Extra Part {2/2}

7.3K 207 49
                                    

Acara berlangsung dengan sangat meriah, dari awal hingga akhir acara. Seluruh tamu undangan menikmati setiap pertunjukan yang disajikan dengan terkagum-kagum, terlebih saat penampilan Lisa tadi, penampilan yang bikin hampir seluruh tamu menangis terharu karena kata-kata yang Lisa katakan sebelum ia tampil tadi.

Flashback on.

"Untuk acara selanjutnya adalah pertunjukan tari balet yang dibawakan oleh Lisa Soyana Erlangga."

Suara tepuk tangan bergemuruh di dalam ruangan saat sosok gadis kecil cantik nan lucu berdiri diatas panggung.

"Haii semuaaa?!" sapa Lisa dengan senyum yang tak pernah pudar dari wajahnya.

"Haii Lisaa!" balas seluruh tamu undangan, Anton tersenyum lembut kearah putri kecilnya itu, terlebih Fiki yang tak henti-hentinya meneriaki nama Lisa dengan diiringi tepuk tangan.

"Sebelum Lisa nari, Lisa mau ngucapin makasih banget buat ayah karna udah dateng disini buat ngeliat Lisa. Dan Lisa minta maaf sama ayah karna gara-gara Lisa, ayah jadi nggak jadi meeting sama temen kerjanya. Lisa bangga punya ayah kaya ayah Anton, ayah yang selalu nemenin Lisa dari kecil, ayah yang selalu ada disamping Lisa, nemenin Lisa," kata Lisa yang memulai pidato singkatnya.

"Selama ini, Lisa selalu nantiin sosok bunda di samping Lisa, Lisa kangen sama bunda. Lisa nggak pernah ngeliat sosok bunda Lisa. Semenjak kehadiran tante Mega, Lisa jadi ngerasa punya bunda," lanjutnya dengan air mata yang mulai membasahi pipinya, begitu juga dengan para tamu undangan. Terlebih Anton yang merasakan sesak di dadanya.

"Pertunjukan ini, Lisa sembahin buat ayah," kata Lisa sambil tersenyum lalu suara tepuk tangan terdengar sangat meriah bersamaan dengan lantunan musik yang mengiringi pertunjukan Lisa.

Flashback off.

Setelah acara sekolah selesai, Anton langsung mengajak Lisa pulang. Selama perjalanan, tak henti-hentinya Lisa dan Fiki saling bertukar cerita, menceritakan hal yang terjadi hari ini, mulai dari Lisa yang tadi sempat tidak nyaman dengan kostumnya sampai permen Lisa yang jatuh ketika akan dimasukkan ke dalam mulut.

"Lisa, Fiki pulang dulu ya. Besok pagi-pagi, Fiki main ke rumah Lisa lagi," kata Fiki berpamitan.

"Oke, besok Lisa tunggu ya," kata Lisa lalu mereka berdua berpelukan seperti biasa.

Anton sudah menganggap Fiki seperti anaknya sendiri, begitu pula dengan Lisa yang sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Mega dan suaminya.

"Ayah capek nggak?" tanya Lisa saat ayahnya baru mendudukkan bokongnya di atas sofa.

"Emang kenapa? Lisa mau apa hmm?" balas Anton.

"Enggak mau apa-apa yah," kata Lisa cengengesan lalu duduk di pangkuan ayahnya sambil menggesekkan kepalanya di dada bidang milik Anton.

"Ayah?" panggil Lisa pelan.

"Iya?" balas Anton lembut ambil mengelus kepala Lisa.

"Lisa punya bunda enggak sih yah?" tanya Lisa tiba-tiba yang sontak membuat Anton menghentikan kegiatan mengelus kepala Lisa.

Lisa mendongakkan kepalanya menanti jawaban dari ayahnya. "Setiap anak itu pasti punya bunda," balas Anton sambil tersenyum.

"Tapi Lisa nggak pernah ngeliat bunda, ketemu aja nggak pernah sama sekali," kata Lisa sendu.

"Lisa pernah ketemu kok sama bunda, kata siapa nggak pernah?" kata Anton.

"Enggak pernah," balas Lisa dengan mata yang mulai memerah karena menahan air mata.

About Love •End•Donde viven las historias. Descúbrelo ahora