9. Pacaran

96 12 0
                                    

"Baby pandaku~, pulang sekolah nanti mau karaokean, nggak?"

–Nana–

💜

Setiap Chiba dan Nana pergi untuk mengintai Kento sepanjang hari malah membuat Chiba tidak fokus dengan pengintaiannya. Perhatiannya telah teralihkan dengan kehadiran Nana di sampingnya. Jantungnya berdegup kencang bagaikan kereta api sedang lewat. Ia memanfaatkan momen ini untuk memandangi Nana dengan puas.

"Kamu kenapa? Ada sesuatu di wajahku?" tanya Nana bingung melihat Chiba memandangi dirinya.

Chiba menggeleng, "cuma.."

"Cuma apa?"

"Cuma.. kecantikan lu gak ilang-ilang!" jawab Chiba sambil mengerdipkan matanya.

"Apaan sih! Gombal!" balas Nana sambil menepuk lengan Chiba dengan keras.

Sssstt!

Chiba memberi kode diam, Nana pun menurut. Mereka pun lalu tersenyum-senyum sendiri senang berduaan dengan pujaan hati. Tiba-tiba dada Chiba sesak, rasanya sangat membakar dan menggelora. Ternyata hormon seksualnya sedang naik karena diabetes memandangi kecantikan wajah Nana. Wajahnya mulai memerah dan memanas, tangan Chiba pun mengulur begitu saja meraih wajah Nana dan mencium bibirnya.

 Wajahnya mulai memerah dan memanas, tangan Chiba pun mengulur begitu saja meraih wajah Nana dan mencium bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ehm, yang nulis baper duluan😏

Nana yang terkejut masih terdiam mematung dicium oleh Chiba. Chiba yang tersadar segera melepaskan ciumannya dan menutup mulutnya. Ia pun tergagap, "a-aa.. ma-maaf! Gu-gue.. gue.. mm.."

Chiba kehabisan kata-kata, ia menggaruk-garuk kepalanya begitu frustasi bagaimana caranya ia menjelaskan hal ini. Ia berkali-kali melirik Nana merasa bingung akan melakukan apa.

Nana mulai tersadar dan merapatkan bibirnya, ia tertunduk malu. Keadaan menjadi canggung seketika. Bermenit-menit masih diam membisu bagaikan sedang tertidur pulas. Akhirnya Nana mengeluarkan suaranya, "ka-kamu.. kenapa cium aku?"

Chiba menelan ludahnya dan berpikir keras akan menjawab apa. Akhirnya terbesit di pikirannya untuk menembaknya sekarang. Ia mengambil nafas panjang. "Karena gue.. gue cinta sama lu!"

Nana menelan ludahnya, terkejut dengan pengakuan Chiba. Ia terdiam tanpa menjawab. Chiba mulai gelisah. Apa gue salah ngomong? Apa seharusnya bukan sekarang? Aduh gimana ini?

Dengan ragu Chiba memandang lekat-lekat Nana, "l-lu.. marah?"

Nana menggeleng cepat, "nggak kok. Nggak. Ehm!"

Nana berdeham dan menutupi mulutnya dengan tangannya sebentar. Nana balas memandang lekat-lekat, "kamu.. serius?"

Chiba mengangguk mantap, "iya. Serius. Lu mau jadi pacar gue?"

Umurku 30 Bukan 17 (Tamat)🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang