Mulai Akrab

12.2K 548 28
                                    

"Haii El? Kita satu bangku lagi."

Rafa menoleh, menatap Naya dengan tatapan malasnya. Ingin rasanya ia mengacak-acak rambut Naya. Namun ingin hanyalah ingin.

"El? Seneng nggak bisa duduk bareng Nay lagi?" tanya Naya sembari menoel-noel pipi Rafa.

Rangga dan Rio yang melihat itu hanya bisa terkekeh. Harapan untuk melihat Rafa tidak dingin, mungkin akan segera tercapai.

"Raf? Ditanyain tuh," kata Rio yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari Rafa.

"Sans bosku," kata Rio sambil mengangkat kedua tangannya di depan dada.

"Sumpah dulu Mama ngidap bongkahan es batu apa gimana sih?" tanya Naya yang mulai melipat kedua tangannya di depan dada.

Rafa lalu beranjak dari duduknya untuk segera pergi. "Rafa! Mau kemana kamu?" tanya Bu Iis.

Rafa hanya diam tak menjawab hingga membuat Bu Iis hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Bu, saya ikut ijin deh. Mau ganti baju," alibi Naya.

"Yasudah, jangan lama-lama," kata Bu Iis.

"Bu? Kenapa di ijinin sih? Itu cuma akal-akalannya Naya sama Rafa doang," kata Jovan tak terima.

"Apa ya?" tanya Bu Iis.

"Yee, si Ibu dibilangin kagak percaya," kata Jovan.

"Biarin lah. Biar mereka deket, kan bagus. Biar populasi manusia Antartika sedikit berkurang," kata Bu Iis hingga membuat seisi kelas, cengo dibuatnya.

Sedangkan disisi lain. Naya tengan berusaha menyejajarkan langkahnya pada langkah Rafa.

"El mau kemana sih? Jangan bolos lagi dong. Kan tadi udah bolos, masa mau bolos lagi. El emangnya nggak takut dikeluarin. El sebenernya niat sekolah nggak sih?" cerocos Naya disamping Rafa hingga membuat Rafa pusing kala harus mendengarkannya.

"Udah?" tanya Rafa sembari menghentikan langkahnya.

"Belum, kan El belum jawab," kata Naya.

Demi apapun, Rafa ingin memakan Naya saat ini juga. Perkataannya yang sama sekali tak ada titik komanya. Entah mungkin dulu Bunda Naya ngidam kompresor hingga menjadi seperti ini.

"Mending lo balik ke kelas," kata Rafa datar.

"Kan mau ngikutin El," balas Naya dengan senyumannya.

"Mau ikut ke kamar mandi? Yaudah yok," kata Rafa yang sontak membuat Naya membulatkan matanya.

"Kok Rafa mesum sih!" pekik Naya hingga membuat Rafa terkekeh kecil. Namun sayang, Naya tidak mengetahui itu. Jika ia tahu, mungkin ia akan langsung salto kanan, salto kiri, roll depan, roll belakang, meroda, split, hingga kayang.

Rafa lalu memutuskan untuk meninggalkan Naya, mumpung dirinya sedang tutup mata akibat perkataan Rafa barusan. Entah karena apa ia harus menutup matanya.

"Loh El?" tanya Naya lingling kala mendapati Rafa yang sudah berjalan jauh di depannya.

"Wahh parah. Bisanya cuma ninggalin orang doang," kata Naya kesal. Namun terpaksa, ia harus menunggu Rafa disana. Mana mungkin ia akan menyusul Rafa ke kamar mandi.

"Bosen banget sih. Pengen ngapain coba, HP dikelas lagi," kata Naya bergumam pada dirinya sendiri.

Aktifitasnya saat ini hanyalah memperhatikan kakinya yang ia ayunkan sembari menunggu datangnya Rafa.

"Lo kenapa disini?" tanya Rafa begitu ia selesai dari kamar mandi.

"Nungguin kamu lah. Emang ngapain lagi?" balas Naya dengan nada kesalnya.

Cold Boyfriend [Ending] Where stories live. Discover now