10. Pria Di Sudut Perpustakaan

1.4K 177 67
                                    

Rated: PG – 15

Genre: Romance, Fluffy

Cast: Singto – Krist

Disclaimer: Peraya bukan milik saya tapi milik mereka sendiri.

Warning: OOC, BL, Ficlet, RnR, Typo.

Mohon maaf kalo ini tidak jelas, aneh, agak maksa, dan ide pasaran.
So...keep enjoying gaess :)

.

.

.

...Teruntuk kamu, pria di sudut perpustakaan, hatiku berdebar, aku jatuh cinta untuk pertama kalinya...

.

.

.

Singto suka membaca, namun perpustakaan bukan tempat favoritnya. Dia lebih memilih membeli buku di toko buku dan membacanya di kamar kos-nya. Menurutnya itu lebih mengasyikkan. Kau bisa membaca sambil ngemil, tiduran, dan lain sebagainya. Tidak seperti perpustakaan yang hening dan membosankan menurutnya. Belum juga bau buku lama khas perpustakaan yang membuatnya bertahan lima belas menit saja.

Tapi semua itu tak berlaku lagi sejak sesuatu menarik perhatiannya. Ya, ada sosok yang meruntuhkan pertahanannya. Objek yang menarik maniknya untuk terus memandang hingga berjam-jam lamanya. Tak peduli jika dia berada di perpustakaan yang kolot.

Lama sekali, Singto benar-benar betah dengan posisi yang sama setiap harinya. Duduk di sudut perpustakaan dengan netra yang menatap lurus pada sosok yang berhasil menarik atensinya.

Diamatinya dengan seksama pria itu. Pria? Ya, sosok yang menariknya dalam kumparan menyenangkan adalah seorang pria imut memiliki kulit seputih salju dan bibir yang ranum. Jangan lupakan hidung bangirnya bak perosotan. Benar-benar pria yang cantik.

Buku yang ada dimejanya sudah tak menarik lagi sejak kedatangannya ke dalam perpustakaan. Singto membiarkannya saja terbuka. Menurutnya memandang wajah pria itu lebih mengasyikkan. Gemuruh dalam hatinya senantiasa bergejolak menyenangkan. Rasanya seperti ada yang merambat, mengoyaknya, membakar hingga membara.

Dengan wajah yang dungu, Singto tak peduli lagi. Senyum lebar selalu menghiasi wajahnya hanya karena menatap pria itu sedang membaca buku. Mungkin dia sudah gila. Ya, dia gila karena pria itu.

Padahal pria yang menjadi objeknya tak menghiraukannya. Tidak merasakan keberadaan pria berkult tan dengan wajah rupawan yang sudah hampir satu bulan ini selalu berada di seberangnya menatap dalam penuh cinta.

Ah, cinta. Dia jatuh cinta.

Bagaimana pria cantik itu membalikkan buku, mengerutkan kening, menggigit bibir bawahnya, hingga mengerucutkan bibirnya. Semua mimik wajah sudah tertangkap dalam memori Singto.

Ingin rasanya Singto melangkahkan kakinya menuju tempat pria itu membaca. Angannya berharap jika dirinya bisa bersapa, berbincang, bercanda, tertawa bersama berbagi kebahagiaan—seperti pria itu bersama temannya. Ah, pria itu memang terkadang bersama temannya. Hal itu membuat Singto mengurungkan niat untuk mendekat.

Tapi kali ini pria itu sedang sendiri. Duduk dan mebaca dengan tenang. Entah kenapa selalu tempat duduk yang sama setiap harinya. Di sudut dekat jendela. Mungkin itu tempat favoritnya. Mana Singto tau, dia saja tak berani hanya untuk menyapa.

The Story of Peraya (Kumpulan Oneshot)Where stories live. Discover now