7. Black Magic

4.7K 562 87
                                    

Sebelum membaca, mari kasih ✩ dulu 😊😇

Setelah baca jangan lupa tinggalin pendapat kalian ya di sini 💬

Selamat membaca!

***

"Aqueena di mana?" tanya Bella sembari mengoleskan mentega pada kue yang akan dipersembahkan sebagai kejutan ulang tahun Aqueena.

"Bukankah tadi dia sudah mas—" Jimmy menahan ucapannya karena tak melihat Aqueena bersama Bella. Jimmy tadi juga tak menemukan Aqueena di luar. Lantas seketika mata Jimmy membulat meningat adanya aura sihir saat mereka dalam perjalanan menuju ke villa. "Astaga! Bell, kita harus mencari Aqueena sekarang."

Bella menghentikan kegiatannya lantas menatap Jimmy dengan penuh kebingungan. "Ada apa?"

Tak menjawab, Jimmy lantas berlari menuju tangga. Tingkah anehnya membuat Bella bingung. Tanpa menghiraukan Jimmy yang tengah kasak-kusuk tak jelas arah, Bella lebih baik melanjutkan kue yang dibuatnya dengan menambahkan cokelat serta lilin sebagai penghias. Tak luput pula cherry sebagai pelengkap.

Belum selesai dengan pekerjaannya, tiba-tiba saja Jimmy berteriak memanggilnya. Hal itu membuat Bella sedikit kesal. Dia meletakkan mentega di atas meja, lalu mencuci tangan di westafel ketika Jimmy sampai di dapur dengan masih berteriak.

"Kau kenapa—"

Bella belum sempat menyelesaikan ucapannya ketika Jimmy menarik tangannya keluar dari villa. Lelaki itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling villa. "Aqueena tidak ada di kamar."

Bella menghempaskan tangannya. "Kau kenapa, sih? Kenapa seenaknya menarikku seperti menarik Kuda! Memangnya apa yang salah? Kenapa kau panik begitu?" Bella mendengus sembari mengusap tangannya yang telah memerah akibat tarikan Jimmy seperti tarikan Samson.

"Aqueena menghilang!"

Bella tak terlalu menanggapi Jimmy. Gadis itu menghela napas berat melihat tingkah Jimmy yang cukup aneh. "Mungkin lagi di taman belakang atau mungkin di atap. Aqueena 'kan suka ketinggian. Bisa saja dia lagi memanjat pohon atau memanjat tower."

"Bukan! Aku sudah mencarinya di belakang ataupun di atap. Aku sudah mencarinya di sekitar tower. Aku juga sudah mencarinya di pohon mangga. Tetapi aku tak bisa menemukannya." Dengan panik, Jimmy langsung menyampaikan apa yang terjadi saat mereka dalam perjalanan ke villa. "Tadi saat di jalan, aku merasakan adanya energi sihir yang kuat."

"Mungkin lagi ke gu—" Bella tiba-tiba menghentikan bicaranya. "—APA?!! Sihir? Bagaimana mungkin? ASTAGA!!"

Bella tiba-tiba melotot ketika merasakan adanya aura sihir yang sangat mengusik inderanya. Gadis itu dibuat menggosok-gosok kedua lengannya karena merasa sangat tak nyaman dengan aura sihir itu. Seketika Bella juga merasa merinding, bahkan gadis itu juga merasakan hanya yang mencekam sehingga membuatnya sedikit takut.

"Apakah... ini... sihir hitam?"

"Benar!" Jimmy mendesah frustrasi. "Ini adalah aura sihir yang dikatakan Nyonya Minora. Selama dua minggu ini, aura sihir mengerikan ini sering muncul. Aku takut terjadi sesuatu pada Aqueena. Sebaiknya kita mencarinya sekarang."

Bella mengangguk. "Kita berpencar!"

Jimmy menyetujui apa yang dikatakan Bella. Mereka berpencar untuk melakukan pencarian. Bella terburu-buru memasuki kawasan hutan belakang villa sembari terus merasakan aura sihir hitam yang lama-kelamaan menjadi semakin pekat. Bella mengikuti aura itu karena instingnya berkata bahwa aura itu adalah ancaman bagi Aqueena maupun dirinya dan juga Jimmy.

Jika benar di sekitarnya ada penyihir hitam, hal itu tentu saja membuat nyali Bella menciut. Dia benar-benar takut sekaligus masih trauma dengan kejadian dua tahun yang lalu. Bella tak ingin kejadian itu terulang lagi. Dia bahkan rela pergi dari dunia sihir untuk menghindari kemungkinan buruk yang dapat membahayakan nyawanya. Bella juga rela menyegel kekuatannya agar tak seorangpun penyihir yang mampu merasakan keberadaannya. Oh! Bukan hanya itu, Bella bahkan rela meninggalkan Orlando, satu-satunya lelaki yang sampai sekarang masih berada di pikiran Bella.

The Magic Stone: Red PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang