Q21. Teror Paket Online

5.2K 793 540
                                    

Mending sekarang pilih mau Raden sama Miyu pergi dari rumah ini, atau Ananda yang pergi?

============

Selamat pagi dari Raden Miyu Maurasena.

Sebagai bayi berusia 4 bulan yang sehat dan menggemaskan, sudah menjadi rutinitas Wonwoo untuk memandikan sang putri kecilnya. Apalagi sejak Shubuh tadi, Miyu sudah terjaga, minum susu, bahkan bermain dengan aktifnya.

Pukul 7 teng, Miyu sudah wangi minyak telon dan bedak bayi. Sedangkan kedua orang tuanya boro-boro memikirkan hal itu, apalagi Mingyu yang masih berkeliaran di dunia mimpi. Iya, masih sibuk memeluk guling karena semalam pulang cukup larut.

Maklum, sejak dua bulan pensiun dari status pengangguran dan mulai banting tulang mencari nafkah untuk keluarga, jam tidur menjadi semakin berantakan. Sebenarnya pekerjaan yang sekarang gak mengorbankan waktu setiap hari dengan bekerja. Saking fleksibelnya, dia bisa berangkat kapan aja.

Apalagi saat bertemu nasabah dan menghandle segala sesuatunya. Kadang saking santai pekerjaan Mingyu, saat di kantor maupun lapangan terkesan gak ada beda. Gak jarang nasabah yang lain udah menganggap dia seperti keluarga. Dalam dua bulan buktinya, Mingyu yang diberkahi segala hal seolah dimudahkan apapun perkaranya.

Semua karena beberapa faktor yang dimiliki memenuhi kualifikasi untuk berkecimpung di dunia marketing. Bermodalkan wajah tampan, kalimat menjanjikan, dan komunikasi dua arah yang selalu terjalin aman. Duo Ananda yang bekerja sebagai agen asuransi di kantor mereka bernaung seolah memberikan contoh akan wajah-wajah pemula yang berhasil di masa depan.

Jangan tanya sebanyak apa komisi yang Rowoon dan Mingyu dapatkan, hal itu adalah bonus juga hasil kerja kerasnya membangun mitra dengan nasabah. Bersikap baik saja tidak cukup, namun juga ikut terjun dan merasuk ke dalam hidup nasabah untuk menjalin silaturahmi yang baik.

Wonwoo sebagai istri yang pengertian, tentu mendukung apapun selama itu positif untuk Mingyu. Meski jauh dalam hati seringkali khawatir apabila sang suami seperti mulai tenggelam dalam dunia ini. Sebab bukan sekali dua kali Wonwoo temukan Mingyu pulang malam hanya untuk menghabiskan waktu dengan nasabah.

Mengajak dan mengajak, tanpa peduli waktu dan perasaan istri.

Namun itu hanya pikiran negatif, toh dengan Mingyu bekerja gak akan ada lagi dijewer kupingnya oleh Mamak Yuli. Toh saat pulang dan di rumah pun Ayah satu anak itu akan kembali menggeluti perannya. Selelah apapun yang dirasa, Mingyu tidak pernah lupa pada Miyu. Bahkan karena kerja sembari mengasuh bayi, berimbas pada jam tidur yang banyak kurangnya.

Maka, pagi itu seperti hari biasanya, Wonwoo biarkan Mingyu tidur sedikit lebih lama. Biarlah dia yang mengurus Miyu selagi pekerjaan rumah belum begitu merepotkan. Ada rasa bangga dan haru melihat Mingyu di usia yang terbilang masih muda sudah berkorban untuk keluarga.

Kadang membuat Wonwoo berat sebelah karena gak bisa membantu sang suami. Andai dia bisa bekerja dan membantu beban yang ditanggung Mingyu. Namun, hal itu sangat tidak mungkin tentu saja. Jangankan untuk bekerja, kecapean sedikit aja Mingyu langsung posesif padanya. Lagi-lagi hanya bisa mencurahkan cinta dan kasih sayangnya pada bayi berusia 4 bulan yang semakin gembul ini.

Dalam balutan handuk saat hendak memakai baju, Miyu menatap Ayahnya yang tertidur lelap. Entah apa yang ada dalam pikiran si bayi, namun bisa jadi dia merasa heran karena pagi ini belum sempat bercengkrama dengan Mingyu.

Kangen sama Ayah Miyu tuh.

Pengin main tapi Ayah masih tidur.

Pengin main tapi Ayah masih tidur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
QuerenciaWhere stories live. Discover now