7. Anti Om-Om!

120 11 0
                                    

"Kyaaaaaaaaaa~ Chiba-kun hentai! Dia hentai!"

–Ryo–

💚

Pulang sekolah, tiga serangkai tampak sedang bersenang-senang.

"Ayo kita main bola!" ajak Ryo sambil merangkul Taishi dan Chiba.

"Bola yang mana ya?" tanya Taishi pura-pura tidak tahu.

"Apa maksud lu yang mana?" tanya Chiba tak mengerti.

"Bola kan bermacam-macam, yang itu yang ini itu," jawab Taishi tidak jelas sambil menggerakkan tangannya membuat lingkaran di udara.

"Bola itu aja," sahut Ryo sambil tertawa aneh disusul Taishi.

"Apa yang kalian pikirkan? Kalian mesum ya?" tebak Chiba sambil menyilangkan tangannya.

"Mesum? Siapa yang mesum?" tanya Ryo dengan polos.

"Chiba-kun.. kamu hentai*! Tidaaaak!" ujar Taishi sambil menyilangkan tangannya memeluk dirinya sendiri sambil bergerak secara alay.

"Kyaaaaaaaaaa~ Chiba-kun hentai! Dia hentai!" teriak Ryo dengan alay sambil menunjuk-nunjuk Chiba.

Chiba menepiskan tangannya, "apaan sih kalian ini! Jangan teriak aneh-aneh!"

Taishi dan Ryo tertawa dengan riang gembira telah menggoda teman barunya. Tiba-tiba tawa mereka terhenti melihat seseorang di belakang Chiba. Chiba berbalik badan, "Nana-chan!"

"Chiba-kun, kamu.. hentai?" tanya Nana yang sudah berdiri di sana sejak 5 menit lalu dengan tatapan yang aneh.

Chiba segera panik dan menggelengkan kepalanya, "nggak, nggak! Mereka cuma bercanda! Gue.. gue sa-sama sekali nggak hentai kok!"

Nana diam saja dan memicingkan matanya. Chiba semakin gugup dan gemetaran. Ia mengacungkan dua jarinya ke atas, "be-beneran! Gue nggak hentai!"

Nana pun tertawa tiba-tiba membuat tiga serangkai bingung padanya. Taishi dengan nada lirih berkata, "Nana-chan orang aneh ternyata!"

Chiba yang tersinggung segera menyikut perut Taishi, "diem aja lu!"

Taishi hanya meringis dan Nana mulai menyadarinya. Ia berhenti tertawa, "kamu.. lucu ya Chiba-kun!"

Jantung Chiba terasa seperti ditembak panah asmara, melihat senyuman Nana yang begitu manis membuat tubuhnya menjadi panas seketika. Ia tertunduk malu dan tak bisa menahan senyum. Dia benar-benar senang dipuji gadis cantik di depannya.

"Ah!" pekik Nana, "Chiba-kun, kamu mau antar aku ke rumah sakit?"

Chiba mendongak, "eh?"

Ryo menutup mulutnya, "Nana-chan! Lu mau ke dokter kandungan?"

"Hah? Siapa yang bilang?" tanya Nana bingung.

"Gue. Oh My God!" Ryo menatap tajam Chiba, "apa yang kau lakukan Shogun? Berani-beraninya, kau menghamili putriku?"

"Putrimu?"

"Wuaaaahh Chiba-kun! Lu udah hamili anak orang?" tanya Taishi dengan suara keras, orang di sekitarnya pun menatap Chiba.

Chiba segera menutup mulut Taishi, "kalian kalo gak bisa tutup mulut, kagak gue kasih tiket VIP Haruka-chan!"

Taishi dan Ryo membelalakkan matanya, "serius? Lu punya? Kok bisa?"

"Aaa.. itu..," Chiba mulai gugup lalu berbohong, "mm.. kalian tau kan aku punya kakak seorang polisi. Itu sih gampang buat dapet tiket VIP gitu."

"Wuaahh! Mau, mau!" sorak Ryo dan Taishi yang berubah dalam sekejap bagaikan anak kucing minta makan.

Umurku 30 Bukan 17 (Tamat)🌹Where stories live. Discover now