Bab 18

7.1K 653 61
                                    

🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesedihan yang menyeruak dalam diri Jungkook begitu kuat ketika Taehyung pingsan akibat kehabisan darah karena perlakuan Jungkook yang tak bisa dihentikan pada saat itu, Jungkook yang seharusnya di ruang rawatnya sendiri kini memilih satu ruangan dengan Taehyung yang nyatanya saat ini belumlah membuka matanya sedikitpun.

Jungkook menggenggam tangan Taehyung dengan erat, di sana masih ada cincin pernikahan mereka yang terlingkar manis dengan indahnya, tidak ada cincin pernikahan Taehyung dan Nayeon yang membuat Jungkook penuh tanda tanya besar. Namun Jungkook urungkan untuk memikirkan hal itu.

Tangannya yang halus mengelus kepala Taehyung yang dibaluti perban, sontak dirinya mengingat kepada hal ketika tangannya sendiri merasakan kehangatan darah yang mengucur bebas di kepala Taehyung.

Ia menyesal, sungguh. Dan Jungkook seperti orang gila pada saat itu.

Hatinya menciut sakit karena perbuatannya, akhir-akhir ini ia begitu gila dan tak bisa mengontrol emosinya, padahal dulu Jungkook selalu sabar dengan cobaan yang ada. Apa ini artinya ini adalah sebuah titik lelah dan jenuh pada hidup Jungkook? Entahlah ... yang jelas dirinya kini harus memperjuangkan Taehyung dan anaknya—Taegguk—untuk selalu bersamanya. Tak apa Taehyung masih menjadi suami Nayeon, yang jelas Jungkook tak diceraikan oleh suaminya sendiri.

Rasanya akhir-akhir ini Jungkook merasakan kejanggalan, biasanya kakak Taehyung yaitu Kim Taehyun selalu bersamanya dan mengurusnya dengan baik setelah Taehyung pergi meninggalkannya. Namun saat ini entah kemana kembaran suaminya itu, menghilang tiba-tiba dan tak memberikan kabar.

Canda tawa yang mereka buat menguap sudah, dan Jungkook merasakan kekosongan hati di mana Taehyun selalu membuatnya tersenyum dan bahagia, bukan berarti mencintai namun Jungkook merasa ada sosok yang menjaga dirinya dengan ketulusan. Jikalau Jungkook bejat, ia memilih Taehyun ketimbang suaminya sendiri, namun apalah daya sendiri—cinta yang telah melekat dengan bodohnya malah memilih suaminya yang brengsek dan otoriter.

"Taehyung, cepat sembuh." Ia mengusap kepala Taehyung dengan lembut dan jemarinya yang indah itu berhasil menyusur wajahnya dengan gerakan pelan. "Kau tampan sekali, suamiku ...," komentarnya lirih. Jungkook tersenyum miris, pujiannya takkan pernah terdengar karena Taehyung masihlah menutup mata akibat kejadian itu yang membuat Taehyung berbaring di atas ranjang.

Sosok suster tiba-tiba datang padanya, memberikan semangkuk bubur dan juga buah-buahan untuk Jungkook, karena Jungkook saat ini bersih kukuh ingin satu ruangan dengan suaminya agar ia bisa memantau suaminya dengan jarak dekat. Sosok suster membungkukkan badannya pada Jungkook dan meletakkan makanan tersebut di atas nakas dengan rapi, "Jungkook, segera makan, ya?"

"Y-ya, suster. Terimakasih." jawabnya. Kali ini sosok suster tersebut memakai masker berwarna hijau muda yang biasa dipakai di Rumah Sakit. Sosok suster itu yang entah siapa namanya melakukan racikan obat cair untuk disuntikkan pada infusan Taehyung, Jungkook hanya melihatnya saja setelah suster tersebut memperbaiki cairan infusan itu.

Painful ㅡ TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang