Part 16. The reason.

30.7K 2.1K 40
                                    

Deva menikmati udara pagi hari di atap sekolah itu, membiarkan helaian rambutnya tertiup angin. Sesekali ia menghela nafasnya, menikmati jus jeruk di genggamannya.

Deva sudah tidak peduli sekolah saat ini sedang melangsungkan pelajaran, Deva memilih untuk ke atap dan bolos jam pelajaran. Mendengarkan lagu, menikmati waktu sendirinya ini.

"Andai aja, waktu itu gue ada sama lo, mungkin gue gak bakal ada alasan untuk benci sama lo, Lis."gumam Deva lesu seraya mengingat kejadian yang membuatnya membenci Lisa setengah mati.

Flashback on...

Deva berkali kali mengotak atik ponselnya, mencoba menghubungi siapapun yang dekat dengan Lisa. Semenjak kedua orang tua Lisa meninggal, Lisa menjadi tak karuan. Stress, dan bahkan hampir ingin bunuh diri karna berfikir tidak ada satu sosok pun yang dapat menolongnya untuk hidup.

"Lis.. kamu dimana sih?"gumam Deva gusar seraya terus mencoba menghubungi semua kontak di ponselnya.

Rose

"Halo?"ujar Deva saat sambungan itu dijawab.

"Dev, kenapa?"tanya Rose di seberang sana

Deva menghela nafasnya, ia tahu Rose mabuk.

"Lo lagi sama Lisa?"

"Iya nih orangnya di samping gue, mabok dia."

Lo juga mabok. Pikir Deva.

"Di club mana?"tanya Deva gusar.

"Youngzone club."

Bip.

Deva langsung mematikan sambungan itu lalu mencoba mencari sosok Lisa di club itu dengan mobilnya yang ia lajukan secepat mungkin.

Tapi telat, Deva tidak menemukan siapapun. Rose,Jessica,Jennie dan Lisa sudah tidak ada di club itu. Deva menggeram kesal lalu berjalan menuju petugas bar.

"Misi, mas liat empat cewek yang-"

"Oh Jennie,Jessica,Rose sama Lisa?"tanya petugas bar itu.

"Kok tau?"

"Mereka mabok, tadi tiba tiba teriakkin nama mereka masing masing, jadi saya tau,mas."

Deva manggut manggut paham.

"Terus mereka kemana,mas?"

"Ada satu tadi mas saya gak tau namanya siapa, cantik, ponian, rambutnya coklat panjang, paling tinggi tadi. Dibawa sama bapak bapak, pake jas. Ke hotel atas."

Deg.

Ciri ciri itu persis dengan kekasihnya, Lisa.

Deva meneguk ludahnya,"d-diatas,mas?"

"Iya, yang tiganya pergi."ujar petugas bar itu.

"Lantai berapa hotelnya?"

"Untuk bar kita cuman ada satu lantai mas. Kamarnya terbatas, jadi kalo mas masuk ke hotelnya, itu udah semua kamar. Gak pake lantai lantaian."

Deva mengucapkan terima kasih lalu langsung menyusuri tangga club itu untuk naik ke hotelnya.

Deva meremas rambutnya frustasi lalu menjatuhkan tubuhnya begitu saja di lorong hotel itu, kebetulan di ujung lorongnya ada sofa, Deva mendudukkan tubuhnya di sana. Tanpa sadar, Deva menitikkan air matanya begitu saja.

"Kenapa harus kamu,Lis?"lirih Deva.

Hancur sudah.

Selama ini Deva menganggap Lisa sebagai kekasih yang paling istimewa baginya, berbeda, dan paling bisa membuat Deva tersenyum,senang,tenang,bahagia bahkan sampai emosi.

HURT (JK x LS) (SUDAH DINOVELKAN)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin