Kecelakaan Olahraga

13.7K 597 17
                                    

=============

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

=============

Hari ini. Sudah memasuki hari ke-5 Naya sekolah di Permata High School.  Rasa senang selalu menyelimuti harinya. Terlebih selepas kedekatannya dengan Rafa. Kedekatan yang Naya rindukan.

"Baik anak-anak. Hari ini kita akan melakukan olahraga voly. Mulai dari passing bawah dulu. Untuk seksi olahraga, kamu bisa memimpin teman-teman kamu," kata Pak Pran. Guru olahraga.

"Loh Pak? Terus bapak gimana? Ngapain? Ngopi di warung?" tanya Gladis polos. Gladis itu seksi olahraga kedua.

"Enak saja. Bapak ini lagi ngurusin rapor kalian, bentar lagi kalian mau naik kelas kan," kata Pak Pran.

"Kok cepet banget ya? Perasaan belum seminggu gue sekolah disini," kata Naya.

"Ya iyalah, orang elo pindah pas menjelang kenaikan kelas," balas Indry. Teman satu bangku Naya.

"Hehe," balas Naya sembari cengengesan.

"Yasudah. Kelompok Bapak aja yang ngatur ya, biar nggak berebutan. Berhubung muridnya ada 50 kan? Nah yaudah kelompoknya jadi berapa ya? Jadi 10 aja ya?" kata Pak Pran.

"Kalo jadi sepuluh kelompok kebanyakan Pak, masa setiap kelompok cuma 5 orang," kata Yudas.

"Yasudah jadi lima kelompok saja," kata Pak Pran.

"Yahh... Kebanyakan dong Pak," kata Bisma.

"Mau kalian ini apa sih? Satu kelompok dihuni 5 katanya terlalu sedikit dihuni 10 katanya kebanyakan. Makanya, punya kelas jangan kebanyakan penghuni. Repot kan jadinya," kata Pak Pran yang mulai kesal.

"Makanya Pak, kalo bikin sekolah jangan gede-gede, saya pertama kesini sampe dibikin bingung," kini Naya mulai ikut bicara. Rafa? Dia lebih memilih mendengarkan musik melalui heandseat nya. Duduk ditepi lapangan tanpa menghiraukan kicauan guru dengan para muridnya.

"Loh kok malah nyalahin Bapak? Bapak nggak ikut bikin," kata Pak Pran.

"Bikin apaan Pak?" tanya Rio dengan polosnya.

"Bikin sekolahan lah. Emang kamu pikir bikin apaan?" balas Pak Pran.

"Mungkin maksud Rio, Rio ngiranya kalo Bapak ikut andil dalam bikin anak gitu Pak," kata Rangga yang ikut menimbrung.

"Enak aja, Bapak masih perjaka ya," kata Pak Pran dengan nada tak terima.

Pak Pran memang masih muda diantara guru laki-laki lainnya. Dengan perawakan tinggi, putih, dan juga tampan. Bahkan siswanya ada yang menaksirnya. Umurnya saja masih 25 tahun-an.

Cold Boyfriend [Ending] Where stories live. Discover now