Murid Pindahan

22.1K 829 11
                                    

⛅⛅⛅⛅⛅

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⛅⛅⛅⛅⛅

Kicauan burung saling bersahut-sahutan. Bersamaan dengan sang mentari yang mulai memancarkan sinarnya sehingga cahayanya menembus jendela kaca kamar pemuda tampan yang kini tengah mengerjapkan matanya.

"Enghh..." erangnya layaknya seperti orang baru bangun tidur.

Hari ini adalah hari paling memalaskan bagi hampir seluruh pelajar di Indonesia. Senin, hari yang begitu melelahkan.

Dimana harus upacara terlebih dahulu. Jam istirahat yang tak kunjung tiba. Serta tugas yang menumpuk. Sama halnya bagi lelaki tampan yang kini tengah berjalan gontai menuju kamar mandi.

Menurutnya, kenapa Senin harus ada? Sudah seperti hari keramat jika ia harus mendengar nama harinya. Terlebih harus menjalaninya. Membayangkannya saja sudah membuatnya mual-mual. Maka dari itu, ia tak pernah mau bertanya tentang hari.

15 menit berlalu. Pemuda tadi sudah siap dengan seragam putih abu-abu ala bad boy nya. Tidak mengenakan atribut. Rambut yang disisir menggunakan sela-sela jari. Serta bahu kanan yang menenteng tas yang isinya hanya satu buku tulis kosong tanpa pulpen.

"Pagi mah, pah, kak," sapa pemuda tadi dengan wajah datar tanpa ekspresi yang dari dulu ia pajang tanpa ada niat untuk merubah ekspresi wajahnya itu.

Dia, Rafael Anton Pranata, anak dari Daffa Putra Pranata dan Fania Putri Angeline. Dia mempunyai dua saudara kembar. Rachel Ayu Angeline kembaran pertamanya yang sudah pasti berjenis kelamin perempuan, dan yang satu Farrel Yoga Pranata wajah yang sangat mirip dengan Rafa, namun sifat dan kepribadian yang sangat bertolak belakang. Meskipun begitu, Daffa dan Nia tidak pernah membeda-bedakan anak-anaknya.

"Pagi kembali Antartika," balas Farrel sambil mengoles selai di rotinya.

"Ya elah dek, pagi-pagi tu muka langsung datar aja. Senyum dikit gitu," kata Rachel sambil menatap Rafa dengan tatapan kesal. Pasalnya, Rafa tak pernah menunjukkan senyumannya, bahkan untuk keluarganya sendiri.

"Hmm," dan ya. Selalu saja seperti itu.

"Udah-udah, sekarang kalian habisin sarapannya. Keburu telat," kata Daffa menengahi.

"Siapp pah," balas Farrel semangat.

Acara sarapan dilakukan dengan hikmat tanpa ada yang berbicara. Karena Daffa dan Nia yang sudah membiasakan itu sejak anak-anak mereka masih kecil.

-----------------------------------------------------------------

Senin, pukul 07.00

Cold Boyfriend [Ending] Where stories live. Discover now