[xii]

12.3K 2.1K 436
                                    

Jaemin bangun lebih siang dari biasanya, sehingga ia harus menelepon Renjun untuk menyuruhnya berangkat terlebih dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jaemin bangun lebih siang dari biasanya, sehingga ia harus menelepon Renjun untuk menyuruhnya berangkat terlebih dulu. Hari ini ia mungkin membiarkan supirnya untuk mengantarnya; biasanya Jaemin akan naik bus bersama Renjun. Namun ketika ia keluar dari pintu rumahnya, seseorang sudah berada di depannya. Tersenyum sangat lebar.

Andai dia tak membuat luka, mungkin Jaemin sudah membalas senyumannya saat ini.

"Kenapa kau disini?" tanyanya dengan nada dingin.

Sosok itu, Jeno, meraih pergelangan tangan Jaemin kemudian menyeretnya ke arah dimana mobilnya terparkir. Supirnya sudah menunggu disana. Beruntung, Jaemin tak menolak. Ia sudah sangat telat dan tak ingin menghabiskan waktunya hanya untuk berdebat dengan mantan kekasihnya itu.

Jaemin tak bisa menebak apa yang ada dalam pikiran Jeno. Kenapa dia tersenyum seolah ia tak pernah melakukan kesalahan dan bagaimana mungkin dia dengan penuh rasa percaya diri menariknya seperti sekarang? Memang dia pikir Jaemin tak memiliki harga diri? Teringat hal tersebut, Jaemin segera menarik paksa tangannya.

"Aku bisa sendiri." cetusnya dengan nada kesal. Masuk ke dalam mobil Jeno dan memposisikan dirinya dalam jarak aman.

Jeno hanya mendesah dan masuk ke dalam mobilnya. Perjalanan ke sekolah mereka hanya diisi dengan keheningan. Jaemin sibuk menatapi jalanan yang renggang sementara Jeno sibuk menatapnya sembari memikirkan kalimat apa yang perlu ia ucapkan untuk mengurangi kecanggungan ini. Namun pada akhirnya, ia menyerah dan membiarkan Jaemin mengabaikan kehadirannya.

Lima belas menit kemudian, mereka telah keluar dari mobil. Beruntung gerbang masih belum ditutup dan bel masuk baru saja berdering.

"Jaemin-ah.."

Jeno berusaha mengimbangi langkah mantan kekasihnya. Berusaha meraih pergelangan tangannya namun sayangnya gagal. Tingkah keduanya tentu menjadi perhatian murid-murid di lorong. Bagaimana tidak? Mereka masihlah pasangan favorit sekolah. Banyak sekali yang berharap keduanya kembali bersama.

"Na Jaemin." Kali ini Jeno berhasil menarik pundak mantan kekasihnya hingga ia berbalik menatapnya.

Sebelum Jaemin berhasil pergi lagi, ia sudah lebih dulu menarik pemuda bersurai pinkish itu ke tempat sepi di ujung lorong dekat taman sekolah. Jeno memenjarakan tubuh Jaemin diantara lengannya, berusaha menutup segala akses Jaemin untuk pergi darinya. Keduanya saling pandang dengan artian berbeda.

"Kau gila? Aku harus masuk kelas."

"Tidak bisa." Jeno menatapnya dengan binar penuh harap. Meskipun mereka tak bisa kembali, setidaknya keduanya tak berhenti saling berbicara. Jeno tak bisa bersikap seperti Jaemin yang bisa mengabaikannya kapan pun dia mau. "Setidaknya biarkan aku meminta maaf dengan tulus, Jaemin-ah­. Jika memang aku tak bisa memperbaiki hubungan ini, setidaknya jangan membiarkan pertemanan kita juga berakhir."

[☑]『 ʙᴜʙʙʟʏ 』Where stories live. Discover now