..: Bab 4 :..

3.3K 624 32
                                    

Telinga Hector mendengar suara dari dalam kereta barangnya dengan baik. Berawal dari suara hantaman di atap kereta yang dia duga adalah kepala sang lady yang tidak sengaja mengenainya. Hector mau tidak mau menarik sudut bibirnya. Membayangkan Ainsley yang meringis kesakitan. Hector sudah bersiap untuk mendengat teriakan panik maupun teriakan histeris bercampur histeris alih-alih yang dia dengar kemudian adalah suara jentikan dari pintu kereta yang sedang dibuka paksa.

Cerdik. Pikir Hector dengan geli. Dia lalu memacu kudanya sehingga dia berada tepat di sisi kiri kereta barangnya. Membuatnya lebih mudah mengamati apa yang akan terjadi dan lebih mudah mendengar suara-suara dari dalam keretanya.

Lima menit berselang dan dia cukup takjub ketika seorang lady yang dibesarkan di Inggris bisa tahu caranya membuka gerendel pintu dengan bantuan alat yang pastinya sangat sederhana. Hector penasaran, bagaimana cara Ainsley hidup di Inggris.

"Brengsek!" umpat sang lady yang membuat Hector membelalakan matanya.  Tidak menyangka bahwa Ainsley juga bisa mengumpat kasar. Yah, melihat bagimana ulahnya sampai sejauh ini, seharusnya Hector bisa menduganya.

Memutuskan untuk sedikit bersenang-senang, dia lalu menyuruh sang kusir untuk menghentikan laju keretanya dengan tiba-tiba. Mereka sudah melaju jauh dan hampir meninggalkan London. Berada di tengah hutan dan dikelilingi oleh pohon-pohon tinggi. Tempat yang cukup aman untuk menyapa sang lady yang meliar.

Hector sudah menunggu-nunggu kapan kiranya Ainsley akan terbangun. Dia bahkan mengosongkan muatannya dan meninggalkannya bersama Tony dan dua anak buahnya. Tony akan mengurus semuanya untuk Hector.

Tangan kuatnya lalu membuka palang di keretanya. Memberi sedikit jeda sebelum membuka pintu itu dengan sempurna. Dia melihatnya. Posisi Ainsley yang akan menyerangnya. Tubuh Hector dengan cepat menghindar. Membuat Ainsley terjatuh dengan bunyi yang terdengar menyakitkan dan erangan panjang darinya.

Sungguh, Hector ingin tertawa dan dirinya harus menahan diri habis-habisan.

"Ck. Aku tidak tahu bahwa kau akan seliar ini, Lass," cemoohnya dengan berdiri menjulang di atas Ainsley. Gadis itu mengerjap-ngerjap. Bulu matanya yang lentik menyapu pipinya dan membingkai netra sewarna lautan yang terlihat kaget.

"Siapa kau?"

Dia tidak mengenalinya.

Oh tentu saja! Dia bahkan belum pernah bertemu denganmu!

Bibir Hector mencebik kesal sebelum dia memiliki ide lain untuk membalas rasa kesal itu dengan hal lainnya. Hector lalu mendekatinya. Membuat Ainsley terlihat ketakutan dan mundur hingga punggungnya membentur roda kereta.

Dia takut kepadamu!

Itu memang hal yang memang harus terjadi.

Meski begitu, Hector tetap merasa kesal. Tatapan tajamnya mengambara ke tubuh Ainsley. Baiklah. Pakaiannya tidak seketat yang Hector perkirakan. Setidaknya, itu cukup untuk menutupi lekuk tubuh Ainsley yang pernah Hector rasakan ketika dia merengkuhnya semalam.

Tangannya lalu mencengkram pundak Ainsley. Berusaha tidak terlalu keras agar tidak menyakitinya. Tetapi sungguh, semalaman dia merasa kesal dan marah karena apa yang terjadi. Dia bahkan merutuki karena tidak berpikir panjang dan membawanya kembali ke Highland. Bukankah akan lebih bijak jika Hector membawanya dulu ke rumahnya dan memastikan bahwa keadaanya baik-baik saja?

Tetapi tidak. Itu tidak terjadi karena yang dia pikirkan kemudian adalah bahwa Hector harus segera membawanya pulang dan jika perlu, dia akan membuat wanita itu tersadar betapa bahayanya dia berkeliaran dan menyamar sebagai seorang pria dengan celana selututnya.

"Kau pikir, apa yang telah kau lakukan, Lass!"

Hector bisa melihat bagaimana pupil mata gadis itu yang membesar karena takut. Sedikit lagi... Sedikit lagi dan dia yakin bahwa Ainsley akan menangis. Namun yang terjadi selanjutnya adalah gadis itu yang membenturkan kepalanya di kepala Hector dengan keras.

Something OddsWhere stories live. Discover now