11. timbul rasa

2.4K 349 1.1K
                                    

"Dari mana kamu tahu Bunda kamu punya utang ke Tante?" tanya Dona; Mami Farah kepada Fanza dengan raut heran yang begitu kentara. Pasalnya, ia dan Marissa sama-sama tutup mulut mengenai masalah ini, mereka menjadikannya sebagai sebuah rahasia yang ditutup sangat rapat. Tetapi anehnya, Fanza secara mendadak malam-malam sekitar pukul sembilan datang ke rumahnya dan cepat-cepat bertanya mengenai masalah utang yang melilit Marissa. Bahkan tanpa basa-basi terlebih dulu. Terlihat dari niatnya saja sangat menggebu-gebu.

Sembari menatap serius ke arah Dona yang kini tengah menyeruput anggun teh jasmine hangat buatan asisten rumah tangganya, Fanza pun lekas menjawab dengan tak kalah tenang bak air sungai yang mengalir, "Saya mengetahuinya sendiri dan niat saya datang kemari, untuk melunasi utang Bunda saya ke Tante."

Saat menyimpan cangkir teh beserta piring kecilnya di atas meja secara perlahan, Donna serta-merta dibuat terkejut bukan main mendengar tuturan kalimat yang telah didengarnya itu. Ini benar-benar diluar dugaan. Apalagi, sebelumnya Marissa tidak mengatakan apa pun terlebih dulu padanya; perihal kedatangan Fanza, perihal piutangnya juga. "Kamu serius? Bunda kamu tahu?"

Fanza sontak mengangguk sebagai balasan. "Jadi, Bunda saya punya utang berapa?"

"Lima puluh tiga juta."

Sama seperti reaksi Dona sebelumnya, Fanza benar-benar dibuat terkejut dengan sebuah fakta tersebut. Hatinya mencelus bukan kepalang, jantungnya seolah akan berhenti berdetak. Namun, dia berusaha untuk tetap tenang di hadapan Dona, air mukanya dipasang datar seperti biasa. Meskipun isi kepalanya sudah terlanjur berantakan dan terus bertanya-tanya mengenai alasan mengapa bundanya memiliki utang yang besar seperti itu. Lantas, bundanya menggunakan uangnya untuk keperluan apa?

Ah, tetapi lama-lama Fanza cukup mengerti dan memaklumi posisi bundanya. Tidak mudah untuk sang bunda yang merupakan single parent terus berusaha mencukupi kebutuhan kedua anaknya yang masih bersekolah. Apalagi, bundanya hanya memiliki toko kue yang pendapatannya tidak menentu. Bunda pasti membutuhkan uang yang sebesar itu dan menggunakannya untuk mencukupi bekal kehidupan sehari-hari dirinya dan kedua anaknya. Jika tahu begini, sebelumnya Fanza tidak akan hidup terlalu royal dan dia pun tentu akan membantu bundanya untuk mencari uang dengan cara halal apa pun.

"Baik. Kalau begitu, saya ingin meminta nomor rekening Tante, boleh?"

Kendati Dona tampak ragu serta tak percaya dengan situasi yang tengah ia alami saat ini, tetapi wanita tersebut serta-merta tetap mengangguk singkat, tatapannya kosong, seperti seolah tengah dihipnotis, entah kenapa. Kemudian, ia menuliskan sekian digit angka di atas selembar kertas kecil, lalu memberikannya kepada Fanza dengan setengah hati. Bukan tanpa alasan, lantaran diantara sela-sela terkecil utang-piutang ini, terdapat sekelumit perjanjian sebelum Marissa meminjam.

"Saya akan meminjamkannya, tapi dengan satu syarat." ucap Dona, sekitar dua bulan yang lalu, wanita tersebut serta-merta tersenyum penuh arti tatkala mengatakannya, lantaran ia memiliki rencana apik di dalam kepala; perihal timbal balik yang saling menguntungkan antara dirinya dan Marissa.

Sementara di tempatnya, Marissa tampak kebingungan, kedua alisnya sampai nyaris bertautan. "Apa itu?"

"Saya ingin menjodohkan anak-anak kita."

"Jangan sangkut-pautkan masalah ini dengan anak-anak." ujar Marissa merasa tak setuju. Jelas saja, dia tidak ingin membawa-bawa Fanza terhadap masalahnya sendiri, tidak ingin pula Fanza mengetahui bahwa dia terlilit utang. Apalagi, keinginan Dona itu seolah mengorbankan Fanza demi utangnya. Ah, tidak, tidak. Marissa tentu tidak sejahat itu terhadap anaknya sendiri.

Namun di sisi lain, Dona pun masih bersikukuh dengan pendiriannya sendiri. Lantaran dia mengetahui jikalau anaknya begitu menyukai Fanza, gadis tersebut selalu saja menceritakan semua hal tentang si pemuda, seperti halnya makanan kesukaannya, hal apa saja yang Fanza sukai dan tidak disukai, masih banyak lagi. Bahkan, setiap malam Dona selalu saja menampung curahan hati Farah tanpa kenal bosan. Kemudian secara kebetulan, ternyata Bunda Fanza berada di circle yang sama dengannya.

Profitable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang