4. Senpai

157 13 18
                                    

"Sial! Siapa sih anak itu?" gumam pria itu yang sedang mengamati sang dewi dan tiga serangkai dari kejauhan.

"Kenapa lu, bro? Muka ditekuk kek meja lipat gitu?" tanya seorang pria kurus berkacamata di sebelahnya.

"Lihat tuh anak!" seru pria tampan itu sambil menunjuk Chiba yang sedang menjabat tangan Nana.

"Kenapa emangnya?" tanya pria berkacamata itu tak mengerti.

"Siapa sih dia? Bisa-bisanya nyentuh tangan my honey seenaknya!" dengus pria tampan itu sambil menyilangkan tangannya.

Pria berkacamata itu  memicingkan matanya melihat Chiba, "ah! Dia kan si anak baru itu! Anak kelas 2-4 yang bikin masalah sama anak kelas 3-1!"

"Oh.. jadi dia orangnya? Lu tau siapa namanya?" tanya pria itu penasaran.

"Namanya.. Yudai Chiba. Emangnya kenapa? Lu mau labrak dia?" tanya pria berkacamata itu.

"Dia harus diberi pelajaran! Enak aja, gue ditolak mulu, dia yang baru masuk udah sedeket itu! Gak adil ini namanya!" gerutu pria tampan itu.

"Udahlah, Ken! Sampai kapan lu ngejar Nana?"

"Sampai dunia runtuh pun, gue bakal tetep ngejar dia!"

***

Setelah kepergian Nana yang kembali ke kelasnya karena harus mengerjakan tugasnya, tiga serangkai pun saling bernyanyi riang gembira.

"Stop, stop!" perintah Taishi pada Ryo dan Chiba.

"Kenapa?"

"Apa ini? Lirik lagu lu salah!" seru Taishi sembari menunjuk Ryo.

"Masa sih?" gumam Ryo sambil mengingat-ingat dengan wajah jeleknya.

Chiba pun tertawa melihat Ryo berwajah jelek dan juga dimarahi oleh Taishi.

"Lu juga!" seru Taishi menunjuk Chiba.

"Eh? Kok gue juga? Seinget gue lirik gue bener kok!" protes Chiba tak ingin disalahkan.

"Siapa bilang soal lirik?" tanya Taishi sambil memicingkan matanya, "ini soal suara lu yang cempreng!"

Wakakakak. Terdengar suara ngakak dari Ryo mendengar kritikan dari Taishi. Sambil memegangi perutnya menahan tawa ia berkata, "ternyata.. lu lebih parah!"

Chiba pun merengut dan mulai gemas pada dua insan yang menjengkelkan baginya. Ia pun merangkul dua insan itu dengan erat hingga membuat mereka kesakitan dan menyesal. Tiba-tiba..

"Woi!" teriak seorang pria berambut hitam cepak yang sedang berjalan dengan angkuhnya menghampiri tiga serangkai disusul dengan pria kurus berkacamata.

Tiga serangkai pun terdiam melihat mereka. Taishi dan Ryo segera berdiri tegap dan bersembunyi di belakang Chiba. Chiba yang menyadarinya, heran mengapa 2 temannya seperti ini setelah melihat 2 pria di depannya, "lu pada kenapa?"

"Itu si senpai!" jawab Ryo dengan berbisik.

"Senpai?"

"Nakajima senpai!" imbuh Taishi sambil menarik baju Chiba bersembunyi di belakangnya dengan masih mengintip para senpai di depannya.

Chiba menelan ludahnya, kini ia harus berhadapan dengan saingan terberatnya. Ia berpikir saat melihat bentuk senpai di depannya, dia begitu tampan dengan wajah yang cukup menakutkan. Apa mungkin dia terlibat dalam kasus yang dia selidiki? Atau bahkan pelakunya? Ah, itu bukan hal yang harus dipikirkan sekarang! Dia harus berpikir bagaimana menghadapinya sekarang.

Senpai itu berhenti tepat di depan Chiba. Ia mendongakkan kepalanya dan melihat Chiba dengan pandangan turun ke bawah hingga tampak menakutkan. Chiba mengernyitkan dahinya, "emang nggak capek kepala dongak gitu mulu? Itu juga, mata bisa juling kalo kek gitu!"

Umurku 30 Bukan 17 (Tamat)🌹Where stories live. Discover now