuh cinta, semuanya jelas, yeah ... jelas, bahwa sang kakak lebih pantas untuk Jungkook.

"Setelah kau sembuh, kita akan bercerai, Sayang ... itu janjiku." gumamnya lirih. []

Painful ㅡ TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang