32. Marry Me

685 41 0
                                    

Cinta tidak bisa kita prediksi. Pada siapa akan jatuh, pada siapa akan berlabuh, pada siapa akan menjaga. Dara mendapat sebuah hadiah begitu indah di dunia, seorang Gevan yang bisa memberinya luka, tapi luka itu selalu membekas sebagai kasih sayang baginya. Dan Afta, Afta cowok tergokil, aneh, yang pernah ia temui dan satu hal yang membuat Dara begitu nyaman, bahwa Afta bisa terus membawanya pada senyuman.

Yumi dengan Mark terus meledek Dara yang tersipu malu jika disinggung dengan kata 'Afta' di depannya. Tampilan Dara pun berubah lebih cemerlang. Afta datang untuk menjemput seorang gadis yang sekarang ia sebut pacar. Masih mengenakan celemek di bajunya, Dara masih terfokus pada lukisan sementara Afta yang sedari tadi duduk belum kunjung ditegurnya.

"Darrrr, masih lama?" tanya Afta dengan terus menatap arlojinya.

"Sebentar lagi."

"Ah gak bisa. Karena kemarin lo sempet jutekin gue, lo harus menebus dosanya." Afta menarik paksa pergi Dara, walaupun dirinya masih memakai celemek yang penuh coretan warna.

Sampailah di sebuah kantin, Afta lantas terduduk membuat Dara begitu bingung.

"Duh, kenapa sih?"

"Karena kesalahan lo hirauin gue beberapa hari yang lalu, lo harus traktir gue hari ini."

"Apa? Gue lagi ngelukis, baju gue masih ....."

"Satu piring pasta, ditambah jus lemon yang paling seger."

"Apa?"

"Satu menit dimulai dari sekarang. 1, 2, 3, 4, 5, 10, 20 ..."

Dengan tingkah Afta yang kembali menjadi dirinya yang menyebalkan, Dara hanya menghela napasnya pasrah. Ingin rasanya ia mencengkram lelaki itu yang selalu membuatnya jengkel.

Mereka duduk berhadapan dengan ditemani dua piring pasta lezat bersamaan dengan es lemon yang terlihat begitu segar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka duduk berhadapan dengan ditemani dua piring pasta lezat bersamaan dengan es lemon yang terlihat begitu segar. Afta memandangi wajah Dara lama, masih dengan senyum yang melekat di wajahnya.

"Ke .... kenapa lo liat gue kayak gitu?"

"Cantik banget," gumam Afta lantas mengambil garfu bersamaan dengan sendoknya.

"Si .. siapa?"

"Bi Yuli lah, masa lo?!" Afta terkekeh setelah berhasil mengejek Dara lagi.

Dara sendiri sudah biasa mendapat lelucon receh yang terkadang memang membuatnya jengkel setiap kali Afta mengeluarkan kata-katanya.

"Pulang kuliah besok gue tunggu di dekat halte kampus, gak usah bawa mobil."

"Emangnya mau ke mana?"

"Secret."

Tangan Afta tak tahan melihat sisa makanan yang menempel di celah ujung bibir Dara. Dengan sergap, ia membersihkannya dengan tangan.
Dara melotot, ia segera mengambil tissue dan menyingkirkan tangan Afta dari depan wajahnya. Jantungnya mulai berdekup kencang setelah lama tak merasakannya lagi. Sementara, Afta hanya memasang pose tampan di depannya.

UNTITLED, 2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang