17

2.2K 271 59
                                    


MINJOO POV

"Aku mencintaimu."

Sekali lagi ia mengatakan tiga kata yang selama ini tidak pernah dikatakannya padaku itu. Aku tidak tahu harus berkata apa jadi aku hanya terpana menatapnya dengan mulut terbuka. Aku pasti tampak bodoh sekali saat ini tapi aku tidak peduli. Ahn Yujin, teman sepermainanku, pria yang menghamiliku dan menghancurkan masa depanku. Pria yang juga adalah suamiku.

Ia baru saja menyatakan cinta padaku. Setelah setahun menikah dan dua puluh tahun berteman, ia baru menyatakannya sekarang. Tunggu dulu, aku bahkan tidak pernah tahu bahwa ia mencintaiku. Maksudku, apa ia benar-benar mencintaiku? Bagaimana bisa...

Oh tunggu dulu...

Tiba-tiba saja aku kehilangan kata-kata. Aku bahkan tidak bisa mengeluarkan suara sedikit pun. Ada yang salah. Yujin mencintaiku? Aku tidak salah dengar kan? Ia benar-benar mengatakannya kan? Tidak, hari ini bukan tanggal satu bulan April, ini bukan lelucon April Mop. Ya kan? Kalau pun benar ini hanya sekadar lelucon, ini sangat tidak lucu.

FLASHBACK

"Apa maksudmu mengirimkan foto itu padaku?"

Pria yang duduk di hadapanku itu berwajah tampan. Tetapi hari ini tidak tertata rapi seperti biasanya. Di bawah matanya ada lingkaran hitam pertanda kurang tidur. Hari ini ia tidak tampak seperti biasanya. Samar-samar aku dapat mencium aroma soju darinya. Kim Chaewon, pria yang selalu disiplin pada dirinya sendiri, hari ini tidak terlihat seperti biasanya. Aku tidak ingin menduga-duga tentang alasan dibalik penampilannya hari ini. Tujuanku menemuinya hari ini adalah untuk mengakhiri semuanya. Tentu saja, sebenarnya semuanya telah berakhir di antara kami sejak setahun yang lalu saat aku memutuskan untuk menikahi Yujin dan melahirkan anakku. Kali ini, aku hanya ingin menegaskan padanya bahwa aku telah memilih dan yang kupilih bukanlah dirinya.

Aku mencoba tersenyum, tatapan mata Chaewon yang tajam membuatku sulit untuk bernapas, bagaimana pun ia adalah pria yang pernah mengisi hidupku sebelumnya, pria yang pernah kucintai.

"Aku rasa sudah jelas apa maksudku," aku berkata perlahan, "aku bahagia dengan keluargaku saat ini, aku tidak bisa bertemu denganmu lagi. Aku bisa berteman denganmu, tapi aku tahu bukan itu yang kau mau, Chaewon, jadi aku terpaksa harus mengatakan bahwa aku tidak bisa menemuimu lagi."

Ekspresi di wajah Chaewon saat itu baru pertama kali kulihat. Tiba-tiba aku merasa ragu. Aku tidak lagi yakin apakah keputusan yang kuambil ini adalah keputusan yang benar atau tidak. Aku merasa bimbang saat aku tiba-tiba teringat akan Yunjoo, bayiku yang saat ini berada di rumah ibuku, kutitipkan sementara aku pergi menemui Chaewon. Tidak, ini bukanlah saat yang tepat untuk merasa ragu.

"Kau tidak mencintai Ahn Yujin," kata Chaewon dengan kedua tangan terkepal di atas meja, "kau tidak bisa memaksakan diri untuk hidup bersama dengan orang yang tidak kamu cintai! Minjoo, aku mencintaimu, aku mau menerimamu, aku mau menerima anakmu. Aku berjanji aku akan memperlakukannya seperti anakku sendiri. Kumohon, beri aku satu kesempatan."

Aku menggeleng.

Chaewon adalah seorang pria muda yang berpendidikan dan cerdas, namun sepertinya ia tidak paham. Pernikahan bukanlah hal yang semudah itu bisa diakhiri hanya karena salah satu pihak merasa tidak puas. Ia tidak mengerti... Awalnya aku juga tidak mengerti namun setelah hampir setahun menikah dan memiliki anak, akhirnya aku menyadari bahwa pernikahan bukanlah hanya tentang diriku. Aku tidak bisa bertindak egois hanya karena aku tidak merasa puas.

"Chaewon, akulah yang waktu itu memutuskan untuk meninggalkanmu dan menikah dengan Yujin," kataku mencoba menjelaskan, Chaewon adalah pria yang cerdas, seharusnya ia paham, "kalau sekarang aku meninggalkan Yujin untuk kembali padamu, apakah kau yakin kelak aku tidak akan meninggalkanmu lagi untuk bersama orang lain?"

MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang