Semuanya

4.1K 558 58
                                    

Hai semuanya!

Terima kasih untuk kalian yang udah mau jawab pertanyaan saya di chapter sebelumnya.

Jawaban-jawaban dari kalian sangat beragam dan sangat memberikan saya insight untuk menulis.

Maaf kalau saya gak bisa jawab satu per satu. Tapi kalian harus tahu kalau saya membaca semua komen kalian setiap ada notifikasi.

Jadi, terima kasih udah setia baca cerita saya, udah mau vote dan komen. You guys are rock!!



Tania's Pov

Pesan Kak Retta barusan sukses membuatku uring-uringan. Kenapa sih dia tiba-tiba muncul kayak gini?

Aku pun memutuskan untuk tidak langsung membalasnya. Setelah hampir 2 jam dari dia mengirimiku chat, aku baru membalas pesannya dengan singkat.

"Baik." - Tania

Tidak menunggu waktu lama, dia langsung membalasnya.

"Oh syukurlah. Maaf ya kalo ganggu, night." - Kak Retta

Yah, kok gitu doang balesnya? Perlu aku bales lagi tidak ya? Ah tidak usahlah, biar dibaca saja.

Aku mencoba untuk memejamkan mata, tapi tidak bisa-bisa. Aku menghitung anak domba, bukannya ngantuk, aku malah kesal karena lupa sudah hitungan ke berapa. Aku pun membuka foto album SMA-ku yang sengaja aku taruh di Facebook. Aku jadi mengingat masa lalu.

Pertama kali kenal Dhea, pertama kalinya dikerjai oleh Kak Jingga, digombali oleh Adrian, hingga untuk pertama kalinya aku jatuh cinta ke Kak Retta. Semua kenangan itu satu persatu muncul di ingatanku. Aku rindu dengan suasana putih abu-abu. Aku rindu dengan segala momen itu.

Keesokan harinya di kampus

"Tan, Ketaaaan," panggil Dhea sedikit berteriak memanggilku.

Aku menoleh ke arahnya. "Apaan?"

"Eh eh, semalem Kak Jingga chat gue," ucapnya dengan menggebu.

"Chat apaan?" Tanyaku datar.

"Dia nanyain kabar gue terus dia nanyain lo juga."

"Oh."

"Ih, kok datar gitu sih?"

"Ya emang gue mesti gimana?"

"Ya nanya apa kek, timbal balik gimana kek."

"Hemmm, ya terus Kak Jingga nanya apa lagi emang?" Aku mengikuti kemauannya.

Reminisce 2.0जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें