Chapter 8

2.7K 206 15
                                    

Chapter 8 : Is it a Fail?

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

"Hufft" gadis dengan surai coklat di cepol dua itu berjalan terseot-seot menuju kelasnya. "Ck, sedikit lagi" gumannya ketika dirinya hampir menjangkau pintu kelasnya. Namun langkahnya terhenti kemudian berduduk menyander di dinding karena nyeri yang dirasakan pada pergelangan kakinya. "Ugh, kenapa bisa sesakit ini sih".

"Kau yakin bisa menang dengan keadaanmu itu?" gadis itu menoleh dan langsung mendengus dengan wajah masam ketika tau siapa yang menegurnya.

"Kau tenang saja, aku tidak akan mengecewakan Hyuga's Dojo" dengus gadis itu. Sementara pemuda bersurai coklat panjang itu menghela nafasnya pasrah akan sikap judes dari gadis bercepol itu. "Lagipula apa yang kau lakukan di sini? Kenapa kau belum pulang?".

"A'a, aku ada latihan basket dengan teman-teman tim ku. Mm... perlu ku bantu?" dengan cepat gadis itu menggeleng dan mencoba untuk berdiri. Yah, usaha yang tidak sia-sia. Gadis itu berhasil bangkit meski harus menahan sakit yang amat sangat.

"Tidak perlu, aku bisa jalan sendiri dan... kelasku sudah dekat" ujarnya. Gadis itu mulai melangkahkan kakinya, seperti tadi... gadis itu berjalan dengan terseot-seot dan meninggalkan Neji. Pemuda itu menatap kepergian Tenten dengan raut khawtir namun setelahnya pemuda itu tersenyum, dalam hati dia yakin kalau gadis yang diam-diam mulai disukainya itu akan baik-baik saja. Ya begitu pikirnya saat pemuda itu berbalik meninggalkan tempat itu tapi...

'Bruk'.

"Argh" histeris seseorang dan pemuda itu jelas tau siapa pemilik suara itu. Dengan langkah seribu Neji berbalik dan berlari menuju Tenten.

"Kau baik-baik saja?" tanya pemuda itu sembari bersujud dan merangkul tubuh Tenten hingga membuat gadis itu tersentak atas apa yang dilakukan pemuda itu.

"U-um, ya."

Neji segera mengecek pergelangan kaki Tenten, namun dia tidak tau separah apa kaki gadis itu sekarang karena kakinya sedang di perban. Pemuda itu menyentuh sedikit perban itu dan Tenten langsung meringis, mungkin lebih parah dari yang pemuda itu perkirakan.

"Kenapa kau bisa sampai seperti ini?" tanya pemuda itu dengan tatapan menajam dan syarat akan rasa khawatir.

"Yah, aku jatuh dari tangga dan tangganya menimpa kakiku."

"Kenapa bisa jatuh dari tangga? Memang apa yang kau lakukan?" yup, pemuda itu tau seberapa cerobohnya gadis itu dan pemuda itu sangat khawatir akan kebiasaan buruk gadis bercepol itu.

"Kenapa aku harus memberitaumu?" Neji terdiam, benar yang dikatakan Tenten. Hubungan pertunangan mereka sudah putus dan persahabatan mereka juga sedang renggang.

"Maaf kalau aku terlalu banyak bertanya... tapi... biarkan aku tetap bisa mengkhawatirkanmu sebagai sahabatmu, jika kau butuh bantuan, tolong katakan saja padaku. Dan jika kau tidak mampu, jangan paksakan dirimu itu akan menyakiti dirimu sendiri" Tenten hanya mengangguk santai menanggapi ucapan Neji, dan pemuda itu hanya menundukkan wajahnya menghindari tatapan Tenten padanya.

"Oh kue cepol, kau di sini rupanya. Daritadi aku mencarimu" ujar gadis dengan surai blonde itu yang kini berjalan menuju Tenten. "Kau kenapa?".

"Tidak apa-apa, hanya saja... tiba-tiba kakiku rasanya nyeri" Ino mengangguk paham kemudian membantu Tenten berdiri dengan perlahan kemudian merangkul gadis bercepol itu.

For My Bad Boy 2जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें