26

3.5K 156 0
                                    

Percayalah jika tutur katamu bisa buat dia terluka, sikapmu bisa buat dia menangis, jangan disakiti, karna hati wanita itu sensitif.


◾⭐◾⭐◾⭐◾⭐◾⭐◾


"Yaudah tunggu aja, ntar juga balik," kata Anton lalu merebahkan tubuhnya di kasur Leya, diikuti dengan Riko dan juga Vyo.

Saat Anton, Riko, dan Vyo tengah membaringkan tubuhnya tiba-tiba...

"KYAAAA!!!" teriakan terdengar dari lantai bawah, tepatnya dari arah dapur.

Mendengar teriakan tadi Anton, Vyo, dan Riko saling berpandangan sejenak.

"Leya/Mey/Keyna," pekik mereka bertiga, lalu dengan secepat kilat mereka langsung berlari menuju kearah sumber suara.

"Kenapa?!" tanya Anton khawatir dengan nada ngos-ngosan.

"Tadi ada kecoa terbang," balas Keyna yang masih memegang dadanya dramatis.

"Kirain ada apaan," kata Anton, Riko, dan Vyo dengan nada malas lalu mendudukkan badannya di kursi makan.

"Leya kemana?" tanya Anton saat menyadari tidak adanya sosok Leya disana.

"Oh... Leya lagi ngebuang kecoa tadi di kamar mandi," balas Mey lalu hanya dibalas anggukan dari Anton.

"Lagian kalian ngapain sih disini malem-malem?" tanya Vyo.

"Tadinya sih kita itu mau pada bikin pancake gitu, eh malah ketemu sama kecoa terbang, jadinya ya kepending," balas Keyna.

"Lah kok nggak nawarin kita sih?" tanya Riko dengan nada terdzolimi.

"Enggak. Kita sengaja nggak nawarin," kata Leya yang baru saja datang dari arah kamar mandi dapur.

"Jahat lo Ley," kata Vyo.

"Abisan, suruh siapa tadi langsung pergi gitu aja?" sindir Leya, sedangkan Anton, Riko, dan Vyo hanya memasang tampang cengengesan.

"Iya deh kita minta maaf, emm... Sekarang buatin kita juga ya," kata Anton dengan nada memohon.

"Iya dibuatin, tapi nada bicaranya nggak usah gitu juga, jijik gue dengernya," balas Mey.

"Gue nggak ngomong sama lu, dasar mak lampir," ketus Anton dan spontan langsung mendapat tatapan tajam dari Mey.

"Apa?!" sinis Anton.

"Ley, nggak usah dibuatin aja dia, biarin nggak usah dikasih makanan, biar mamposs!" ketus Mey sambil melirik Anton sinis.

Pletakk.

Sebuah sendok melayang di dahi Mey, sehingga membuat sang empu meringis. "Ley lo apaan sih? Kok malah nggetok kepala gue."

"Nah sekarang yang mamposs siapa?" tanya Anton sinis.

"Diem lo anying!" ketus Mey.

"Gue punya mulut, makanya nggak bisa diem, lo aja tuh yang diem!" balas Anton dengan nada yang mulai meninggi.

"Udah diem napa sih? Kalo mau makan ya makan, tapi diem aja kagak usah banyak bacot!!" kata Leya yang sudah tak tahan melihat kelakuan pacar dan sahabatnya itu.

About Love •End•Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt