[☑]『 ʙᴜʙʙʟʏ 』

[xxxi]

Kamar telah diatur sedemikian rupa. Namun banyak sekali perubahan yang terjadi.

Seperti Chenle yang harusnya sekamar dengan Renjun, justru ditarik Jisung pergi ke kamarnya. Kemudian Lucas dan Jungwoo yang harusnya tidur berdua, justru ditambah dengan Jeno.

Mark perlu beradu mulut dengan Jaemin sebelum akhirnya bisa tidur bersama Haechan; karena Jaemin ingin tidur bersama Haechan. Pada akhirnya, Jaemin harus tidur sekamar dengan Renjun.

Suasana menjadi sangat canggung ketika keduanya memasuki kamar mereka.

Well, hanya ada satu ranjang queen size disetiap kamar.

Jaemin berdehem kecil, membuat atensi Renjun dari kopernya beralih pada kekasihnya. Yang lebih muda darinya itu terlihat sangat tidak nyaman dan seringkali mengusap tengkuknya. Ujung kupingnya memerah lucu.

"Kau ingin mandi terlebih dulu atauㅡ"

"Kau bisa menggunakannya lebih dulu, Jaemin-ah."

"Oh," Jaemin mengangguk kaku. "Baiklah."

Dan setelahnya, pemuda itu segera menarik salah satu handuk dari dalam lemari pakaian yang tersedia dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Bahkan ia sampai lupa membawa bantu ganti.

Setelah Jaemin menghilang di balik pintu, Renjun yang awalnya berjongkok langsung menjatuhkan pantatnya di atas karpet. Ia mengerang kecil, memastikan suaranya tak terdengar kekasihnya di dalam sana.

"Sial," Ia menutupi wajahnya dengan telapak tangan. "Itu canggung sekali!"

(┛❍ᴥ❍)┛彡┻━┻

"Apa yang harus kulakukan, hyung?"

"Kau ingin melupakan perasaanmu?"

"Aku ingin semuanya berakhir. Aku tidak bisa melihat mereka seperti ini. Aku mencintai keduanya dan tak ingin hubungan mereka berakhir hanya gara-gara aku."

"Kalau begitu ungkapkan perasaanmu."

"Tapiㅡ"

"Setidaknya itu akan mengurangi bebanmu, Jeno-ya... Itu juga akan memudahkanmu untuk melupakan perasaanmu."

(┛❍ᴥ❍)┛彡┻━┻

"Kau melamun." Jeno tersentak ketika suara yang sangat familiar menyapanya dari arah samping.