Part 8

14.6K 1.5K 291
                                    




"Hwang Hyunjin"

"Jung Jeno"

Jeno tersenyum saat tangannya berjabat dengan pemuda yang di bawa Jaemin ke hadapannya. Matanya melirik Jaemin yang masih mengenggam tangan Hyunjin.

"Kita bicara ditempatku saja ya, ayo"

Jaemin berjalan di depan dengan menarik Hyunjin dan meninggalkan Jeno. Melihat hal itu Jeno hanya bisa tersenyum sinis. Merasa kasihan dengan dirinya sendiri. Tapi tidak ingin terlalu larut dalam kesedihan, Jeno memilih untuk membiarkan itu semua dan mengikuti Jaemin dari jauh.

Membuka pintu apartemantnya Jaemin mempersilahkan Hyunjin untuk duduk. Saat Jaemin ingin pergi kedapur tangannya di tahan oleh Jeno.

"Duduklah, temani dia. aku akan membuatkan minum" senyum Jeno

Jaemin hanya mengangguk lucu, tersenyum saat Jeno mencium pipinya. Sedangkan mata Jeno kini melirik Hyunjin yang sedikit terkejut dengan dia yang tiba-tiba mencium Jaemin di depannya.




Jeno membiarkan Jaemin bersama Hyunjin di ruang tamu. Saat di dapur Jeno tidak langsung membuat minuman, dia terdiam dan berfikir tentang hal lain. Mencoba untuk mengumpulkan beberapa ingatannya tentang orang yang bersama Jaemin itu.

"Hwang Hyunjin.. Hwang Hyunjin..Hyunjin, Hyunjin. Aku pernah mendengar nama itu sebelumnya. Tapi dimana?"

Jeno mengigiti kuku jarinya. Alisnya tertekuk untuk berfikir tentang nama Hwang Hyunjin.

Berputar-putar di dapur Jaemin, Jeno masih mencoba mengingat siapa Hwang Hyunjin itu. Dan saat dia tidak sengaja melihat Hyunjin yang memegang tangan Jaemin, seketikan otak Jeno berfungsi. Matanya berkedip beberapa kali saat ingatan tantang Hyunjin muncul tiba-tiba.

"Hwang Hyunjin. Cih,, "Jeno tersenyum sinis saat ini.

Tangannya mengambil gelas dalam rak dan menuangkan jus kesana. "Astaga, jadi itu mantan Jaemin. Lumayan. Tapi tetap masih lebih baik seorang Jung Jeno." Lirihnya

Jeno melirik kesamping saat merasa ada lengan melingkar di perutnya. Tersenyum saat mendapat kecupan di pipi dari Jaemin.

"Kenapa lama?"

"Aku lupa letak jusnya Na."

"Kamu ini"

"Ini, bawakan untuknya"

"Kok aku?" tanya Jaemin

"Aku mau mandi Na, lagian tidak enak kalau aku bergabung"

"Baiklah, bajumu ada di lemari kamarku ya"

"Iya. Ya udah sana" usir Jeno lembut

Saat melangkah kembali keruang tamu, Jeno hanya bisa tersenyum sedih. Sepertinya inilah yang harus dia lakukan saat ini. membiarkan Jaemin bersamanya. lagipula, Jaemin saja bisa percaya dengannya kenapa Jeno tidak bisa percaya dengan Jaemin.

"Lakukan apapun yang kamu sukai Na, karena aku percaya denganmu. Aku percaya jika seorang Jaemin hanya milik Jeno."




Berfikir positif Jeno berjalan ke kamar Jaemin. Lebih baik dia berendam untuk menenangkan hatinya. Mengambil beberapa bajunya yang memang dia tinggal di apartemant Jaemin, mata Jeno melirik ponselnya yang berdering.

"Iya Ma"

"Dimana?"

"Di apartemant Jaemin Ma"

"Jangan pulang terlalu malam ya"

"Jeno menginap Ma, Jaeminkan baru pulang dari rumah sakit, masa Jeno harus tinggal"

My Family (End) {Book 2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang