2. Tak berjudul

3K 137 2
                                    

Suara bising terdengar dari ruangan kelas tempat Dara menuntut ilmunya selama 2 tahun ini. Beberapa manusia tengah bergerak ke sana ke mari, bercanda riang dengan manusia lain, tersenyum dan tertawa lepas bersama. Namun, Dara tidak begitu. Semenjak 2 tahun terakhir, hidupnya memang monoton, jika diberi warna hanya ada 3 komponen warna dalam hidupnya, yaitu hitam, putih, juga abu.

Hobinya menggambar. Abstrak yang terlihat di kertas putihnya selalu mencirikan realita kehidupannya. Hanya satu teman yang dia miliki, dia adalah Yumi. Yumi, gadis keturunan jepang yang begitu mempercayai Dara, dia mengerti semua tentang Dara, juga kehidupan yang dilewatinya selama ini.

"Dara, gue seneng lo masuk kuliah lagi,"ucapnya tertunduk sendu.

"Kenapa ekspresi lo begitu? Katanya lo seneng." Dara mulai tersenyum lepas di depannya.

Mata bengkak juga sendunya tak nampak di wajahnya. Hanya terlihat sebuah cahaya memancar. Sebuah aura baik mulai keluar dari diri seorang Dara. Tak banyak yang tahu akan kehidupannya, Yumi adalah satu-satunya orang yang punya ikatan kuat pada Dara.

"Sudahi atau kau akan terluka. Buka lembaran baru, terpuruk itu adalah suatu hal yang buruk. Cinta bukan satu-satunya hal yang penting di dunia. Merasakannya sekali saja sudah cukup, entah bisa merasakannya lagi atau tidak, aku tidak peduli lagi saat ini! Cukup di hari itu saja." Tulisan dalam diary Dara yang begitu elok terlihat.

Perkuliahan telah selesai. Langkah menuju dunia baru diawalinya. Gandengan tangan Yumi begitu menguatkannya untuk bisa merasakan kebahagiaan kembali.

"Kita ke resto biasa, gimana?" Pertanyaan Yumi yang tentu tak bisa Dara tolak.

Beberapa piring makanan sudah disiapkan pelayan resto untuk mereka. Tak ketinggalan, es timun serut adalah minuman favorit Dara yang tak pernah absen ketika ia mengunjungi resto favorit mereka.

"Dara, mulai sekarang, lo harus kasih judul dalam hidup lo. Gue tau keburukan mungkin lagi berpihak sama lo. Tapi keburukan selalu bersanding sama kebaikan kan?"

"Gue rasa, gak ada judul yang tepat buat hidup gue. Biarkan hidup gue tanpa judul saat ini. Gue mau mikirin apa yang sebenarnya gue kejar di dunia yang fana ini Yum. Masalah yang lalu,gue biarin berlalu. Tapi jujur, gak mudah buat gue menutup semua luka itu."

Langit cerah berubah jadi suram. Bulan mulai memancarkan cahayanya. Beberapa bintang sudah memenuhi atap langit. Ditatapanya abu bekas pembakaran yang sempat ia lakukan. Setidaknya, dia bahagia melihat kertas tebal itu hangus terbakar keseluruhan tanpa meninggalkan bekas. Ditatapnya atap langit malam dengan mata berkaca. Kesenduan selalu terlihat dalam matanya. Bulu mata yang indah terlihat lentik ketika matanya terbelalak ke atas.

"Dara, ayo masuk! Di sini dingin." Ucapan seorang wanita paruh baya yang disebut Ibu itu, ternyata lebih mampu melindunginya dari kedinginan.


Voment🙏thx
Maaf kalo ceritanya kurang jelas, ikuti terus dramanya.
Vote + Coment, salah satu hal pembangkit semangat para author.

Terima Kasih❤

UNTITLED, 2017Where stories live. Discover now