Khawatir

7.8K 382 4
                                    

Bel tanda pulang sekolah sudah dibunyikan sejak 5 menit yang lalu, seluruh siswa juga sudah menyurut karena sudah banyak yang pulang ke rumah masing-masing. Namun, juga masih ada beberapa diantara mereka yang memilih untuk masih disekolah karena urusan pribadi mereka masing-masing.

"Yuk pulang?" Ajak Rafa begitu ia selesai mengemasi barang-barangnya.

"Yuk?" Balas Naya.

Mereka memang sengaja untuk pulang sedikit telat dari biasanya, untuk menghindari Haikal tentunya.

"El yakin kalau Haikal udah pergi?" Tanya Naya.

"Mungkin belum," balas Rafa.

"Kenapa udah keluar? Apa nggak kita tunggu aja sampai beberapa menit dulu gitu? Nay nggak mau ketemu dia," kata Naya.

"Udah gapapa, kan ada aku," ucap Rafa mencoba untuk menghibur Naya.

"Iya," balas Naya sembari tersenyum.

Mereka berdua berjalan menuju arah parkiran. Tidak ada agenda setelah pulang sekolah, jadi, Rafa nanti akan langsung mengantar Naya pulang saja, agar Naya bisa istirahat. Karena jika Rafa perhatikan, akhir-akhir ini Naya mudah sekali lelah, bahkan wajahnya juga pucat, nampak seperti orang sakit.

"Naya, aku tungguin dari tadi. Eh taunya baru keluar, yuk?" Ucap Haikal kala Naya dan Rafa berpapasan dengannya di parkiran, Haikal menunggu Naya di parkiran.

"Maaf Kal, aku nggak bisa. Aku udah ada janji sama Bunda kalau mau pulang cepet hari ini," tolak Naya secara halus.

"Bentar aja nggak lama kok," bujuk Haikal tanpa peduli ada Rafa yang tengah memandangnya tajam.

"Lo nggak denger kalau Nay nggak bisa?" Sinis Rafa.

"Gue denger, lo nggak usah ikut campur karena tadi Naya udah janji sama gue buat nemenin gue pergi," balas Haikal yang mulai tersulut emosi.

"Aku nggak ada janji sama kamu, dan aku nggak pernah janji buat nemenin kamu," kata Naya yang merasa keberatan atas ucapan Haikal barusan.

"Lo denger kan? Yang lo ajak aja nggak pernah ngerasa kalau dia janji mau nemenin lo. Jadi nggak usah maksa dong!" Kata Rafa.

"Eh lo nggak usah ikut campur ya," kata Haikal yang malah nyolot.

"Gue berhak ikut campur karena dia pacar gue! Lo yang seharusnya nggak ikut campur dalam hubungan gue!" Ucap Rafa dengan nada tinggi yang kemudian membawa Naya pergi dari tempat itu.

Naya tak berani menatap Haikal, dirinya memilih untuk menunduk saat melewati Haikal, ia tidak ingin pandangan mereka bertemu.

"Arghh!" Kesal Haikal sembari menendang ban mobilnya saat Rafa dan Naya mulai tak terlihat dari pandangannya.

####

Ada sebuah pesan masuk dari ponsel Naya, sebuah pesan singkat dari Haikal. Naya ingin membalasnya, namun ia teringat akan larangan Rafa pada dirinya perihal Haikal.

"Sorry Kal," ucap Naya sembari menghapus pesan dari Haikal.

Ia kembali merasakan kepalanya pusing, bersamaan dengan itu, lagi-lagi darah segar mengalir dari hidungnya. Ia langsung saja meraih tisu yang ada di nakas samping tempat tidurnya.

Cold Boyfriend [Ending] Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt