11

1.5K 243 81
                                    


MINJOO POV

Mungkin apa yang kulakukan ini salah, ah tidak, apa yang kulakukan ini sudah pasti salah. Entah apa yang ada di kepalaku sampai-sampai aku ada di tempat ini saat ini. Ah tunggu, bagaimana kalau Yujin sampai tahu? Tidak, Yujin tidak akan tahu. Lagi pula kenapa kalau dia tahu?

Toh aku bukannya sedang berselingkuh.

"Jadi kau mau pesan apa?"

Aku menghela napas, sejak tadi mataku menatap daftar menu tapi tidak benar-benar membacanya. Kepalaku penuh dengan hal lain. Buru-buru aku menyebutkan menu paling atas yg ada di daftar itu. Aku bahkan tidak lapar saat ini.

Sebenarnya kenapa aku ada di sini?

Aku menatap pria di hadapanku ini sambil memicingkan mataku. Kenapa aku mau saat ia mengajakku bertemu lagi hari ini? Ah ya, ia bilang dia akan mengembalikan anting-antingku kali ini. Seharusnya aku segera pergi setelah menerima anting-antingku tapi Chaewon tidak akan membiarkanku pergi sebelum makan. Dia tahu aku tidak pernah bisa menolaknya.

Mungkin semua terdengar membingungkan. Semua berawal pagi ini, saat aku sedang asyik menonton acara bincang-bincang pagi di TV tibaa-tiba saja teleponku berdering. Aku tidak menyangka bahwa Chaewon akan menelponku, mengatakan bahwa ia sedang berada di sekitar rumahku dan mengajakku untuk bertemu.

Lagi-lagi ia beralasan ingin mengembalikan anting-antingku. Aku juga tidak menyangka, sebelum aku sempat berpikir, mulutku sudah mengiyakan ajakan Chaewon untuk bertemu. Padahal aku tahu, ini bukan hal yang benar untuk dilakukan. Kami bertemu di sebuah restoran keluarga yang berjarak beberapa blok dari apartemenku. Aku sedikit cemas kalau-kalau ada tetanggaku yang memergoki kami berdua.
Entah mengapa aku merasa bersalah.

Aku tidak mengerti mengapa Chaewon masih mau bertemu denganku. Seingatku saat kami putus dulu ia benar-benar marah padaku. Aku tidak yakin ia akan memaafkanku. Saat ini pun aku tidak tahu apa yang ada di dalam kepalanya. Mungkinkah ia masih membenciku?

Aku memicingkan mata memandang anting-anting yang ada di tanganku.

"Ini bukan antingku."

Chaewon tersernyum, "Oh ya?"

Aku menatapnya dengan bingung, "Ini bukan anting-antingku. Aku tidak mungkin salah mengenali antingku sendiri."

Chaewon hanya tersenyum sambil memakan saladnya. Aku masih mengerutkan dahiku. Aku tidak paham, ada apa ini sebenarnya.

"Chaewon..."

"Itu memang bukan antingmu, aku baru membelinya."

Aku menaikan sebelah alisku, "Untuk apa?"

Chaewon meletakan garpunya. Matanya menatap langsung ke mataku, "Aku ingin kau kembali padaku."

Aku terdiam. Chaewon masih menatapku dengan serius. Aku mencoba menunggu beberapa saat, berharap ia akan tertawa dan berkata bahwa semua yang baru saja ia katakan hanyalah lawakan untuk membuatku tertawa. Tapi sayangnya untuk sebuah lawakan, apa yang baru saja dikatakannya itu sama sekali tidak lucu dan untuk satu hal aku juga tahu bahwa Chaewon bukanlah tipe yang suka melawak. Apa yang baru saja di katakannya itu benar-benar serius dan aku tidak tahu harus memberikan respon seperti apa.

Aku membuka mulutku untuk mengatakan sesuatu tapi tidak ada satu pun kata yang keluar. Untuk beberapa saat mulutku membuka dan menutup tanpa bisa bicara apa-apa, untuk orang yang di meja di seberang kami aku pasti terlihat seperti ikan yang diletakan di luar akuariumnya. Aku tidak mengerti mengapa Chaewon bisa tampak begitu tenang saat dan setelah mengatakan hal seperti itu.

Setelah selama ini kenapa harus sekarang?




***



MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang