Dia

4.4K 535 119
                                    

Retta's Pov

Aku membuka mata secara perlahan. Aku melihat wajah tidur Tania yang hanya berjarak 10 sentimeter dari wajahku.

Wajahnya sangat teduh walau bibirnya tidak tertutup rapat secara sempurna, tapi dia tetap terlihat menggemaskan. Aku masih memanjakan kedua mata ini dengan terus menatapnya lekat. Lalu perlahan aku memegang bibirku. Ah, semalam bibir kami kembali bersentuhan. Aku masih mengingat betapa lembutnya bibir Tania.

Tania mulai bergerak lalu dia membuka matanya mendapati aku yang masih menatapnya. Dia kaget dan langsung menjauhkan wajahnya.

"Ih Kak Retta, ngapain?" Tanya Tania.

Aku tersenyum. "Good morning, Tania."

Dia diam dan menatapku sejenak dengan wajah tersipu.

"Mo-morning Kak," ucapnya sembari menutup wajahnya dengan bantal.

Tania selalu bisa membuatku tertawa melihat segala tingkah lakunya yang menggemaskan itu.

Aku bangun dari tempat tidur lalu mematikan pendingin di kamarku dan membuka jendela agar sinar matahari bisa masuk dengan sempurna.

Tania juga bangun dari posisi tidurnya lalu meminta ijin ke kamar mandi. Aku merapikan tempat tidur lalu duduk di bangku kerjaku.

"Ih, kok tempat tidurnya udah rapi?" Tanya Tania yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Haha kenapa emang?" Tanyaku balik.

"Seharusnya kan aku yang rapiin. Kata Bunda, aku gak boleh repotin Kak Retta," jawabnya dengan wajah lugu.

Aku berdiri dan mendekatkan wajahku di depannya.

"Aku seneng kok direpotin sama kamu," ucapku sambil mengacak rambutnya lalu masuk ke kamar mandi.

Lagi dan lagi wajah Tania merona. Sepertinya aku punya hobi baru, yaitu membuatnya selalu tersipu.

Setelah cuci muka dan menggosok gigi, aku mengajak Tania untuk sarapan di bawah bersama Papa dan Mama.

"Nah, ini gadis-gadis cantik udah pada bangun. Sini, Mama buatin scramble egg sama bread toast buat kalian," ucap Mama yang sedang menata piring di meja makan.

"Papa mana Ma?" Tanyaku.

"Papa lagi lari pagi, kayaknya dia sarapan bubur di luar sama Pak RT," jawab Mama.

"Ooh," sahutku.

"Tania gimana tidurnya? Nyenyak?" Tanya Mama ke Tania.

"Nyenyak Tante."

"Syukurlah. Kamu sering-sering aja nginep di sini ya Tania, kasian si Retta sendirian terus semenjak ditinggal Jingga. Dari mereka kecil, mereka gak pernah bisa lepas. Walaupun sering berantem, tapi Retta sama Jingga selalu ganti-gantian nginep dan akurnyaaaa kebangetan. Tante juga gak ngerti sama mereka berdua kenapa begitu. Tapi pas Jingga balik lagi ke sana, Retta kelihatan murung terus di rumah dan..."

Aku melihat wajah Tania yang terlihat tidak nyaman, lalu aku menghentikan kalimat Mama. "Ma, ayo makan."

"Oh iya-iya. Nih untuk Tania, ini untuk Retta," Mama pun kemudian memberikan roti panggang di atas piring kami.

"Tania suka susu cokelat? Atau mau teh hangat? Tanya Mama lagi.

"Apa aja Tante," jawab Tania.

Reminisce 2.0Where stories live. Discover now