02. pertemuan menyebalkan

3.3K 593 1.2K
                                    

Dulu Feira percaya bahwa suatu saat ia akan bertemu dengan orang yang tepat. Tapi akhirnya, tidak demikian. Mereka putus, Feira kehilangan dan tidak merasakan hal yang sama lagi. Namun, mungkin Feira bisa berhenti bertanya kenapa. Sebaiknya, ia hanya menerima dan melepaskannya saja. Karena seperti yang sudah terlihat sebelumnya, Daniel secara tak langsung telah menyuruh gadis itu untuk pergi dari hidupnya melalui sikap tak acuh pemuda tersebut beberapa hari yang lalu. Apalagi, Daniel tampak sangat membencinya.

Perihal melupakan barangkali memang terdengar semudah itu dan Feira telah mencobanya, namun, realitasnya tidak bisa. Melupakan seseorang baginya sangatlah sulit, Feira sungguh memerlukan waktu yang sangat lama untuk melakukannya. Karena kau tahu, dari mulai kecil hingga tumbuh dewasa, kita dituntut untuk mengingat, bukan melupakan.

Kendati waktu telah berjalan dengan semestinya dan kejadian menyakitkan itu sudah lewat hampir seminggu Feira alami, tetapi, tetap saja rasa untuk Daniel masih hinggap di hatinya. Padahal, ia sudah berusaha keras untuk melupakannya. Namun, tidak bisa dimungkiri jikalau melupakan merupakan bagian terlemahnya, apalagi melupakan sosok yang selalu mengisi hari-harinya dengan penuh warna.

Meskipun begitu, Feira tidak akan memaksa Daniel untuk kembali. Karena, ia percaya bahwa sesuatu hal yang memang miliknya, pasti dia kembali. Dan apa yang bukan, sebagaimana pun ia mencoba tidak akan pernah menjadi miliknya.

Feira akan mencoba melupakan dan merelakannya secara perlahan. Walaupun sulit, tetapi tidak ada salahnya untuk mencoba.

Siang hari ini, Feira sangat menikmati makan siangnya di kantin bersama ketiga sahabatnya. Ternyata, disaat perasaannya masih kacau seperti sekarang, membuat nafsu makannya bertambah. Well, setiap orang pasti memiliki kebiasaan yang berbeda sebagai bentuk pelampiasan perasaannya terhadap sesuatu hal, bukan? Hari ini saja ia sudah habis tiga mangkuk bakso legendaris SMA Dewantara dan dua gelas jus alpukat kesukaannya. Feira merasa jika tenaganya begitu terkuras, padahal ia tidak melakukan apa pun. Tentu saja hal tersebut membuat Tasya dan Amanda menatap Feira dengan bergidik ngeri. Sedangkan Kanaya--jangan tanya lagi, dia sedang membaca buku sembari menyantap batagornya.

"Lo gak makan berapa hari sih, Ra?" takjub Tasya dengan penuh keheranan.

"Pelan-pelan Ra. Lo udah habis tiga mangkuk, perut lo bisa meledak nanti," peringat Amanda seraya menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

Sebelum benar-benar menjawab, Feira sempat menelan baksonya terlebih dulu secara perlahan, dilanjut dengan meminum jusnya yang sudah tak sedingin tadi. "Melupakan seseorang yang kita sayangi itu membutuhkan tenaga ekstra Nda, makan juga harus double ekstra!"

Tasya kembali menimpali, "Ya, tapi gak gitu juga, Ra."

"Lo cari pacar lagi aja, Ra." usul Amanda secara tiba-tiba tanpa pikir panjang. Tentu saja gadis tomboy tersebut lama-lama merasa prihatin juga jika melihat keadaan Feira seperti ini terus.

"Gak ah, nanti kejadian kayak kemarin-kemarin terulang lagi. Lagian, Ira cuma mau ngebucinin Sehun Oppa aja."

"Ngehalu terus lo, jadi gila nanti." Peringat Amanda bercanda.

"Feira 'kan sekarang udah gila, Nda. Akhir-akhir ini dia suka uring-uringan gak jelas, ngelamun gak jelas, ketawa gak jelas, semuanya serba gak jelas. Apalagi coba namanya kalo bukan gila?"

"Ih, nyebelin!" omel Feira kesal karena Tasya melebih-lebihkan ucapannya. Sementara Amanda dan Tasya tertawa puas sembari menggebrak meja beberapa kali, membuat beberapa pasang mata mengarah pada sosok mereka. Namun, orang-orang yang ditatap tampak tak hirau, keduanya justru kembali fokus menghabiskan makan siangnya.

Arkian terjadi keheningan beberapa saat. Setelah selesai menghabiskan baksonya, Feira sontak mengalihkan atensinya pada sesosok gadis berambut legam sebahu yang baru saja melewatinya. Bukan tanpa alasan, dikarenakan gadis tersebut terlihat membawa sekotak kue bolu yang akan diberikan kepada kekasihnya yang tengah duduk di bangku pojok kantin dengan begitu cerianya. Mereka terlihat bercengkerama, tertawa bersama dan kemudian memakan bersama bolu tersebut sembari saling menyuapi.

Profitable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang