[xviii]

11.7K 1.9K 339
                                    

Renjun berangkat sekolah bersama Jaemin seperti biasanya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Renjun berangkat sekolah bersama Jaemin seperti biasanya. Mereka bercanda dan mengobrol seperti hari-hari sebelumnya. Pemandangan dimana Jaemin menggoda Renjun yang membuat pemuda mungil itu marah-marah di sepanjang lorong sudah menjadi sebuah kebiasaan. Tidak ada yang mengherankan.

Kedekatan keduanya sudah nampak normal dan tak banyak orang yang membicarakan hubungan Jeno-Jaemin lagi; kecuali, yeah, beberapa orang yang sangat sangat menyukai hubungan keduanya.

"Kau akan berkumpul dengan anggota OSIS lagi setelah ini?"

"Hm, mayhaps?" Renjun cemberut mendengar ucapan Jaemin.

Pemuda itu akhir-akhir ini selalu sibuk dengan kegiatan OSISnya. Ya, memang sih sebentar lagi adalah kenaikan kelas yang mana pada penghujung semester, akan ada penyelenggaraan acara seperti sebuah festival untuk melepas senior mereka. Tapi dia tak tahu kalau mereka sesibuk ini. Jaemin pasti sangat lelah membagi waktu antara kegiatan OSIS, belajar, dan... dirinya?

"Ini tahun terakhirku bermain bersama Mark hyung sebagai sesama anggota OSIS, y'know. Aku bahkan sampai menculiknya dari Haechan." Jaemin terkekeh ketika teringat raut kesal Haechan karena mengambil waktu kebersamaannya bersama Mark. "Ah, Renjun belum begitu kenal 'kan dengan Mark hyung? Kau hangout bersama Haechan tetapi belum mengenal kekasihnya."

Renjun meringis. Ia sedikit menyesalkan sifat 'penyendiri'nya yang masih belum berubah dari dirinya.

"Aku tidak bisa cepat akrab dengan orang baru."

"Aww," Jaemin menarik pipi kanan Renjun yang mana membuat pemuda mungil itu berteriak dan langsung menepis cubitan Jaemin. "Lalu bagaimana dengan kita?~" Entahlah. Renjun tak memiliki jawaban pasti kenapa dia bisa cepat akrab dengan Jaemin hanya dalam satu malam saja.





"Kauㅡ"

"Aku?" Renjun melangkahkan kakinya lebih cepat, berusaha mengabaikan pertanyaan Jaemin. Mereka menaiki tangga dengan tergesa, mendapat pandangan heran dari siswa yang berpapasan.



"Kau aneh, jadi aku mudah akrab denganmu."


"Mana ada orang mau berteman karena dia aneh." Jaemin berdecak kecil, masih mengikuti langkah cepat Renjun. Tentu saja kaki pendeknya itu dengan mudah ia ikuti. "Apa karena aku tampan? Akui saja~" Kupingnya perlahan memerah. Dalam hati, ia mengakui ucapan pemuda itu. Jaemin itu memang tampan dan menggemaskan, perpaduan yang pas. Tapi tentu saja ia takkan mengakuinya dengan lantang.

"Aku juga tampan, apa bedanya?" Jaemin hanya tertawa geli mendengarnya. Iya, Renjun memang tampan. Tapi wajahnya lebih seperti perpaduan 'manis' dan 'indah'. Membuat siapapun takkan bisa berpaling darinya.

[☑]『 ʙᴜʙʙʟʏ 』Donde viven las historias. Descúbrelo ahora