Chapter 20 : Kabar Buruk

3.2K 415 34
                                    

Hanare menggendong Pangeran Udon yang kini berusia 3 bulan dikediamannya. Diwajahnya menampakkan senyum keibuan. Menggoyang-goyangkan putranya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.

"Lihat Putraku! Wajahmu adalah cerminan dari calon Kaisar masa depan." Ucap Hanare mengelu-elukan putranya.

"Seperti inilah seorang calon Kaisar harus dididik dengan tangan dan kekuasaan seorang Bangsawan, bukan pelayan." Pujinya lagi, namun diiringi sindiran untuk rival abadinya Naruto.

Hanare sejenak menyayangkan rencananya, bagaimana bisa Naruto berhasil melewati kutukan itu dan tetap hidup sampai sekarang. Ini sungguh penghinaan tak langsung pada kemampuannya.

"Apa dia iblis?" Bisiknya pada diri sendiri.

"Ya, pasti benar. Mana ada seorang manusia yang masih hidup setelah hampir meregang nyawa?!" Ungkapnya tak habis pikir.

"Pangeran Udon, kau harus cepat besar hmm.. Gunakan kekuasaanmu untuk mengusir wanita penyihir itu dari Istana ini! Dengan begitu Ibu akan selalu tidur dengan nyenyak." Pesan Hanare pada putranya yang setia memejamkan mata.

Hanare terus mengamati wajah putranya, dan mengernyit curiga kala melihat sisian wajah putranya yang terdapat bintik kemerahan. "Apa ini?" Tanyanya.

"Fuen, kau diluar?" Panggilnya pada sang pelayan.

***

The Great Princess Uchiha

Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
Story © Datekoii Dewii

Warning : EYD Error, Typos, AU, Gender Switch, Death Chara, Mature, Bash Chara, ect.

Don't Like Don't Read

***

Fuen masuk dengan tergesa. Ia bingung melihat raut wajah khawatir Hanare. "Ya, Yang Mulia."

"Lihat! Apa ini?!"

Fuen mendekati Pangeran Udon dan terbelalak horor ketika mendapati apa arti dari bintik merah itu. "Astaga! Ini campak Yang Mulia!" Pekiknya heboh.

Hanare ikut dibuat terkejut, ia sungguh ketakutan karena penyakit campak belum diketemukan obatnya dimasa kini, dan setiap kasus serupa selalu berujung pada kematian. "Cepat panggil tabib!" Perintahnya dengan airmata yang mulai turun secara perlahan.

Seluruh istana heboh oleh sakitnya Pangeran Udon. Pelayan, Kasim, Dayang bahkan Pangeran dan Permaisuri pun telah mendengarnya. Mikoto berjalan cepat menuju Heya -Balai khusus pengobatan.

"Anda dilarang masuk, Permaisuri." Kurenai menghalangi Mikoto yang hendak masuk ke dalam balai kesehatan.

Mikoto menurut, ia kemudian melirik kesamping dan menemukan Hanare menangis dalam pelukan Fuen. "Putri, jangan bersedih semua akan baik-baik saja." Mikoto menenangkan menantu pertamanya. Ia meminta Fuen menyediakan meja dan kursi untuk dirinya dan Hanare duduk.

Mikoto menghapus jejak airmata Hanare. "Tak apa, Tabib akan keluar dengan berita baik." Ucapnya kembali menenangkan.

Beberapa saat kemudian datang Itachi bersama Sasuke dan Naruto. Ketiga orang itu datang dengan wajah yang berbeda-beda. Hanare seketika memeluk suaminya. Namun Itachi tetap bergeming dan membiarkan Hanare memeluknya.

"Pangeran, maafkan aku. Karena aku Pangeran jadi seperti ini." Sesalnya. Itachi tetap keukeuh dengan wajah datarnya. Ini akan lain cerita jika Itachi tidak tau siapa ayah dari anak malang itu. Sayangnya, ia tau semuanya dan itu membuatnya semakin tak peduli.

The Great Princess Uchiha [ FanFict ] - HIATUSWhere stories live. Discover now