Q11. Panggil Mereka Ayah & Bunda Meong

8.1K 933 672
                                    

Jadi, gini rasanya bisa hamilin istri sendiri. Bangga ya, hehe.

=========

“Delapan minggu? Berarti istri saya yang cantik paripurna ini udah hamil dari dua bulan yang lalu dong, Dok?”

“Iya Pak Ananda, selamat ya untuk kehamilan dan pernikahan kalian. Ini hasil USGnya.”

Dengan mata berbinar yang sedikit berkaca-kaca, Mingyu menerima foto hitam putih berupa janin anaknya yang masih berukuran 40mm atau sebesar kacang merah. Wonwoo menatap dengan perasaan haru, mengelus perutnya yang masih rata dan nyaris menangis lagi namun ditahan sekuat tenaga.

Malu katanya sama Dokter Yoona yang baiknya luarbiasa karena sampe diteror ke rumahnya di akhir pekan yang super santai ini. Beda dengan Mingyu dan Wonwoo yang paginya dihebohkan oleh garis merah sedikit kabur dari testpack. Hari perdana sebagai suami istri ternyata menjadi hari perdana bagi Raden dan Ananda mengetahui kenyataan jika mereka sekarang adalah orang tua.

Siapa yang gak bahagia coba?

Kangkung aja sampe terbawa suasana.

“D-dokter, tapi saya kok selama ini gak merasakan morning sickness ya? Malah nafsu makan bertambah banyak. Padahal pas hamil pertama dulu bawannya gak enak. Makanya, saya gak sadar kalo lagi isi.”

Dokter Yoona tersenyum ramah. “Wajar Nyonya Raden, setiap kehamilan itu berbeda-beda. Syukurlah janin anda sekarang kuat, tapi bagaimanapun juga menjaga kesehatan dan asupan nutrisi itu penting ya. Pak Ananda bisa ikut membantu istrinya, ini momen yang tepat untuk kalian bekerja sama.”

Keduanya mengangguk tanda mengerti seperti mendengar penjelasan dosen di depan kelas. Ya, namanya juga masih awam, apalagi kasusnya adalah male pregnancy. Wonwoo bukan perempuan tulen yang mengetahui siklus periode bulanan, tapi dia diberikan kelebihan untuk sejajar dengan perempuan lain, yakni dapat mengandung dan melahirkan.

“Baik Dokter, sebagai suami dan ayah yang siaga, saya akan menjaga Raden tercinta sesuai saran anda. Jadi, mohon bimbingannya ya.”

“Sama-sama Pak Ananda. Oh iya, ada satu hal yang harus Nyonya Raden perhatikan, di usia kehamilan ini akan ada peningkatan hormon yang berakibat pada membesarnya payudara. Jadi, sebagai male pregnancy, Nyonya Raden dapat menyusui. Setiap orang memiliki jangka waktu berbeda-beda, tapi biasanya proses menyusui bisa sampai anak berusia 1 tahun atau sebelumnya.”

Di antara dua wajah yang tadi menunjukkan ekspresi yang sama, Wonwoo terlihat lebih terkejut. Mendadak terserang insecure akan bentuk tubuhnya yang super goals bagi semua kalangan. Gimana ceritanya kalo nanti badan dia yang singset berubah menjadi melar dan mengerikan?

Bisa-bisa Raden gagal disayang Ananda. Atau lebih parahnya lagi ditinggal untuk cari istri yang lebih cantik darinya. Membayangkannya aja Wonwoo ingin menjerit alay. Faktor bawaan hormon yang meningkat sehingga berakibat pada sisi perempuannya menguat.

Sementara Mingyu sibuk bercakap-cakap dengan Dokter Yoona, Wonwoo sibuk dalam gelembung dunia yang hanya ada dia seorang bersama pikiran runyamnya. Lebih tepatnya, Wonwoo sibuk berdo'a agar suaminya yang bucin level Dewa Olimpus itu masih mau menerima dia apa adanya.

Ya, semoga saja.

“Kalo gitu kami permisi, Dokter. Terima kasih banyak.”

Mingyu dan Wonwoo pamit, kembali ke mobil dalam suasana diam sepihak karena Wonwoo memilih mengabaikan rasa bahagia Mingyu yang sedari tadi sibuk berceloteh. Masih diculik kekhawatiran akan perubahan tubuh Wonwoo tuh.

Bahkan saat duduk di kursi pun, pikiran buruk terus yang menyertai. Mingyu yang menyadari jika Wonwoo mendadak diam berinisiatif memasangkan seat-belt. Namun, Wonwoo malah semakin lekat menatap ke luar jendela, Mingyu penasaran dan juga gemas mengelus perut istrinya perlahan.

QuerenciaWhere stories live. Discover now