10. Parents

4.9K 520 168
                                    

Sebelum baca, yuk kasih vote dulu, dan setelah baca jangan lupa ninggalin komentar 😊

Selamat membaca

3000+ word

***

Aqueena menutup pintu kamarnya dengan terburu-buru. Dia terduduk di balik pintu sembari mengontrol napasnya yang tak karuan. Entah kenapa, tiba-tiba saja tubuhnya bergetar hebat hingga mengeluarkan peluh dingin.

Aqueena tak tahu apakah hal yang baru saja didengarnya adalah suatu petunjuk mengenai semua keanehan yang dialaminya. Yang jelas, untuk sekarang Aqueena mersa puzzle mengenai mimpi buruk dan juga keanehan yang dialaminya mulai terkumpul setelah tak sengaja menguping pembicaraan yang berlangsung di lantai bawah.

Terbangun dari tidurnya membuat Aqueena merasa haus, belum lagi perutnya terasa keram lantaran terlalu banyak makan kue dan juga BBQ. Setelah makan cukup banyak, Aqueena malah membawa perut kenyangnya berlari ke hutan, lalu pulang dia malah tertidur pulas. Tentu saja hal itu membuatnya merasa mual.

Aqueena mencari obat-obatan di dalam laci, namun dia sama sekali tak menemukannya. Ingatannya kembali sebelum tertidur, bahwa kotak P3K miliknya berada di lantai bawah lantaran tak sengaja terbawa ke hutan.

Dengan kepala pusing dan langkah tertatih, Aqueena menuruni tangga. Namun langkahnya terhenti setelah mendengar teriakan Neneknya yang membuatnya merasa penasaran.

"Aku tak ingin Cucuku tahu tentang Magical World!" Nenek Minora berbicara ketus. Aqueena dapat membayangkan bagaimana ekspresi Nenek Minora yang sangat tak bersahabat. "Dia sudah cukup menderita karena tempat itu."

Rasa penasaran menghantui Aqueena. Dia penasaran apa maksud Neneknya berkata seperti itu. Yang pasti Aqueena tahu yang dibicarakan Neneknya adalah dirinya, toh Neneknya tak memiliki cucu selain dirinya. Tetapi, kenapa Nenek Minora tak ingin Aqueena mengetahui sesuatu?

Meskipun tahu menguping adalah perbuatan yang tak berkelas, Aqueena tetap melakukannya dari pada mati penasaran. Akhirnya, Aqueena mendengarkan percakapan mereka hingga selesai dan kembali ke kamar setelah pedebatan itu berakhir.

Aqueena tak hentinya mengontrol napas dan juga detak jantungnya. Kesimpulan yang didapatnya dari menguping tadi adalah; pertama, Neneknya dan semua orang mengenal lelaki beriris biru gelap dan juga lelaki berambut ungu yang ditemuinya di hutan bersama Bella, terbukti Bella tak melawan ketika lelaki itu memeluknya. Kedua, Aqueena yakin Neneknya tahu sesuatu, namun tak ingin memberitahunya. Aqueena curiga hal itu terkait dengan Mamanya dan juga keanehan yang dialaminya selama ini. Ketiga, Aqueena merasa lelaki berambut silver itu adalah jodoh masa depannya.

Ya, semoga saja begitu. Sebab selama ini Aqueena belum pernah merasakan sesuatu yang sangat spesial dari seorang laki-laki. Aqueena belum pernah merasakan ketertarikan yang teramat pada seorang laki-laki, seakan lelaki itu menyimpan seribu misteri yang ingin dipecahkan Aqueena. Mungkin pertemuannya dengan lelaki itu adalah takdir.

Aqueena sempat terharu mendengar ucapan lelaki itu. Suara seraknya begitu tegas dan merdu di pendengaran Aqueena. Belum lagi, lelaki itu seakan mengklaim Aqueena sebagai miliknya.

Dada Aqueena semakin bergemuruh mengingat kembali ucapan lelaki itu. Dia tak hentinya mengumbar senyum mengingat sikap manis lelaki itu. Wajahnya memerah mengingat ucapan lelaki itu yang mendebarkan jantungnya.

"Tunggu!" Aqueena berpikir sejenak teringat nama-nama yang disebutkan dalam percakapan itu. "Siapa Adelia?! Dan siapa Raja Zen?!" Bertanya pada diri sendiri takkan pernah mendapatkan jawaban. Aqueena tahu itu, namun dia tetap melakukannya karena mungkin saja petunjuk turun dari langit secara tiba-tiba.

The Magic Stone: Red PearlWhere stories live. Discover now