16. Arthur is Dead? (1)

4.1K 429 151
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote dulu 😘

Setelah baca jangan lupa tinggalkan komentar 😊

Selamat membaca 😂

Satu lagi, tolong koreksi typo ya 😊

Satu lagi, tolong koreksi typo ya 😊

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadi... kau benar-benar serius ingin terus mengikutiku?"

Aqueena bertanya di sela-sela langkah kakinya menuju tangga darurat bersama Ellen. Kali ini Ellen tak lagi menggunakan gaun merah sebab Aqueena memberinya beberapa outfit agar tak terlihat aneh. Gadis itu juga membuat dirinya terlihat oleh orang lain sehingga Aqueena tak dikira gila karena berbicara sendiri.

Usai dari tempat aneh yang disebut Ellen sebagai gua ingatan, Ellen masih terus mengikuti Aqueena hingga sekarang. Hal ini membuat Aqueena terus merasa kesal, tetapi gadis itu tak bisa mengusir Ellen karena gadis aneh itu benar-benar tidak peka alias tidak mau diusir.

Situasi saat ini, Aqueena baru saja kembali dari menemui dosen di sebuah rumah sakit dan berniat pulang ke apartemen, tetapi Ellen terus mengikutinya hingga membuat Aqueena kesal. Sejak tadi pagi, Ellen benar-benar mengganggu Aqueena dengan melakukan hal aneh semacam mengikuti Aqueena ke kamar mandi saat gadis itu ingin mandi ataupun ingin pup. Ellen bahkan dengan tak sopannya tidur di tempat tidur Aqueena. Gadis itu juga tak ingin tidur sebelum Aqueena tidur. Hal ini membuat kesabaran Aqueena berada di ambang batas. Yang paling membuat Aqueena kesal, Ellen mengganggunya saat jam kuliah.

"Jadi... kau tak serius ingin aku terus bersamamu?"

Aqueena berdecak, lalu menjawab ketus. "Honestly, aku tak suka dibuntuti. Kau itu persis seperti lakban yang menempel terus padaku!"

"Aku harus memastikan keselamatanmu. Sebagai imbalan aku berada di sisimu, aku akan menjamin keselamatanmu. Aku akan menjadi pelayanmu," jawab Ellen yang langsung membuat Aqueena menghentikan langkah kakinya.

"Bukankah kau bilang aku lebih kuat darimu? Terus kenapa kau merasa aku dalam bahaya? Memangnya apa yang bisa mengancam keselamatanku? Satu-satunya yang mencurigakan di sini adalah kau!" Aqueena memutar tubuh dan mengarahkan telunjuknya pada Ellen.

"Hng? Kau memang... lebih kuat dariku. Tapi saat ini kau tak bisa menggunakan kekuatanmu. Itu karena kekuatanmu tertahan. Kau juga merasakannya 'kan?"

Ucapan Ellen membuat Aqueena memikirkan hal aneh yang terjadi padanya selama ini. Apa mungkin hal aneh itulah yang dimaksud kekuatan oleh Ellen?

"Meskipun sekarang kau merasa aman, tetapi sebenarnya di luar sana masih banyak yang menginginkan kematianmu." Ellen berbicara penuh keyakinan. "Jadi... karena itulah izinkan aku... menjagamu."

"Hei!" Aqueena memukul kepala Ellen dengan pelan, karena gadis bergaun merah itu lebih pendek darinya, Aqueena lebih leluasa menyentuh kepala gadis itu. "Kalau tahu aku tak bisa menggunakan kekuatanku, kenapa kau malah memintaku melindungimu?!"

The Magic Stone: Red PearlWhere stories live. Discover now