01

4.4K 296 39
                                    




MINJOO POV

Aku tidak pernah menyangka kalau semuanya akan jadi seperti ini.

Semua yang telah kususun dengan susah payah sampai saat ini jadi berantakan, semuanya karena kesalahanku sendiri. Seharusnya aku tidak sebodoh itu, seharusnya aku bisa lebih menggunakan otakku, tapi apa boleh buat. Sepertinya takdir mempermainkanku. Semua yang selama ini kuimpikan yang seharusnya sedikit lagi bisa terwujud, hancur karena sebuah kesalahan konyol yang kulakukan.

Aku adalah seseorang yang selalu mengutamakan kesempurnaan. Sejak dulu tidak boleh ada yang salah dengan hidupku, semuanya telah kurencanakan dengan cermat. Aku belajar lebih giat dibandingkan dengan yang lainnya agar dapat diterima di universitas ternama, aku berusaha menjaga penampilanku agar terlihat menarik dan mendapatkan kekasih dari kalangan atas, aku berusaha lebih keras dari siapapun agar bisa bahagia.

Sejak kecil aku selalu dipuji sebagai anak yang cantik dan pintar. Semasa sekolah aku populer di mata teman-teman laki-lakiku dan juga di mata guru. Aku sempurna. Setiap orang akan menatapku dengan tatapan iri atau memujaku. Begitu lulus sekolah aku melanjutkan ke sebuah universitas terkenal dan berkencan dengan pemuda tampan dari keluarga kaya yang juga merupakan seniorku di kampus. Hidupku seperti seorang putri di negeri dongeng. Seharusnya, seperti dongeng-dongeng lainnya, hidupku pun diakhiri dengan kalimat '...bahagia selamanya'. Seharusnya semua berjalan sesuai rencana...

Sebuah kesalahan yang kulakukan merubah semuanya menjadi mimpi buruk. Saat ini aku terpaksa harus berhenti sementara dari kuliahku, padahal seharusnya aku bisa lulus tahun depan. Aku juga terpaksa harus putus dengan pacarku yang sudah menjalin hubungan denganku selama dua tahun lebih. Tidak hanya itu, lebih parahnya lagi, aku harus menikah dengan orang yang tidak kucintai.

Kedua orangtuaku terkejut saat aku dan Yujin memutuskan untuk menikah tapi mereka tidak keberatan. Kalau boleh jujur, mungkin dibanding orang tuaku, akulah yang lebih terkejut dengan keputusan ini. Aku tidak mencintai Yujin. Tidak sama sekali.

Aku dan Yujin melakukannya hanya sekali.

Kami melakukannya sekali saja, dan itu tanpa cinta. Saat itu kami berdua berada di bawah pengaruh alkohol dan pagi harinya kami tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi semalam. Yang terjadi malam itu adalah sebuah kesalahan besar yang sama sekali tidak pernah aku rencanakan sebelumnya. Satu kesalahan yang menghancurkan hidup dan mimpiku berkeping-keping.

Malam itu kami melakukan dua kesalahan. Tidak hanya berhubungan seks, kami juga melakukannya dengan tidak aman, dan untuk menutupi kesalahan itu ironisnya kami menutupinya dengan kesalahan lainnya. Menikah.

Aku dan Yujin menikah meskipun kami tidak saling mencintai.

Aku tidak membenci Yujin, tapi aku tidak mencintainya. Kami berdua hanyalah teman sepermainan sejak kecil. Kami sudah lama saling mengenal dan tidak saling mencintai, itu saja! Aku selalu bermimpi untuk bisa menjalani sebuah kehidupan kelas atas seperti seorang putri dan Yujin tahu itu. Dengan menikahinya, semua mimpi itu hancur begitu saja.

Yujin tidak mencintaiku, tentu saja, ia sudah lama mengenalku dan tahu seperti apa diriku yang sesungguhnya. Ia tidak pernah menganggapku sebagai seorang wanita, seperti aku tidak pernah menganggapnya sebagai seorang laki-laki. Kalau saja malam itu kami tidak terlalu mabuk, ini semua tidak akan terjadi.

Kami tidak saling mencintai namun kami harus menikah. Menyedihkan sekali.

Aku harus putus dengan pacarku, lebih tepatnya ia marah besar dan meninggalkanku begitu saja saat tahu apa yang telah terjadi. Tidak ada yang bisa kulakukan. Aku harus menikah dengan Yujin. Aku tahu, Yujin pun sangat marah karena hal ini namun tentu saja ia tidak bisa menyalahkanku sebab kesalahan ini adalah sebuah kesalahan yang dilakukan dua orang dan kami berdua harus bertanggungjawab.

MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang