[5] The Life

22 2 0
                                    

Korea, musim semi setahun lalu

Solbin menggelengkan kepalanya menatap Minah yang sedang menikmati kopi yang baru saja ia beli. Sudah tahun keenam bagi Solbin menemani Minah ke pohon sakura ini dan sudah setahun ini ia menutup rapat rahasia mengenai pernikahan Jaehyun. Solbin menyesap kopinya. Pahit seperti keadaan perasaan mereka. Solbin menatap Minah hingga Minah menoleh juga.

"Wae?" Tanya Minah.

"Mau sampai kapan menunggu Jaehyun?" Ucap Solbin.

"Dia bahkan tak pernah menghubungimu lagi sejak setahun lalu." Lanjutnya.

"Apalagi alasannya? Apakah laki-laki memang banyak alasan?" Cerewet Solbin, ia sedikit kesal karena Jaehyun tak kunjung menjelaskan pada Minah hingga membuat wanita ini terus menunggunya.

"Dia pasti punya alasan Bin. Aku yakin dia akan datang." Kekeuh Minah.

"Tapi sampai kapan harus ke tempat ini?" Solbin mulai lelah, ia rasanya ingin menangis saja dengan keadaan ini.

"Kalau kamu tidak suka kamu tidak perlu menemaniku." Minah agak marah.

"Bukan begitu Min. Cuma kamu sendiri yang bilang agar aku move on dari Jungkook. Aku lakukan itu. Tapi kamu sendiri?"

"Case kita beda Bin. Jaehyun memintaku untuk menunggu. Wajar aku menunggunya."

"Tapi sampai kapan? Sampai dia membawa berita tentang pernikahannya?" Solbin langsung menutup mulutnya.

"Maksudmu?"

"Aniya Min." Solbin memalingkan wajahnya.

"Solbin-ah? Jujur padaku." Minah menarik Solbin hingga menghadap dia.

Solbin menggigit bibirnya yang keceplosan. Ia merutuki diri sendiri kenapa bisa keceplosan. Tidak seharusnya Minah mengetahui semuanya dari dia. Minah akan terluka karena ia tahu Minah begitu mencintai Jaehyun. Dari dulu hingga sekarang. Mata mereka berdua berubah sendu. Minah benar-benar tak mengharapkan jawaban yang menyakitkan. Solbin tak yakin ia mampu menyampaikannya.

"Ahn Solbin." Ucap Minah lagi.

"Mianhae Minah. Jaehyun sudah menikah setahun lalu dengan wanita lain. Makanya dia tak bisa menghubungimu lagi."

"Kamu bohongkan?"

"Mianhae." Ucap Solbin lagi.

"Katakan ini bohong Solbin." Solbin menengadahkan kepalanya menatap langit.

"Bohongkan?"

"Kenapa aku harus bohong Min? Jaehyun sendiri yang bicara." Air mata Solbin mengalir.

"Bagaimana mungkin? Kenapa kamu tidak katakan dari dulu? Kamu..." Minah sudah tak sanggup untuk berkata.

"Aku kecewa Bin." Minah meninggalkan Solbin yang terdiam.

"Kamu pantas kecewa." Lirih Solbin.

"Maafkan aku." Solbin menutup matanya dan membiarkan air matanya mengalir.

...

Solbin mengarahkan mobilnya menuju rumah yang begitu ia kenal. Ia keluar dengan membawa bungkusan dari mini market. Ia melihat Minah sedang duduk diam di pekarangan rumah. Ia duduk di sebelah Minah dan memberinya sebotol soju.

"Bukankah hidup memang menyakitkan? Kalau tidak ingin sakit maka mati saja." Ucap Solbin, ia membuka botol soju di tangannya.

"Ahh... hidup ini bahkan lebih pahit dari soju ini." Keluh Solbin.

Winter Wind : Tears are Falling #SEASONSERIES | ✔️Where stories live. Discover now