Chapter 1 : Penyerangan Nadeshiko

11.3K 527 16
                                    

Dikatakan jika sebagian kehidupan berhubungan dengan masa lalu. Terhubung oleh panggilan waktu yang tidak ada namanya pertanda. Tidak mengirim seorang pengabar. Dia terlalu bijak atau terlalu kejam untuk itu... TAKDIR.

THE GREAT PRINCESS UCHIHA

Di sebuah daratan yang jauh, berdiri sebuah kekaisaran yang membentang dari wilayah Kansai/Kinki hingga Chūgoku di Jepang. Bertempat di ujung Utara kota. Ibu kota Heian-kyō (Kyoto) berada di kawasan tertutup yang dikelilingi tembok di samping gunung besar yang seakan menutupinya dan juga kerajaan yang dikelilingi oleh hutan. Kekaisaran itu adalah Heian.

Bertempur dengan sengit, bijaksana dalam kemenangan. Di mana pedang Kekaisaran Heian berjalan, di sanalah ketentraman datang.

Pangeran Mahkota Uchiha Sasuke berkuasa bersama kakaknya -Uchiha Itachi, berdasarkan prinsip kesetiaan dan persaudaraan. Mereka membawa pasukan berkuda menuju desa terpencil di daerah Okayama.

Desa itu terletak di bagian atas tiga bukit besar dan curam yang berada di tengah hutan, dengan dua jembatan yang membentang di atas ngarai di antaranya. Bukit-bukit yang terletak di dalam lembah hutan terlihat subur di daerah pegunungan. Dalam hal pembangunan desa mirip dengan kubu atau istana; dengan banyak dinding, menara, dan tembok yang menjadi fitur dominan. Saat pasukan kekaisaran tiba, mereka mengintai dan melihat seisi desa dari kejauhan.

"Nadeshiko yang banyak diceritakan. Bahkan lebih menarik dari yang kubayangkan," tatapannya lurus ke depan. Itachi merasa takjub dengan pemandangan kota yang ada dihadapannya.

"Jangan tertipu oleh keindahannya, Pangeran. Nadeshiko sama saja dengan kota lainnya. Kota yang menyembunyikan pria-pria pemberontak. Mereka berkhianat dan sekarang harus membayarnya," Yahiko mengingatkan. Dia adalah Pemimpin Pasukan Kesatria Akatsuki. Salah satu dari tujuh pemimpin pedang samurai terhebat di kekaisaran.

"Baginda sudah jelas mengatakan Nadeshiko tak perlu diserang. Kabarnya ini hanya desa yang penduduknya adalah wanita. Tapi karena Baginda yang bijaksana tak disini, maka keputusannya ada padaku," putus Uchiha Sasuke dingin.

"Bahkan Perdana Menteri telah mendukungku dan aku bersama kakakku yang bisa ku percaya," Sasuke menatap kakaknya. Itachi pun mengangguk.

Matahari baru saja terbenam dan mereka melakukan rapat perang sebelum melanjutkan perjalanan.

"Mata-mata kita telah mencegat karavan yang meninggalkan Nadeshiko. Pedang terbaik yang dibuat manusia. Panah dengan ujung baja. Dan perjanjian yang menguntungkan Nadeshiko jika mereka membuatkan senjata untuk Pemberontak Hōgen. Mereka menjual senjata ke musuh kita, Pangeran Mahkota," terang Hanzo (Panglima Perang Kekaisaran). Dia menunjukkan peti-peti yang mereka rampas dan melemparkan anak panah pada Pangeran Itachi.

"Dan anak panah seperti ini yang membunuh kudaku di Sungai Kamo. Darah akan menggenang di jalan-jalan Nadeshiko karena ini. Atau tentara kita akan jatuh dari benteng-benteng mereka," lanjut Hanzo.

"Kita diperintahkan untuk menaklukkan Hōgen bukan menyerang Nadeshiko," protes Yagura sebagai Pemimpin Barisan.

"Kata-kata yang bijak, Kesatria Yagura." sindir Hanzo.

"Kata-kata takkan bisa menghentikan musuh kita. Saat tentara mereka dipersenjatai dengan pedang Nadeshiko," lanjutnya mengolok. Yagura membuang muka dan tetap diam.

"Kita serang mereka saat subuh," seru Uchiha Itachi.

"Jika itu keputusanmu maka tugaskan aku di depan," pinta Sasuke.

"Mau berbagi, Pangeran?" tanya Itachi.

Sasuke menggeleng. "Aku yang akan memimpin di depan pasukan kekaisaran. Tanganku sudah tidak sabar untuk memegang pedang lagi."

The Great Princess Uchiha [ FanFict ] - HIATUSWhere stories live. Discover now